Pernah mendengar kalimat :
Berteman dengan tukang minyak wangi, jadi wangi.
Berteman dengan ...., jadi .... ?

Titik-titik di atas bisa diisi dengan sembarang predikat.
Misalnya kalau predikat teman itu tukang olie,
maka niscaya titik-titik di belakang kata "jadi"
bisa diisi kata kotor.
Atau berteman dengan tukang copet, jadi pencopet (?)

Asalkan jangan diisi dengan bahasa sunda :
tukang teuing mah jadi teu katingali nanaon.
(Tukang teuing = terlalu belakang ; teu katingali nanaon = tidak 
kelihatan apa-apa)

Emang nonton layar tancep. :)


* * *

Secara umum sih saya setuju saja dengan nasihat yang terkandung dalam 
kalimat tersebut.

Pastinya sebuah hal yang baik kalau dinasihatkan untuk mencari 
pergaulan dengan lingkungan orang-orang yang bernilai positif. 
Lingkungan yang negatif tentu cenderung mudah menyeret kita ke arah 
yang negatif juga kan?

Tapi kerap kali pola pikir islam saya yang sangat awami bertanya-
tanya, Kenapa tidak kita saja yang jadi tukang minyak wangi? Kenapa 
malah kita yang harus mencari tukang-tukang minyak wangi itu? Kenapa 
kita harus selalu memposisikan diri sendiri sebagai tukang olie, atau 
tukang copet? Rendah hati? Atau rendah diri? 


* * *

Di sini saya kira masalahnya adalah integritas.
Mungkin perlu dipikir-pikir bagaimana kalau kita meyakini bahwa pada 
hakikat yang sejujur-jujurnya, kita adalah orang baik. Integritas 
kita adalah tukang minyak wangi.

Akibatnya, berteman dengan Preman? Tukang copet? Manusia-manusia yang 
jangan kata shalat, pake sarung aja tidak bisa saking tidak biasa? 
Yang lebih gemar menggunakan bibir untuk mencibir ketimbang 
tersenyum? Yang tangannya lebih paham bahasa nggaplok dibanding 
bahasa tolong-menolong?

Saya kira, kalau kita sampai pada tingkatan meyakini integritas kita 
justru adalah orang baik, berahlak baik, kita bisa menjawab : So be 
it.


Tentu saja, keyakinan itu bukan cuma sekedar keyakinan.
PR (Pekerjaan Rumah) yang tersembunyi sudah menanti,
Bagaimana kita selalu memacu diri untuk menjadi orang baik, berahlak 
baik.

Menjadi tukang minyak wangi? 
Berat memang, tapi mungkin juga rasanya akan jauh lebih "menantang".




Sentaby,
DBaonk


versi online : http://dbaonk.multiply.com/journal/item/79

Kirim email ke