Mengenai bagaimana situasi di lapangan sana... monggo dibaca di :
http://www.detiksurabaya.com/indexfr.php?url=http://www.detiksurabaya.com/index.php/detailberita.main/y/2007/m/05/d/30/tts/215906/idkanal/466/idnews/787438/

tentara memang dilatih untuk membunuh.. mengenai dar dor di luar camp, itu 
karena beban mental personel tentara yang sudah kelewatan untuk dapat 
ditanggung sendirian.... dan itu sudah seharusnya ditanggulangi oleh 
komandan pleton atau camp. Cuma masalahnya apakah mereka (komandan) 
mengantisipasi atau tidak, yaa.... itu menjadi lain persoalan.

tapi saya juga sedih, sampai anak kecil juga jadi korban... terlebih 
balita... merasakan banget.

perspektif netral bukan berarti pembenaran dari suatu kasus lho.. harap 
dibedakan lho pak..
saya memandang dari sisi 13 personel itu pak.. bagaimana mereka harus 
bertindak.. bagaimana komandan regu harus memikirkan jangan sampai melukai 
rakyat tapi juga sekaligus mikirin personelnya..."hanya personel yang 
patroli". Monggo dibaca lagi beritanya dan tulisan saya secara utuh jangan 
dipotong-potong.

Tulisan saya disini cuma memandang bagaimana para personel tersebut harus 
bertindak.... Salah jika menembak rakyat sendiri, namun salah juga jika mati 
konyol, akhirnya menembak batu (tanah) yang menghasilkan peluru pantul 
(richocet) setelah menembak ke udara sebagai peringatan. Peluru dari timah 
pecah, dan kemudian menembus beberapa orang dari massa. Disini pecahan 
peluru juga masih cukup kuat untuk terbang dan melukai orang dewasa namun 
membunuh anak kecil.

Oya, masalah negosiasi tuh urusan komandan pusat atau minimal perwira... 
Bukan personel dibawahnya.. Sementara personel dibawahnya tetap harus 
menjalankan komando dari atasan dan kudu nurut meski hati tak mau.. (kayak 
lagu). Itu udah strict order dalam militer pak.. Kalo diluar negeri, 
biasanya jadi desersi tuh personel yang ga nurut...

Sudahan ah.. koq malah jadi polemik ga jelas gini...

Intinya:
1. Salahkan pemerintah karena membiarkan persoalan tanah menjadi 
berlarut-larut. Harusnya dapat dicegah.
2. Salahkan pada perwira militer (komandan) yang tidak dapat melihat situasi 
dibawahnya. Termasuk menjalankan aturan.
3. Sangat merasakan dan turut berduka cita terhadap keenam korban di 
Pasuruan. 6 korban termasuk janin yang dikandung.
4. Semoga kasusnya dapat ditindak lanjuti dengan fair termasuk 
mempertimbangkan dari sisi humanisme kedua belah pihak.

salam damai....
sambil berdoa smoga kasus ini tidak terulang lagi... Amiin..

----- Original Message ----- 
From: "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <mediacare@yahoogroups.com>
Sent: Friday, June 01, 2007 10:31 AM
Subject: [mediacare] Re: marinir tewaskan empat rakyat jelata


> --- In mediacare@yahoogroups.com, "Yoga" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>> makanya, sekali lagi dalam tulisan saya sebelumnya... kasus ini
> menjadi besar dan berat sebelah karena melibatkan aparatur negara yang
> terlatih untuk membunuh serta secara institusional (tentara) mempunyai
> track record yang nda bagus di politik negara kita. So, kita udah
> terdoktrin untuk menyalahkan yang lebih kuat..
>>
> Kalau benar bahwa tentara itu cuma dilatih membunuh, berarti ada
> kesalahan mendasar disini.
>
> Bukankah bisa saja, para tentara itu mengalah dulu. Stop pekerjaan
> yang diprotes warga. Adakan pertemuan antara tokoh masyarakat, ulama,
> komandan, dsb... negosiasi..
>
> Gak pernah dilatih negosiasi ya tentara?
>
> Gak pernah dilatih berstrategi juga?
>
> Gak pernah dikasih tau bahwa senjata itu bukan untuk ditembakkan ke
> rakyat sendiri?
>
> Taunya cuma nembak apapun yang didepannya? Pantesan berantem sama
> istri dor, sama temen sendiri dor, lama2 kucing yang nyolong ikan di
> rumah juga di-dor...
>
> Soal sudut pandang, bukannya kita seharusnya memberikan perspektif
> sudut pandang yang netral? Bukan berarti kita pahami: oya mereka
> memang taunya ngebunuh sih, jadi ya terima aja perlakuan begitu...
>
> Kalau kayak gini sih, sama aja kita miara singa. Memangnya mereka ada
> dan digaji buat apa? Digaji pake uang siapa?
>
> salam,
>
> fau
>
> PS. Herannya kok ada "boss" tentara (yg katanya dilatih membunuh) itu
> kalo mikir mau mutusin sesuatu luamaaa bener... trus kalo ngomong
> muter2 dulu, sampe orang mesti nafsir2 sendiri maksudnya apa.
>
> 

Reply via email to