Apabila telah dipahami kenyataan Indonesia yang pluralis, HTI 
seharusnya memahami pula bahwa agama-agama selain Islam sangat 
mengkhawatirkan kelangsungan hidup dan kebebasan mereka dalam 
menjalankan ibadah agamanya. Perlu dijelaskan bagaimana sistem Khilafah 
yang diidamkan nantinya tidak akan mengancam keberadaan agama selain 
Islam. 

Sementara tanpa adanya Khilafah pun, saat ini masih banyak terjadi 
perusakan rumah-rumah ibadah agama lain dan bahkan peng-kafir-an 
segolongan umat yang menyatakan dirinya memeluk Islam dengan cara yang 
'berbeda'.

Oleh karenanya, sangat mendesak penjelasan mengenai khilafah 'ala 
minhaji an nubuwah yang dimaksud dalam konsep HTI. Apa saja gagasan 
yang terkandung di dalamnya, bagaimana dampaknya terhadap kehidupan 
masyarakat Islam dan non-muslim di Indonesia. Perlu dipaparkan pula 
bentuk pemerintahan Khilafah dimaksud, mekanisme pemilihan para 
pemimpin serta berbagai elemen penegakan hukum dan kesejahteraan sosial 
di dalamnya.

Selama ini menjadi pertanyaan sebagian pihak, apakah Khilafah dan 
Syariah hanya terbatas diterapkan pada kalangan muslim dengan 
segolongan ulama yang berafiliasi secara internasional. Sistem ini bisa 
kita lihat dalam Keuskupan Katolik yang berpusat di Vatican. Tentunya 
apabila agama Katolik dapat memiliki sistem demikian, tidak ada 
salahnya kalau Islam juga mengadopsi sistem yang sama. Tapi, benarkah 
demikian?

Jangan-jangan setelah sistem Khilafah di Indonesia dijabarkan dengan 
tuntas, akhirnya malah kembali kepada sistem kenegaraan yang kita anut 
selama ini. Kalau demikian, buat apa ada Khilafah? Mudah-mudahan ini 
bukan sekedar usaha perebutan kekuasaan memanfaatkan agama dengan 
jumlah umat yang semakin besar di dunia. 


-------------------------------
Khilafah" Bukan Sekadar Romantisme
Posted by: "Sunny" [EMAIL PROTECTED] 
Date: Fri Aug 24, 2007 8:08 pm ((PDT))

KOMPAS
Sabtu, 25 Agustus 2007 

.............

Sebagai Juru Bicara HTI, saya berulang kali menegaskan, perhelatan 
besar ini tidak dimaksudkan untuk mengenang atau memperpanjang 
kesedihan karena keruntuhan khilafah tidak layak untuk terus diratapi. 
Dan HTI sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa khilafah yang harus 
ditegakkan adalah khilafah Ustmaniyah yang dulu berpusat di Turki, 
tetapi khilafah 'ala minhaji an nubuwah sebagaimana dicontohkan 
Rasulullah Muhammad SAW dan dipraktikkan para khulafaurrasyidin yang 
merupakan sahabat utama nabi. 

dan....

Namun, bukan berarti fakta sejarah tidak penting. Dari sejarah, kita 
bisa mengambil pelajaran, penyimpangan ke-khilafah-an dari tuntunan Al 
Quran dan as Sunnah pasti akan menimbulkan masalah. Karena itu, 
khilafah yang kita inginkan adalah khilafah yang menjalankan norma 
ideal Islam secara konsisten. 

dst...........

Reply via email to