Dear nakita-ers,

Semoga membantu

Salam,
Uttiek

LEBIH DEKAT Dengan RHINOSINUSITIS

Bila anak sering flu dan lama sembuhnya, jangan-jangan dia mengalami rhinosinusitis. Penyakit apakah ini?

Disebut rhinosinusitis, karena rhino yang berarti hidung, tak bisa dipisahkan dengan sinusitis, yakni rongga yang ada di dalam hidung yang mengalami peradangan. Jadi, lebih tepat kita menyebut sinusitis dengan rhinosinusitis.

Ada 4 pasang sinus yang kita miliki, yakni sinus etmoidalis yang berada di dalam tulang pipi, sinus maksilaris yang ada di antara kedua mata, sinus frontal yang ada di dalam kening, dan sinus fenoidalis yang ada di bawah otak.

Supaya kondisinya sehat, keempat rongga sinus ini harus berisi udara bersih dan bersirkulasi dengan baik. Bila rongga-rongga ini tersumbat, maka udara yang di dalam tak bisa keluar, sedangkan udara yang di luar tak bisa masuk. Lambat laun rongga-rongga ini berlendir dan tak bisa dikeluarkan sehingga mudah bagi kuman untuk berkembang biak di dalamnya. Dengan kata lain, proses drainase dan ventilasinya terganggu. Inilah yang disebut rhinosinusitis, yakni peradangan infeksi yang mengenai sinus paranasal.

MUDAH FLU MUDAH RHINOSINUSITIS

Rhinosinusitis mudah menyerang anak, karena daya imunitas anak terhadap virus maupun bakteri masih rendah. Maturitas atau kematangan daya imunnya belum sempurna. Serangannya terjadi pada sinus etmoidalis dan maksilaris sebab baru kedua sinus itulah yang berkembang dan sudah ada sejak lahir. Sedangkan sinus frontal dan fenoidalis mulai berkembang di usia 6-8 tahun dan akan matang di usia 18 tahun.

Pada anak yang mudah terserang flu, kita harus lebih waspada. Umpama, dalam setahun anak bisa terserang flu sebanyak 6-8 kali dan sembuhnya agak sulit, lebih dari 5 hari. Segeralah memeriksakan anak ke dokter untuk mendeteksi ada tidaknya rhinosinusitis. Sebab, berdasarkan penelitian, 10-13% anak yang sering mengalami flu akan terserang rhinosinusitis.

Adapun penyebab yang paling sering membuat anak terkena flu adalah alergi. Banyak anak menderita alergi terhadap benda atau zat tertentu, seperti debu, bulu binatang, asap rokok, aroma wewangian yang menusuk, es, cuaca dingin, dan sebagainya. Saat alergi muncul, di dalam hidung akan keluar cairan yang sebenarnya adalah sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing yang masuk. Namun karena sensitivitasnya berlebihan, menjadi tak baik untuk kondisi hidung, sebab lendir yang telalu banyak akan membuat hidung tersumbat. Hal ini menyebabkan virus atau kuman mudah masuk dan berkembang biak.

Kelainan bentuk tulang hidung pun, meskipun persentasenya kecil, dapat memicu muculnya flu berkepanjangan sehingga menyebabkan rhinosinusitis. Contoh, flu sebenarnya bisa sembuh kurang dari 5 hari. Namun karena bentuk tulang hidungnya ada yang bengkok, lendir tertahan dan sulit dikeluarkan. Kondisi ini membuat flu jadi berkepanjangan yang akhirnya muncul rhinosinusitis.

Selain flu, rhinosinusitis bisa juga disebabkan adanya infeksi di organ-organ yang berada dekat dengan hidung, seperti amandel, adenoid, juga infeksi pada gigi. Amandel dan adenoid berfungsi untuk menangkal virus atau bakteri yang masuk, jadi tak heran bila organ ini sering terserang infeksi. Bila infeksi, maka maka mudah saja bagi virus atau bakteri berpindah tempat ke rongga hidung dan membuat peradangan di sana.

Gejala yang muncul bila anak sudah terserang rhinosinusitis selain flu berkepanjangan adalah batuk yang tak kunjung sembuh, lendir yang semakin mengental, hidung dan mulut bau, demam, pusing, sakit pada telinga, mual, dan sebagainya.

BISA MUNCUL KOMPLIKASI

Penanganan terlambat bisa memunculkan komplikasi yang beragam. Untuk itu, bila anak menderita flu cukup lama, lebih dari 5-7 hari, harus dibawa ke dokter. Bila setelah dibawa ke dokter tak juga ada perubahan malah semakin memburuk yang ditandai dengan perubahan warna dan kekentalan lendir, lebih bau, segeralah datang ke dokter THT untuk mendeteksi keberadaan rhinosinusitis. Bila ternyata positif, pengobatan harus dilakukan secara baik dengan mengikuti anjuran dokter.

Tenggang waktu munculnya komplikasi sangat beragam, tergantung usia dan tingkat maturitas (kematangan) daya tahan tubuh anak. Biasanya, semakin muda usia anak, tingkat maturitasnya semakin rendah. Bisa saja anak 1 tahun, baru 2 minggu rhinosinusitis berjangkit sudah mengalami komplikasi, tetapi anak 3 tahun baru mengalami komplikasi 4 minggu kemudian. Saat ini, dengan sistem pengobatan yang lebih modern, kita bisa mencegah terjadinya komplikasi bahkan rhinosinusitis akan hilang total.

Irfan Hasuki. Ilustrator Pugoeh

Narasumber:

Dr. Cita H. Murjantyo, Sp.THT,

dari RS Internasional Bintaro Banten

Komplikasi yang Bisa TERJADI

1. Abses Mata

Ditandai dengan mata yang keluar nanah, gatal-gatal, membengkak, dan yang paling parah adalah bisa menyebabkan kebutaan. Ini mudah sekali terjadi karena lokasi antara hidung dan mata sangat berdekatan.

2. Meningitis dan Abses Otak

Bakteri, salah satunya pneumokokus, bisa masuk ke otak yang dapat menimbulkan meningitis atau radang selaput otak. Bisa juga jaringan otak terinfeksi yang disebut dengan abses otak. Meskipun hal ini jarang sekali terjadi namun kita perlu mewaspadainya mengingat dampaknya sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa anak. Gejala yang muncul biasanya demam tinggi dan anak mengalami kejang-kejang.

3. Bronkitis dan Pneumonia

Lendir bisa turun ke saluran napas bawah seperti bronchus dan paru-paru sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya dapat menginfeksi bronchus, disebut dengan sinubronchitis atau bronchitis yang disebabkan adanya rhinosinusitis. Bila masuk ke dalam paru-paru dan kebetulan daya tahan tubuh anak sedang lemah, dapat memunculkan pneumonia atau radang paru. Bila paru-paru sudah diserang, pengobatannya sangat sulit dilakukan. Gejala yang muncul biasanya panas tinggi, sesak napas, batuk-batuk, dan sebagainya.

4. Radang Telinga

Sering kali, saat rhinosinusitis muncul, telinga pun ikut terasa sakit. Hal ini disebabkan organ telinga tengah yang juga ikut terinfeksi. Bukankah lokasi keduanya sangat berdekatan? Gejala yang muncul pada telinga biasanya terasa sakit seperti ada yang menusuk, berbunyi "nguing", panas tinggi, juga keluar nanah atau congekan. Congek yang tak kunjung sembuh bisa mengakibatkan tuli konduktif.

Penanganan RHINOSINUSITIS

Jika rhinosinusitis disebabkan alergi, bisa dicegah dengan menghindarkan anak dari alergen atau benda/zat pemicu alergi, disamping meningkatkan daya tahan tubuhnya lewat asupan makanan bergizi. Biasanya, alergi anak akan terjaga dan tak muncul.

Namun bila flu berkepanjangan karena tulang hidung yang bengkok, maka tulang ini harus dikoreksi dengan tindakan operasi supaya tak ada sumbatan lagi. Namun tindakan operasi harus menunggu hingga usia anak paling tidak 14 tahun dimana sinus paranasalnya sudah tumbuh dengan baik. Selama belum dioperasi, kita harus menjaga anak agar tak sering flu dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuhnya, berada di lingkungan bersih, tak terpolusi, dan lainnya.

Bila rhinosinusitis sudah sangat mengganggu dan anak belum waktunya menjalani operasi pelurusan tulang, daerah sinus anak bisa dicuci dengan metode yang disebut DAWO (double antrum wash out). Cara mencucinya dengan memasukkan alat kecil ke dalam hidung dan membersihkan rongga sinusnya. Atau bisa juga dilakukan operasi untuk mengatasi pembengkakan di rongga hidung dengan endoscope dan microscope. Operasi dengan teknik baru FESS (Functional Endoscopic Sinus Surgery) ini tak perlu ditakutkan karena tak menimbulkan rasa sakit seperti operasi sinus sebelum era endoskopi yakni alat kecil panjang menggunakan lensa yang dimasukkan ke dalam hidung. Umumnya operasi ini dilakukan dengan pembiusan total maupun lokal sehingga saat tersadar anak tak merasa sakit. Namun begitu, operasi pada anak tak bisa terlalu radikal, yakni tak banyak mengambil jaringannya karena anak sedang dalam taraf pertumbuhan.

Akut & KRONIS

Rhinosinusitis disebut akut jika serangannya mendadak dan biasanya disertai gejala. Umumnya, serangan ini lebih aman karena biasanya kita langsung dapat mengetahui lewat gejala-gejala yang muncul, sehingga kita bisa segera membawa anak ke dokter.

Yang berbahaya bila rhinosinusitisnya sudah masuk dalam taraf kronis. Umumnya terjadi 3 bulan setelah serangan akut yang tak mendapatkan penanganan dengan baik. Fase kronis ditandai dengan timbulnya jaringan/polip pada sinus sehingga hidung jadi tersumbat dan muncul gangguan drainase yang menyebabkan pilek tak kunjung sembuh.

Gejala lain biasanya ditunjukkan dengan lendir yang turun ke tenggorokan berwarna seperti susu, anak sering mengeluarkan dahak, batuk. Karena mengandung bakteri, fase kronis jelas berbahaya. Mungkin saja komplikasi rhinosinusitis sudah terjadi yang membuat pengobatan semakin sulit dilakukan. Biasanya, fase kronis terjadi karena pengobatan yang tidak tuntas, semisal tak mengikuti anjuran dokter yang mengharuskan anak untuk menghabiskan obat antibiotik. Atau, tak menghindari alergen yang kerap membuat flu kambuh sehingga rhinosinusitis muncul berulang.




=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+

Mailing List Nakita
milis-nakita@news.gramedia-majalah.com

Arsip
http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/
------------------------------------------------

untuk berlangganan kirim mail kosong ke :
[EMAIL PROTECTED]

untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke