http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail&id=8937

      Minggu, 15 Juli 2007,


      Masih Ada Harapan 





      JAKARTA - Perjuangan keras skuad Merah Putih untuk menghapus sejarah 
selalu kalah dalam 24 tahun terakhir dari Arab Saudi, terhempas hanya satu 
menit sebelum peluit panjang. Gol kemenangan Singa Gurun (julukan Arab saudi) 
dengan skor 2-1 pada laga kedua Grup D Piala Asia 2007 di Stadion gelora Bung 
Karno, Jakarta, tadi malam, lahir di injury time. 

      Kekalahan itu belum menutup peluang Merah Putih untuk lolos ke babak 
kedua. Dengan catatan harus mampu melewati hadangan Korsel di laga terakhir. 
Secara kualitas, Korsel yang menjadi langganan Piala Dunia, berada di atas 
Bambang Pamungkas dkk. Indonesia harus mampu mengimbangi dengan semangat tinggi.

      Arab Saudi unggul terlebih dahulu melalui sundulan Yasser Al Qahtani pada 
menit ke-14. Kapten Arab Saudi itu menyambut umpan silang yang dilepaskan oleh 
Ahmed Al Bahri dari rusuk kiri pertahanan Indonesia. 

      Tak lama berselang, tepatnya lima menit kemudian Elie Aiboy menggetarkan 
jala gawang Arab Saudi. Lepas dari jebakan off-side setelah menerima umpan dari 
Syamsul Chaerudin dia mengecoh penjaga gawang Arab Saudi Yasser Al Mosailem dan 
dengan tenang menceploskan bola ke gawang.

      Sial bagi Indonesia datang pada injury time. Di saat fisik para pemain 
telah terkuras, Saad Al Harthi membobol gawang Yandri C. Pitoy. Dia menerima 
umpan tendangan bebas yang juga datang dari sisi kanan pertahanan Indonesia. 

      Gol itu langsung membungkamkan puluhan ribu penonton di Senayan. Bahkan 
ada yang menangis sedih. Jutaan rakyata Indonesia yang meyaksikan lewat 
televisi di rumah tak kalah terpukul. Hasil seri di depan mata tertelan di 
menit terakhir. 

      Pelatih Ivan Kolev tak mau larut dalam kesedihan. Dia tetap menyimpan 
optimistis. " Saat ini bukan optimis atau pesimis. Namun, secara realistis kami 
masih memiliki peluang untuk lolos," ujar Ivan Venkov Kolev, pelatih Indonesia.

      Dalam laga kemarin, para pemain Indonesia mengeluarkan segenap 
kemampuannya untuk meredam Arab Saudi. Mereka mampu menyulitkan Yasser Al 
Qahtani hampir sepanjang pertandingan. Arab Saudi pun kesulitan menembus 
barisan pertahanan Indonesia yang digalang Charis Yulianto dan Maman Abdurahman.

      Barisan tengah Indonesia yang diisi Firman Utina, Syamsul dan Eka 
Ramdhani menjadi filter yang bagus untuk menahan gempuran serangan Arab Saudi 
yang dikoordinasi Saud Khariri. Mereka hanya bisa membahayakan pertahanan 
Indonesia melalui serangan balik cepat yang mereka peragakan.

      Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan apresiasi tinggi pada 
perjuangan Bambang dkk. Menurutnya, semangat yang ditunjukkan oleh para pemain 
memberikan harapan pada kebangkitan sepak bola nasional.

      " Saya bangga melihat permainan kalian yang baik dan berkualitas. Meski 
kalah dari Arab Saudi, kalian kalah dengan terhormat. Kalian bermain dengan 
semangat yang tinggi dan teknik yang baik. Ini kemenagan yang tertunda. 
Teruslah berjuang. Saya melihat awal kebangkitan sepak bola Indonesia. Seluruh 
rakyat juga bangga pada kalian," ujar Presiden pada seluruh pemain di kamar 
ganti seusai pertandingan.

      Arab Saudi sendiri mengakui kesulitan untuk mengembangkan permainan. 
Kedisiplinan barisan tengah dan belakang Indonesia membuat mereka sedikit 
frustasi khususnya di babak pertama.

      " Setiap tim mendapatkan masa sulit dalam suatu pertandingan. Apalagi 
mereka didukung puluhan ribu pendukungnya yang memadati stadion ini," ujar 
Helio Dos Anjos, pelatih Arab Saudi saat jumpa pers seusai pertandingan tadi 
malam. 

      Wasit Ali Al Badawi menjadi kambing hitam kekelahan Merah Putih. Pria 
asal Uni Emirat Arab (UEA) dianggap berat sebelah dengan memihak kepada Arab 
Saudi selama pertandingan. PSSI pun merasa penunjukkan Ali oleh AFC tak tepat, 
karena sama-sama dari kawasan Jazirah Arab.

      Karena itu, PSSI bakal melayangkan protes kepada AFC tentang penunjukkan 
wasit ini. "Tadi siang (kemarin, red) kami sudah protes tentang penunjukkan 
Ali. Ternyata tak ditanggapi. Kami akan protes," tegas Ketua Umum PSSI Nurdin 
Halid.

      Nurdin menambahkah AFC seharusnya memilih wasit yang netral. Seperti, 
dari negeri Korsel atau Australia. Pria asal Makassar tersebut juga menyalahkan 
perwakilan Indonesia di AFC Dali Taher tentang penunjukkan wasit ini. 

      Ketua Umum PSSI merasa Dali tak bekerja dengan maksimal. "Kerja dia 
(Dali) itu bagaiamana? Koq ini bisa terjadi," ujarnya dengan kesal.

      Sementara Dali mengaku sudah mengusulkan perubahan wasit. Namun, 
protesnya tak ditanggapi oleh AFC. "Keputusan tersebut tak bisa diganggugugat," 
ujarnya ketika dikonfirmasi.

      Kemarin, Wasit Ali Al Badawi memang dengan mudah meniupkan peluit jika 
pemain Merah Putih melakukan pelanggaran. Sebaliknya, jika pemain Arab Saudi 
melanggar tak dianggap oleh Ali. Wasit asal UEA itu pun juga ringan tangan 
mengeluarkan kartu kuning bagi pemain tuan rumah.(ady/dio/ady/fim/lis/tom
     

Attachment: 1184440961b
Description: Binary data

Kirim email ke