MAHASISWA
hmm... kalo melihat dari tulisan Mark yang panjang begitu, mungkin ada
benarnya ada juga yang kurang benar :)
Kalo saya cermati semua tulisan itu semuanya akan kembali kepada
mahasiswanya, percaya atau tidak itu memang kenyataan :P
Yang harus diingat adalah,
- Mahasiswa BUKAN anak SMU yang harus disuapi ilmu !!, harus di beri
rumus-rumus yang lengkap
- Mahasiswa = terdiri dari dua kata Maha  dan Siswa , kalo yang namanya
Maha berarti "lebih" seharusnya siswa yang lebih berfikir dewasa, kreatif,
mandiri (bukan ujian mandiri, red) dan disiplin.
- Mahasiswa HARUS memiliki tujuan dari hidupnya dia sendiri ( contoh : saya
pernah buat kuisoner kenapa anda kuliah di UG ? lucunya masih ada yang
jawab ikut teman/pacar :)  ) nah disini sudah kelihatan bahwa dari diri
sendiri tidak punya tujuan :P
- Mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang berfikir "TIDAK" mau mengulang
mk !, ngapain pula ikut UM keluar biaya juga, nah untuk TIDAK mengulang
tentunya harus kerja keras dong :), kalo di ada yang IPK nya lebih tinggi
karena ujian mandiri, saya yakin dengan TIDAK mengulang akan merasa LEBIH
TERHORMAT :) hehehehehee...
- Bisa tidaknya bersaing dengan dengan mencantumkan reputasi perguruan
tinggi, buktinya banyak lulusan UG yang kerja di Luar Negeri ataupun yang
meneruskan kuliah di LN :)

DOSEN
- Kita tidak dapat menyimpulkan dosen itu enggan mengajar, begitu saja :)
ini karena banyak faktor terutama menyangkut masalah pribadi si dosen itu
sendiri,
orang yang pintar/cerdas-pun belum tentu bisa mengajar :) contoh : Habibie
cerdas/jenius apakah dia bisa ngajar dengan berhasil ??? belum tentu :)
kalo tidak ada dukungan dari semua civitas akademika :P  karena dalam
mengajar itu ada "ilmu" pengajar, coba anda perhatiakan dari semua dosen
siapa yang paling baik mengajar ??? tentu nya anda sendiri yang lebih tahu,
- Maksudnya berbeda sedikit langsung out seperti apa ?? kalo MHS itu
sendiri yang memang TIDAK LAYAK disebut mahasiswa kenapa musti di
pertahankan ??
masa sih kalo kita bicara baik-baik, ngajuin pendapat yang berbeda pun
secara lebih baik, masa langsung di ***OUT sama UG ??? udah dicoba belum
ngadain misal ngadain dialog terbuka dengan rektor ???? atau civitas
akademika yang lain ???
- Kalo kualiatas dosen menurun mungkin harus tanya ke dosen yang
bersangkutan kenapa kok begitu ? apakah gaji-nya kurang hehehehehe.. atau
mungkin memang dia nggak mau mengajar ? itu juga tergantung kepada pribadi
:)

YAYASAN
- Kalo dibilang profit mungkin ada benarnya, karena setiap institusi butuh
untuk membiayai hidupnya, ideal sih kuliah di gunadarma gratis gitu ya :)
ini saya juga setuju sekali itung-itung ikut mencerdaskan kehidupan bangsa
hehehehehehe...  masalah profit rasanya dari sisi mana kita menilai :) kalo
dari sisi negatif tentunya akan lebih negatif, ibarat kelompok "opensource"
mereka kan TIDAK profit oriented :) tapi apakah bisa berjalan organisasinya
jika tidak ada dukung dari berbagai pihak atau si anggotanya ???
- Kalo memang ada "oknum" yang menjual "kupon" UM seharga Rp. 2.000.000,-
saya rasa gunadarma TIDAK mentolelir perbuatan tersebut, ini bisa
dilaporkan tapi jangan lupa bawa BUKTI Tertulisnya :) biar kuat, nanti kalo
"menggantung" oknum tersebutkan enak :)
- Tidak mampu bersaing dengan pendidikan dunia inernasional ?? hehehee..
saya fikir kenapa kok ada orang UG yang kerja di LN/ sekolah lagi di LN ??
bersaingnya itu seperti apa ?? apakah anda yakin perguruan tinggi swasta
lain selain UG mampu bersaing ???? nggak juga tuh kalo nggak ada dukungan
dari berbagai pihak :P  sebagai contoh :
Saya kemarin dapat tugas untuk "mendidik" Mhs yang PKL di kantor saya,
mereka anak Teknik Informatika disalah satu perguruan tinggi swasta di JKT,
:)
ternyata tidak tahu apa-apa, saya tanya apa itu RDBMS/DDL/DML (pokoknya
tentang database) nggak tahu apa-apa :) terus saya tanya apakah pernah
belajar Database ?? dijawab pernah !, loh terus selama ini kemana aja ?
mereka bilang hanya dikasih catatan :)  lucunya lagi setelah PKL harus buat
laporan, terus saya tanya yang "nguji"-nya siapa ?? katanya satu orang
yaitu pembimbing mereka sendiri :( hehehehehe... saya bilang wah itu sih
bercanda :) ya nggak usahlah sidang atau persentasi :P hehehehehe...   ini
semua "mereka" lakukan adalah supaya dapat ikut skripsi, padahal tidak ada
jalur Non Skripsi, kalo kita kembalikan lagi apakah hal tersbut mendidik
??? ini juga akan dijawab itu tergantung mahasiswanya.
-hehehe.. kalo dibilang pensuplai terbesar :) berarti berhasil dong promosi
nya hehehehehe... :P  kalo dibilang generasi yang tak mampu berfikir saya
rasa termasuk anda dong :) kalo memang anda mahasiswa
gunadarma,hehehehehe... kalo bukan berarti harus masuk dulu ke UG,
hehehehehe... baru bilang :)
saya yakin TIDAK SEMUA laki-2 eh... Mhs Gunadarma seperti itu :P, yang
menyebabkan negeri nggak maju-2 ya bukan anda saja :P tapi yang lainnya
juga dong kayak ikip, ui, itb, dll :P

Kalo TIDAK IKUT jalur UM saya dukung 1000% deh :) sekalipun UM tetep aja
harus keluar duwit iya nggak hehehehee.. :P disini aja jelas kelihatan itu
semua tergantung kepada Mahasiswanya :P

Salam










Please respond to [EMAIL PROTECTED]

From: Mark Rompies <stupid @ thepentagon.com> on 03/05/2000 02:55:12 PM GMT
To:   milis @ gunadarma.ac.id
cc:    (bcc: WARSONO/MIS/UNITED_TRACTORS)
Subject:  [GUNADARMA] UM for dummies II (Was: UM for dummies)



MAHASISWA
- jadi enggan mencari ilmu, karena sistem pendidikan di Gunadarma (tentu
berikut UM-nya) malah mendidik mahasiswanya untuk mengerjakan ujian, bukan
untuk berpikir.
- yang tadinya belajar dengan baik dan bekerja keras (dan mungkin juga
mendapat nilai baik) menjadi tidak bernafsu untuk berprestasi, karena
mahasiswa lainnya yang mendadak mendapatkan nilai 1,0 lebih pada IP-nya
hanya karena mengikuti UM (dengan mutu soal yang rendah). Mahasiswa yang
sadar seharusnya tidak perlu merasa demikian, namun alangkah baiknya pihak
Kampus tidak menciptakan kebijaksanaan yang memunculkan iklim sedemikian
rupa.
- dianggap "sarjana UM" atau "mahasiswa Gunadarma = sarjana UM" bagitu
keluar sedikit dari lingkup Gunadarma. Kalau sekedar "dianggap" sih masih
mending, namun pada dasarnya memang cuma bisanya mengerjakan ujian, tapi
tak mampu berpikir. Salah satu contoh, ketika konsultasi skripsi dengan
dosen pembimbing dari UI, langsung ditanya berapa banyak UM yang pernah
diikuti mahasiswa tersebut.
- tidak bisa bersaing di dunia pendidikan secara global, karena reputasi
perguruan tingginya tidak baik
- dan masih banyak lagi, tambah sendiri

DOSEN
- jadi enggan mengajar dengan baik..toh mahasiswanya bisa ikut UM bila ngak
puas akan nilai mata kuliah tersebut (bukan hanya bila ngak lulus).
- tidak bisa memberikan yang terbaik..mungkin bisa, tapi entah bagaimana
caranya, sebab nampaknya sangat sulit berbeda pendapat dengan pihak
Gunadarma (berbau sistem kerajaan)...vokal sedikit langsung *out*
- kualitas dosen menurun, karena tidak ada gunanya mengembangkan diri

YAYASAN PENDIDIKAN GUNADARMA
- dinilai masyarakat luas sebagai profit oriented..namun kalau memang
demikian adanya yah boleh buat apa..eh..apa boleh buat
- dinilai sbg perguruan tinggi (apa masih pantas disebut demikian) yang
aneh, karena ada pihak (oknum?) di bag. UM yang menjual "kupon" UM seharga
Rp. 2.000.000 kepada mahasiswanya.
- tidak akan mampu bersaing di dunia pendidikan internasional, karena
reputasi yang tidak baik sebagai perguruan tinggi. Namun demikian cukup
punya reputasi di dunia bisnis.
- pensuplai terbanyak (mengingat bisa >110 orang per kelas) generasi muda
yang tak suka/mampu berpikir, yang juga berperan membuat negeri kita ini
ngak maju2.

Apa masih layak semua dikembalikan kepada mahasiswanya?

Saya ingat apa kata Pak Made, sekali membajak ya tetap membajak, apapun
alasannya. Biar bagaimanapun, implementasi UM di Gunadarma mempunyai dampak
yang merugikan.

Mohon tanggapannya...

ps: Saya mohon kepada rekan2 mahasiswa yang masih aktif belajar di
Gunadarma supaya tidak menempuh jalur UM, melainkan belajarlah dengan baik
mencari ilmu, bukan nilai.




* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke