Correct, selama niat-nya untuk meningkatkan nilai tambah bagi "seluruh
investor", bukan hanya sebagian investor saja, program buy-back sangat baik,
karena ini meningkatkan EPS tanpa kena pajak.

Bottom-line, selama niatnya baik untuk seluruh investor, program buy-back
sangat saya dukung.
Tapi kalo dibelokin untuk kepentingan segelintir investor utama, pasti semua
akan menentang (kalo tahu).
Masalahnya adalah, siapa yang tahu niat BUMI (atau company2 yang lain)
melakukan share buy-back adalah untuk kepentingan seluruh atau segelintir
investor?

Hanya Tuhan dan mereka yang tahu. Kita cuma bisa menebak2 saja, Mbah.

Tebakan saya, niat mereka nggak tulus untuk meningkatkan shareholder value.
Buktinya, baru beberapa bulan lalu mereka mau buy-back di harga max 11 ribu.
Itu angka apakah mencerminkan harga di bawah nilai intrinsic-nya? Kalo nilai
tsb di atas nilai intrinsic-nya, siapa yang dirugikan dan siapa yang
diuntungkan? Menurut saya, yang dirugikan adalah investor retail yang invest
di BUMI, dan yang diuntungkan adalah yang sempat jual saham via program
buy-back ke emiten BUMI, siapakah itu. Datanya ada di KSEI.

Sekali lagi, ini hanya tebakan, bisa salah, bisa benar, time will tell...

Just my 2 cents.

Regards,
Bandar Bola



2008/11/14 jsx_consultant [EMAIL PROTECTED]

>   Didalam posting anda sebelumnya anda menulis:
>
> Kontrol cek yang paling mudah untuk menilai apakah program buy-back
> itu add value, adalah apabila program dilakukan oleh emiten untuk
> membeli sahamnya pada harga yang di bawah intrinsic value saham tsb.
> Bahkan, bila emiten mau pinjam uang dari bank untuk buy-back
> depressed stock-nya, harus di-apresiasi, karena add value dari EPS
> yang meningkat bagi shareholder dapat mengkompensasi biaya bunga
> uang untuk program buy-back tsb.
>
> ...
>
> Jadi Buyback adalah sesuatu yg 'WAJIB' dilakukan oleh emiten
> meskipun dengan dana pinjaman asal buyback dilakukan dengan
> harga dibawah instrinsic value untuk memberikan NILAI TAMBAH
> bagi para shareholder.
> .
>
> 
>

Kirim email ke