Sangat mulia BJ Habibie usulkan upgrade N250, dan akan lebih mulia kalau beliau 
berkenan membeayai sendiri desain ulang ini, karena dana pribadi berkecukupan 
apalagi kalau ada kucuran dari Jerman. Jepang, Korsel dan Taiwan yang sudah 
sangat maju tidak mencampuri industri pesawat terbang. 
   
  Doctor yang didunia terkenal karena manajemen chaos dalam iptek Indonesia 
apalagi dalam politik ini banyak kemungkinan akan berhasil yakinkan SBY dkk 
untuk melaju lagi naik N250 kearah penghamburan APBN dan dana nonbudgeter untuk 
akhirnya bangkrut lagi. 
   
  Karena yang kuasa sekarang tetap saja semua anak didik mantan bosnya Habibie. 
Sangat mungkin ini langkah awal BJB yang dikenal sangat ambisius untuk ikut 
ramaikan pilpres 2009. Kasihan bangsa ini terus hidup dalam alam tipuan citra.
   
  RudyP
  

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail&id=8754
   
  Sabtu, 09 Juni 2007,
   
   
  
Habibie Ingin Desain Ulang Pesawat N-250 

  Pasar Prospektif setelah Fokker 50 Tak Produksi 
JAKARTA - Mantan Presiden B.J. Habibie mengharapkan pemerintah mengembangkan 
kembali industri pesawat terbang Indonesia. Saat bertemu Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono, pendiri PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) itu 
mengusulkan untuk mendesain ulang pesawat N-250.

Pertemuan Habibie dan SBY itu berlangsung di Istana Negara. Selama satu jam, 
mantan Direktur Utama IPTN itu menggelar pertemuan empat mata di ruang tamu 
istana. 

Setelah itu pertemuan dilanjutkan dengan menghadirkan Dirut PT PAL Indonesia 
Adwin Suryohadiprodjo, Dirut PT Pindad Budi Santoso, dan Dirut PT Dirgantara 
Indonesia Rudi M. Mokobombang. Ikut hadir pula Menteri Luar Negeri Hassan 
Wirajuda, Menkominfo Mohammad Nuh, Mensesneg Hatta Radjasa, Menristek 
Kusmayanto Kadiman, Menteri BUMN Sofyan Djalil, dan Panglima TNI Marsekal Djoko 
Suyanto.

Dalam pertemuan tersebut, Habibie menyampaikan harapannya tentang pengembangan 
industri strategis nasional. Terutama pesawat terbang. Doktor lulusan Jerman 
yang menjadi presiden ketiga RI itu menyayangkan jika industri penerbangan 
tidak lagi berkembang dan menghadapi ajal.

Habibie maupun SBY tidak mau menyampaikan langsung isi pembicaraan mereka 
kepada wartawan. Namun, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa menjelaskan, 
Habibie memberikan banyak masukan kepada SBY. Salah satunya, tentang sejarah 
pengembangan industri strategis di Indonesia. Pria kelahiran Pare-Pare, Sulsel, 
adalah penggagas dan lama mengepalai Badan Pengembangan Industri Strategis 
(BPIS).

"Tadi Pak Habibie menyebut redesain terhadap N-250 yang lebih ekonomis dan irit 
bahan bakar," kata Hatta. 

Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter bermesin turboprop rancangan asli 
IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Pesawat ini dulu dikenal dengan nama 
Gatotkaca. N-250 yang merupakan andalan PT DI dalam usaha merebut pasar di 
kelas 50-70 penumpang. 

Pesawat N-250 pernah menjadi bintang pameran Indonesian Air Show 1996 di 
Cengkareng. Sejak 1997 pesawat ini dihentikan produksinya akibat krisis ekonomi 
. Habibie pernah menyampaikan keinginannya meneruskan program N-250, dengan 
syarat disetujui SBY. 

Pertimbangan Habibie, pasar N-250 sangat menggiurkan karena salah satu 
saingannya, Fokker F-50, yang diproduksi Belanda sudah tidak diproduksi lagi. 
Sebab, pabriknya, Fokker Aviation, dinyatakan bangkrut. 

Menurut Hatta, SBY menyambut baik gagasan tersebut asal program itu tidak 
sampai membebani APBN. "Itu hanya akan ditawarkan kepada mitra yang berminat 
melakukan kerja sama untuk mengembangkan N-250," kata Hatta.

Meski sangat antusias, Habibie sudah menegaskan tidak akan ikut campur secara 
teknis. Mantan ketua ICMI sekaligus Menristek di era Soeharto hanya ingin 
memberikan masukan demi kebaikan bangsa dan negara. "Beliau menyatakan tidak 
ikut campur di dalam pengambilan keputusan, dan sebagainya," papar Hatta.

Hatta menjelaskan, pola kemitraan (untuk menghidupkan kembali program 
pengembangan N-250) dipilih karena APBN sangat terbatas dan tidak memungkinkan 
untuk menyuntikkan modal. "Program itu nanti harus bergulir sendiri dengan pola 
business to business. Saya kira (PT Dirgnatara Indonesia) sudah memiliki 
kemampuan sendiri untuk mengembangkan itu," kata mantan menteri perhubungan 
itu. 

Selain soal N-250, Habibie dan SBY juga membicarakan pentingnya industri 
perkapalan, mulai PT PAL, PT IKI, PT Kodja untuk konsolidasi agar fokus. 
"Industri maritim Indonesia nanti tidak hanya mampu mengembangkan 
industri-industri untuk kepentingan pertahanan, tapi juga kapal-kapal tanker, 
pelayaran, niaga, dan kargo," jelas Hatta. 

Pertemuan Habibie dan SBY berakhir pukul 12.00. Keduanya mengikuti salat Jumat 
di Masjid Baiturrahmi, kompleks Istana Kepresidenan. SBY dan Habibie tampak 
naik mobil golf yang disetir sendiri oleh SBY. Usai salat Jumat Habibie 
langsung meninggalkan istana.(tom
  

         

Kirim email ke