Yth Mas Danardono. Selamat ketemu lagi. Udah lama engga ngobrol. Apa kabar ? Saya pernah jadi panelis sama Mas Edi Swasono. Dia nampaknya juga kurang setuju pada Globalisasi dalam arti anti Negara Kebangsaan (Nation State). Ketika peristiwa 9/11, Bush juga bersyukur kalau Bangsa Amerika masih bisa bersatu untuk menghadapi semua ancaman dari luar. Rupanya dia juga masih hormat pada Nasionalisme. Persatuan itu rupanya salah satu reaksi dari ancaman asing. Bung Karno dalam strategi politiknya menganggap sebuah Bangsa harus punya masalah dengan kekuatan asing yang mengancam itu. Dan persatuan serta kesatuan menjadi penting.Mungkin itu kuno, dan valid jaman pra perang dunia pertama (1914 - 1918) dimana negara-negara besar di Eropah menyaplok negara tetangganya yang lemah. Zaman sekarang ketika penjajahan ekonomi itu disemukan dan a nation without border jadi jargon politik dunia yang diembel-embeli demi perdamaian, kesejahteraan dan peri kemanusiaan, maka orang segera tahu kalau Globalisasi itu Eufemisme cara penguasaan si kuat pada si lemah dalam sekala dunia. Memang benar di Indonesia belum ada batasan yang jelas sehingga oleh pikir kita agak sumir. Mohon tanggapanya Mas Danar. Terima Kasih.
RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ya memang, globalisasi itu sebuah fenomena, sebagaimana hujan yang dapat menyuburkan sawahnya pak tani, tapi bis amenenggelamkan wilayah ala New Orleans, atau angin yang banyak faedahnya bagi kehidupan, namun juga dapat menghancurleburkan pemukiman.. Globalisasi adalah dampak dari revolusi tekhnology terutama dibidang IT. Globalisasi menghasilkan silang dan lintas investasi yang membuat makmur wilayah yang terbelakang, namun dapat meluluhlantakkan perekonomian negara negara yang masih belum berkembang. Kembali pada system proteksi akan membuat bangsa yang menutup diri terlempar kemasa perkembangan sebelumnya. Atau akan berjalan ditempat. Albania dizaman Enver Hodscha adalah contoh hidup, juga negara negara komunis sebelum berakhirnya Perang Dingin ditahun 1989. Dominasi selalu ada, juga dizaman Majapahit. Sumpah palapa adalah model globalisasi skala kecil ala Gajah Mada.. Salam historia Danardono --- In mediacare@yahoogroups.com, amartien <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Sebagai presiden suatu negara yang besar seperti Indonesia, sangat mengecewakan melihat bahwa sby menganggap globalisasi adalah sesuatu yang jahat. > > Globalisasi adalah suatu "phenomena", yaitu sesuatu fakta atau kejadian yang terjadi, dan khususnya mengenai globalisasi, ini terjadi karena adanya kemajuan teknologi dibidang komunikasi dan transportasi, terutama dengan adanya internet, suatu bentuk komunikasi. > > Ini sama saja dengan seseorang dijaman purba, pada waktu bahasa mulai terbentuk, menyebutkan bahwa komunikasi dengan menggunakan bahasa (yg. pada waktu itu tentu saja adalah sesuatu yang baru), adalah jahat. > > Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. SBY ingin supaya Indonesia siap dan maju dan tidak ketinggalan di era globalisasi ini. Tetapi dengan menggunakan perkataan 'jahat', maka bagi masyarakat yang tidak mengerti arti sesungguhnya dari globalisasi, tentu saja menimbulkan perasaan antipati. Jika sudah ada perasaan anti pati, bagaimana mungkin maka mereka itu akan berusaha/belajar untuk maju di jaman globalisasi ini? > > Saya tersenyum pada waktu membaca apa yang dikatakan oleh SBY sbb: > > "Tetapi ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. Ada yang ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin mengatur berlebihan' > > Hmmmmmmm ...... apakah mau mendominasi, mendapat untung sebanyak banyaknya dan mengatur berlebihan tidak dilakukan juga oleh orang2 Indonesia sendiri di NKRI? ---> Jadi apa yang sedang terjadi di NKRI adalah globalisasi jahat? ----> Indonesia adalah suatu yang global? ----> Indonesia adalah dunia? :-) > > > "Pandji R. Hadinoto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: KOMPAS, Kamis, 13 September 2007 Paradigma Menuju Indonesia Maju > Kunjungan Presiden Diiringi Unjuk Rasa di Unpad > Bandung, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan lima paradigma menuju Indonesia maju tahun 2050. Untuk mewujudkan cita-cita menuju Indonesia maju dengan lima paradigma itu, Presiden menyadari dan mengingatkan bahwa globalisasi yang telah, sedang, dan akan menggejala terus itu jahat. Pernyataan globalisasi itu jahat dikemukakan Presiden saat menyampaikan paradigma keempat, yaitu memperkokoh ketahanan dan kemandirian bangsa dalam kerja sama internasional yang konstruktif. Pidato ini disampaikan dalam orasi ilmiah dengan topik "Membangun Daya Saing Bangsa Menuju Negara Maju", dalam rangka Dies Natalis Universitas Padjajaran (Unpad) Ke-50. "Tidak ada satu pun bangsa yang bisa mengisolasi diri, tidak mau bergaul dengan negara lain. Tetapi ingat, globalisasi itu jahat. Ada yang mau mendominasi. Ada yang ingin mendapat untung sebanyak-banyaknya. Ada yang ingin mengatur berlebihan," ujar Presiden, Rabu (12/9). Agar tidak terseret dan menjadi korban > jahatnya globalisasi, Presiden mengajak untuk meningkatkan daya saing melalui pengembangan teknologi, manajemen, dan jejaring. "Semua itu perlu kita tingkatkan agar tidak dijahati orang, tetapi tampil dengan kepentingan nasional dan menang dalam era globalisasi," ujarnya. Empat paradigma lain menuju Indonesia maju yang dikemukakan Presiden adalah pembangunan nasional terpadu, berdimensi kewilayahan, dan kelestarian lingkungan; memadukan resource-based dan knowledge-based; pertumbuhan bersama pemerataan; serta mendorong peran dan kontribusi semua elemen dan warga bangsa. Sebelum berbicara mengenai globalisasi, Presiden berbicara panjang lebar mengenai Konferensi Tingkat Tinggi APEC di Sydney, Australia, yang baru saja dihadirinya. Unjuk rasa Orasi ini dihadiri petinggi dan pejabat Unpad. Belasan mahasiswa juga hadir dalam orasi ilmiah itu. Adapun belasan mahasiswa Unpad yang lain berdemonstrasi di depan pagar kampus. Kepada civitas academica Unpad, Presiden > berharap agar universitas yang diresmikan 11 September 1957 oleh Presiden Soekarno menjadi universitas kelas dunia. Sempat terjadi insiden dalam upaya pengusiran paksa massa ini. Presiden BEM Unpad Reza Fathurrahman terkena pukulan pada bagian mulut dan tendangan di paha kanannya. Beberapa rekannya pun sempat dicekik aparat. Namun, tidak ada yang terluka parah. (INU/JON/YNT) > > www.asiabersama.com/kerabat45 > --------------------------------- Sick of deleting your inbox? Yahoo!7 Mail has free unlimited storage. Get it now.