Ini masalah yg sangat klasik, dari dulu org tua kita selalu memberi bayi2nya 
air tajin sebagai pengganti air susu/formula, air tajin tidak ber gizi, itu 
hanya cairan karbohidrat yg belum waktunya diperlukan bayi, air tajin hanya utk 
mengisi perut bayi tanpa ada sumber gizi atau vitamin yg bisa diserap oleh 
kebutuhan tubuh nya.
  Saya tidak bisa membandingkan perawatan bayi di Indonesia dengan dinegara2 
maju, karena kualitas perawatan bayi di Indonesia sudah tentu masih jauh 
dibawah standard kesehatan, terutama mereka yg berasal dari ekonomi2 menengah 
kebawah.
   
  Ada cara2 yg bisa kita akali utk memenuhi kebutuhan gizi balita tanpa hars 
mengeluarkan biaya yg tidak melilit pinggang, setelah bayi berusia 4 bulan kita 
bisa memulai memberikan makanan2 yg padat, seperti sayuran (wortel, bayam, 
diblender halus), buah2an (pisang, pepaya, air jeruk) utk keperluan protein 
kita bisa berikan mereka bubur nasi yg dicampur hati ayam, telur, atau kacang2 
an yg sudah dibubuk kan. Menu ini jelas jauh lebih murah dari harga2 formula 
atau instant food kalengan, karena ini menu2 yg juga dimakan oleh seluruh 
keluarga setiap hari.
   
  KB (Keluarga Berencana), ini tak kalah penting dalam mempersiapkan masa depan 
anak2 kita, sebelum memutuskan utk hamil sebaiknya para ibu2 harus 
memperhitungkan dengan matang keterbatasan ekonomi keluarga, lebih baik tak 
memiliki anak dan menyusahkan hidup mereka bahkan tak jarang kasus kematian 
bukan statistik yg kecil dlm keluarga miskin yg tidak mampu memberi makan 
anak2nya.
  Bila pemerintah tidak mampu membantu kesejahteraan balita Indonesia, 
setidaknya disarankan pemerintah utk lebih menggalak kan sarana KB yg mudah di 
access oleh keluarga2 yg tak mampu ini.
   
  salam
  omie
   
   
   
  

Budhiana Kartawijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
    http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2007/072007/10/0405.htm
   
  KALAU diperbolehkan bisa memilih, Ratnawati (25), ibu muda warga Dusun 
Pepedan Kel. Kober Purwokerto, mungkin lebih suka menjadi orang kaya. Dia tidak 
ingin kemiskinan diturunkan kepada anaknya. Bagi seorang ibu, anak 
segala-galanya, sebisa mungkin diberikan hal yang terbaik. Namun karena 
kemiskinan membelit, jaminan untuk hidup sehat pun rasanya sulit didapat. "Dulu 
saat dia balita, dia jarang minum susu, sehari-hari hanya disuapi dengan air 
tajin. Ibu saya bilang air tajin banyak khasiatnya dan baik bagi kesehatan. 
Kalau susu lebih bagus lagi hanya harganya mahal," keluh Ratnawati.


http://Budhiana.blogspot.com    
---------------------------------
  Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
Play Sims Stories at Yahoo! Games.  

       
---------------------------------
Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.

Kirim email ke