Jalan Tua Usianya cukup lama Ujungnya berjabat dengan jalan di ujung kota Malam hari tak cukup cahaya Siang membentang luka-luka menganga Debu-debu pun terbang tanpa malu Lalu menumpang di daun-daun pohon gersang
Di puncak musim buruk sayur-mayur dan ikan bisa membusuk telur-telur sering remuk kendaraan sering terpuruk sepeda terhuyung seperti orang mabuk Sekelompok petani dan pedagang berbincang topik rutin tentang laba atau hutang yang tidak dilirik oleh usaha bank tapi dijerat erat rentenir uang Jalan tua ini jauh dari patung-patung yang dijaga lampu terang seperti yang di tengah kota dan tak jauh dari rumah Pak Walikota Ia dekat dari tambak-tambak dan kandang ternak yang sumbangan pajaknya memang tidak banyak tetapi membuat orang-orang kaya bisa makan dan hidup enak Tepian Mahakam Suatu saat aku ingin kembali lagi padamu Membawa sebuah bingkisan bersisi sepotong selimut dan kelambu Karena aku tak rela kau dilanda sedih sepanjang waktu Karena ikan-ikan pesut yang makin menghilang Lumpur dan ampas hutan dilempar ke tubuhmu bersama keringat tanah air yang mengalir panjang dari hulu Aku tahu jembatanmu menunggu jodoh tetapi bersabarlah aku bertekad untuk datang menjadikan jembatanmu membentang sepasang karena di kepalaku selalu terbayang Golden Gate San Fransisco dan sepasang jembatan di Selat Troms O Aku tahu engkau letih mendengar keluh perih karena perut bumi terus dicincang pohon-pohon terus ditebang lalu ke tubuhmu segala ampas di buang Aku yakin engkau adalah harta negeri ini tapi terus dikeruk oleh orang-orang yang ingin memperkaya diri sendiri Maka jangan terkejut jika suatu ketika aku datang melamarmu dengan mas kawin sehelai selimut dan sepotong kerlambu yang akan kubentangkan di hulu agar kau tidak terus larut dalam pilu karena aku berharap engkau menggantikan Jakarta sebagai ibukotaku Kemangi, 26/08/2007 Troms O Usai Musim Dingin (sepotong kenangan) Kulepas pandangan dari ujung ke ujung Tongkang-tongkang perkasa tampak terapung Kapal-kapal ikan sandar termenung Dermaga sedang bebas dari tugas Pelabuhan pun tidur nyenyak Selat sedang terhenyak oleh senyap Di pungung-punggung bukit tumpukan salju belum lenyap melepas kilap Kulepas pandangan ke angkasa Tampak matahari masih bersinar perkasa menyatukan garis cakrawala dengan Kutup Utara dengan siraman cahaya Tuhan sedang menunjukkan bahwa Ia Maha Adil Setelah di puncak musim salju lalu bola lampu di jalan bersinar tanpa jeda Malam ini aparat kota membiarkan semua bola lampu itu berhenti bekerja karena Tuhan tidak mengijinkan matahari meninggalkan malam bahkan untuk 24 jam Kemangi, 26/08/2007 ____________________________________________________________________________________ Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. http://sims.yahoo.com/