KOMPAS, Kamis, 13 September 2007 Paradigma Menuju
Indonesia Maju
Kunjungan Presiden Diiringi Unjuk Rasa di Unpad
Bandung, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima
paradigma menuju Indonesia maju tahun 2050. Untuk mewujudkan cita-cita menuju
Indonesia maju dengan lima paradigma itu, Presiden menyadari dan mengingatkan
bahwa globalisasi yang telah, sedang, dan akan menggejala terus itu jahat.
Pernyataan globalisasi itu jahat dikemukakan Presiden saat menyampaikan
paradigma keempat, yaitu memperkokoh ketahanan dan kemandirian bangsa dalam
kerja sama internasional yang konstruktif. Pidato ini disampaikan dalam orasi
ilmiah dengan topik "Membangun Daya Saing Bangsa Menuju Negara Maju", dalam
rangka Dies Natalis Universitas Padjajaran (Unpad) Ke-50. "Tidak ada satu pun
bangsa yang bisa mengisolasi diri, tidak mau bergaul dengan negara lain. Tetapi
ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. Ada yang ingin mendapat
untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin mengatur berlebihan," ujar Presiden,
Rabu (12/9). Agar tidak terseret dan menjadi korban
jahatnya globalisasi, Presiden mengajak untuk meningkatkan daya saing melalui
pengembangan teknologi, manajemen, dan jejaring. "Semua itu perlu kita
tingkatkan agar tidak dijahati orang, tetapi tampil dengan kepentingan nasional
dan menang dalam era globalisasi," ujarnya. Empat paradigma lain menuju
Indonesia maju yang dikemukakan Presiden adalah pembangunan nasional terpadu,
berdimensi kewilayahan, dan kelestarian lingkungan; memadukan resource-based
dan knowledge-based; pertumbuhan bersama pemerataan; serta mendorong peran dan
kontribusi semua elemen dan warga bangsa. Sebelum berbicara mengenai
globalisasi, Presiden berbicara panjang lebar mengenai Konferensi Tingkat
Tinggi APEC di Sydney, Australia, yang baru saja dihadirinya. Unjuk rasa
Orasi ini dihadiri petinggi dan pejabat Unpad. Belasan mahasiswa juga hadir
dalam orasi ilmiah itu. Adapun belasan mahasiswa Unpad yang lain berdemonstrasi
di depan pagar kampus. Kepada civitas academica Unpad, Presiden
berharap agar universitas yang diresmikan 11 September 1957 oleh Presiden
Soekarno menjadi universitas kelas dunia. Sempat terjadi insiden dalam upaya
pengusiran paksa massa ini. Presiden BEM Unpad Reza Fathurrahman terkena
pukulan pada bagian mulut dan tendangan di paha kanannya. Beberapa rekannya pun
sempat dicekik aparat. Namun, tidak ada yang terluka parah. (INU/JON/YNT)
www.asiabersama.com/kerabat45