Thx Mbak Nina, Mbak Diani, Mamanya Reza & Lukman atas masukkannya. Hehehe, senangnya saya punya teman-teman smart parents seperti Mbak-mbak ini. Saya jadi punya banyak bekal nih. Rasanya, saya mantap mau ke daycare. Saya sih sudah punya incaran daycare: tempatnya sederhana, tidak terlalu mewah, tetapi programnya bagus. Baru 7 tahun berdiri sudah banyak mendapat penghargaan tingkat nasional. Harganya pun tidak mengeringkan kantong, .
Sayangnya, Natal dan Tahun Baru ini mereka libur seminggu. Jadi, saya mesti menahan "nafsu" saya sampai 2 Januari 2008. Semoga saja keputusan ini tepat ya. Betul Mbak Nina, saya percaya kok Beliau tidak akan meninggalkan kita. Lahirnya si dedek lewat rahim kita kan sudah dirancang oleh Beliau. Masa depannya pun begitu pula. Beliau sudah menetapkan tujuan hidup bagi setiap orang. Termasuk si dedek yang "telah dengan sengaja" ditaruh oleh Beliau di rahim kita. Artinya, sebagai orang tua kita punya tanggung jawab besar mengasuh, mendidik supaya dia nanti mampu menemukan tujuan hidupnya seperti yang telah Beliau tetapkan. Waduh..waduh...saya kok jadi ngelantur. Yang jelas thx a lot atas masukannya. Keep learning to be a smart parents. Bravo!!!! Salam Parenting! Sari "Rosa E. Saad" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Dear nakita-ers, Ini ada artikel2 dari Nakita tentang TPA dan pemilihannya. Salam, Mamanya Reza & Lukman Tips Memilih TPA/daycare "Sebelum menentukan pilihan, lakukan daycare shopping atau kunjungan ke TPA-TPA di sekitar rumah atau tempat kerja kita," saran Indri. Saat kunjungan itu, lakukan penilaian berdasarkan segi fisik dan nonfisiknya. Nah, berikut ini kriterianya yang harus dipenuhi: * SEGI FISIK 1. Bangunannya kokoh. 2. Ventilasinya sehat. 3. Kebersihannya terjaga. 4. Ruangan-ruangannya leluasa, sehingga anak tidak umpel-umpelan. 5. Memiliki perabotan anak yang menggunakan cat tidak beracun, kokoh, dan warna-warni. 6. Lokasi penitipan paling tidak dekat dengan tempat bekerja salah satu orang tua. Jika terjadi sesuatu hal, orang tua bisa lekas datang. * SEGI NONFISIK 1. Sumber daya manusianya sudah menjalani pelatihan sehingga memahami perkembangan anak setiap usia yang menjadi spesialisasinya. Pengelola dan pengasuh punya kesabaran dan tampak sayang kepada anak. Hal itu bisa dilihat dari sikap mereka yang hangat kepada orang tua dan anak. 2. Rasio antara pengasuh dan anak yang diasuh harus tampak seimbang. Untuk bayi, 1 pengasuh bisa menangani sampai 4 bayi. Untuk batita, jika ada 6 sampai 8 anak, maka perlu 2 pengasuh. Kurang dari itu, anak tak akan mendapat perhatian memadai dan mudah rewel. 3. Ada komunikasi terbuka antara pengasuh, pengelola TPA dan orang tua, terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku dan kebutuhan anak. 4. Orang tua bisa bebas menginformasikan kebiasaan anaknya dan ditanggapi secara baik oleh pihak TPA. 5. TPA harus mempunyai aktivitas yang beragam dan program yang mengajarkan sosialisasi dengan teman serta mengembangkan kemampuan berempati. 6. Untuk makanan, kalau memang disediakan di sana, perhatikan apakah menunya berdasarkan pola gizi seimbang; bagaimana standar kebersihannya dan penyajiannya. Terlebih jika anak kita memiliki alergi terhadap makanan-makanan tertentu yang harus diinformasikan kepada pihak TPA. 7. TPA harus memiliki sarana P3K yang memadai untuk menangani anak yang mengalami cedera. Lebih baik lagi jika TPA itu memiliki tenaga medis dan psikolog. Heni TPA Harus Memahami Perkembangan Anak Orang-orang yang bekerja di TPA, terutama para pengasuhnya, kata Indri Savitri, Psi, juga dari LPT UI, harus memiliki kesabaran luar biasa dan memahami perkembangan anak batita. "Anak usia 2-3 tahun itu, kan, belum bisa mengutarakan seluruh keinginannya secara verbal, sehingga untuk itu ia masih sering memakai cara berteriak, marah dan menangis. Cara itu juga dipakai untuk menanggulangi rasa kesal. "Ditambah lagi, karena bahasanya masih sangat terbatas, belum bisa berkomunikasi secara verbal, batita juga gampang frustrasi dan temper tantrum. "Dia juga belum bisa mengatur dirinya karena ada keterbatasan fisiologis dan psikologis." Untuk itu, TPA pun harus tahu penanganan yang pas dalam mengatasi anak marah, ngambek, mengamuk, dan lainnya. Lebih dari itu, para pengasuh di sana harus rajin bertanya kepada orang tua mengenai kebiasaan anak-anak yang dititipkan. Tujuannya, kalau nanti timbul perilaku seperti kasus yang dihadapi putri Ibu Eka (kisah nyata di bawah, red), si pengasuh bisa menangani sesuai yang biasa dilakukan orang tuanya. "Setiap anak, kan, unik. Misalnya saja, ada anak yang sensitif yang tak terbiasa dengan suara keras dan perlu perlakuan lembut. Sebaliknya, ada anak yang terbiasa di rumahnya bicara blak-blakan sehingga jika mendengar omongan yang tegas dia akan menurut." Celakanya, dalam menghadapi kondisi seperti itu, sebagian orang dewasa ada yang tidak sabar. "Dia jengkel menghadapi anak yang berteriak-teriak dan berguling-guling. Dalam arti, orang dewasa ini juga tak bisa mengendalikan emosinya. Padahal, justru di sinilah letak peranannya, yaitu berusaha memahami kenapa, ya, si anak hari ini, kok, rewel sekali. Apakah makannya tadi kurang kenyang, misal," tutur Kepala Divisi Klinik dan Layanan Masyarakat di LPT UI ini. Bukankah tugas para pengasuh dan pengelola TPA adalah mengambil alih fungsi pengasuhan dan pemenuhan kebutuhan anak yang dititipkan orang tuanya? Dari kebutuhan fisik seperti makan, minum, buang air kecil, hingga kebutuhan psikologis seperti bermain dan kasih sayang. Jadi, kalau anak yang sudah digendong tetap rewel atau sudah dibujuk malah menjerit, "Nah, orang dewasa memerlukan teknik untuk menenangkannya. Pertama, terapkan sikap sabar. Anak jangan dikerasi, karena semakin dikerasi dia akan semakin marah. Pakailah sentuhan fisik yang lembut seperti dipeluk dan coba alihkan perhatiannya." Kalau sampai si anak dinyatakan tak bisa diatur, menurut Indri, mesti dicari penyebabnya. Heni > =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------- Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. =+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+=+ Mailing List Nakita milis-nakita@news.gramedia-majalah.com Arsip http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/ ------------------------------------------------ untuk berlangganan kirim mail kosong ke : [EMAIL PROTECTED] untuk berhenti berlangganan kirim mail kosong ke: [EMAIL PROTECTED]