Kalau begitu, sekuritas sampe rugi, apakah nantinya mereka tetap bisa 
kredibel.. seperti contoh kasus SP yg tadinya dianggap punya 
kredibilitas tinggi. 

Sekuritas semua plat, baik plat merah maupun plat hitam mestinya 
tetap menjaga kredibilitas agar dunia investasi berjalan wajar dan 
makin berkembang pesat dan calon investor/investor tidak lagi waswas 
nasib investasinya. Pelanggan sekuritaspun makin meningkat....

Regards


simon bolenang <simon_bolen...@...> wrote:
>
> Ini disebabkan uang bandar habis ( rugi karena harga saham turun 70 
% - 95 % )
> apalagi sampai pake margin, langsung bad debt KO ngak bisa bayar ke 
sekuritas,
> akhirnya pasang badan.
> Sekuritas juga rugi karena yg margin ngak bisa dijual ( AR ) 
sehingga banyak yg
> bangkrut, yg masih bertahan juga banyak rugi apalagi yg ada repo 
BUMI/ BNBR
> sehingga yg mau margin dibatasi saham tertentu saja (syarat ketat ).
> Jadi uang di bursa kering apalagi bule2 pada tarik uangnya di brusa.
> Ditambah sekuritas banyak yg bermasalah.
> 
> --- On Thu, 1/29/09, FromBuitenzorg <frombuitenz...@...> wrote:
> From: FromBuitenzorg <frombuitenz...@...>
> Subject: [obrolan-bandar] Re: indeks ini disebabkan munculnya 
beberapa masalah di pasar saham domestik.
> To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
> Date: Thursday, January 29, 2009, 7:22 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>     
>             Wah kalo begini caranya bisa sepi dong bei, karena 
indeks jadi kurang 
> 
> menantang dan banyak yg menahan diri buat trading. Tapi mudah2an 
ini 
> 
> cuma sementara doang.
> 
> 
> 
> Rgrds 
> 
> 
> 
> "adjies2000" <ad2000@> wrote:
> 
> >
> 
> > Analis BNI Securities Norico Gaman mengatakan, terbatasnya 
penguatan
> 
> > indeks ini disebabkan munculnya beberapa masalah di pasar saham
> 
> > domestik. Seperti kerugian derivatif yang menimpa sektor 
perbankan,
> 
> > kasus beberapa sekuritas lokal serta aksi emiten yang menyimpang 
> 
> dari
> 
> > aturan pasar modal.
> 
> > 
> 
> > "Akibatnya investor pasar modal menjadi ragu untuk berinvestasi.
> 
> > Mereka malah lebih memilih untuk menunggu agar situasi lebih jelas
> 
> > lagi," katanya. Sementara ekspektasi pemulihan ekonomi dalam 
negeri
> 
> > sebenarnya mulai terlihat, ditunjukkan dari perkiraan rendahnya
> 
> > inflasi Januari serta tren suku bunga yang turun.
> 
> > 
> 
> > "Pelaku pasar saat ini juga menantikan implementasi stimulus 
fiskal
> 
> > yang dikucurkan pemerintah untuk menggerakkan sektor riil," 
ulasnya.
> 
> > Investor terlihat menahan diri bertransaksi ini sehingga nilai
> 
> > transaksi hanya mencapai Rp 1,057 triliun dengan volume 1,417 
miliar
> 
> > unit saham dan 31.138 kali transaksi. Tercatat 47 saham naik, 72 
> 
> saham
> 
> > turun dan 44 saham stagnan.
> 
> > 
> 
> > ============ ========= ========= ========= ========= ========= =
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 
> 
> > 29/01/2009 - 16:48
> 
> > Banyak Masalah, IHSG Mampu Menguat
> 
> > Asteria
> 
> > 
> 
> > (inilah.com/ Bayu Suta)
> 
> > 
> 
> > INILAH.COM, Jakarta - Membaiknya optimisme pasar di bursa regional
> 
> > tidak mampu memacu gairah investor untuk bertransaksi. Pasar tetap
> 
> > sepi transaksi meski berhasil ditutup di area hijau. Sejumlah 
> 
> masalah
> 
> > di bursa domestik disinyalir menjadi penyebabnya.
> 
> > 
> 
> > Pada perdagangan saham Kamis (29/1) IHSG ditutup naik 3,199 poin
> 
> > (0,24%) menjadi 1.324,650. Indeks LQ-45 naik 1,169 poin (0,45%)
> 
> > menjadi 260,869 dan Jakarta Islamic Index (JII) turun 1,452 poin
> 
> > (0,68%) menjadi 212,718.
> 
> > 
> 
> > Bursa saham Indonesia di awal perdagangan dibuka menguat di posisi
> 
> > 1.321 dan merambat naik tipis hingga pada sesi siang bertengger di
> 
> > level 1.323. Terapresiasinya bursa regional yang signifikan tidak
> 
> > cukup kuat mendorong penguatan IHSG, yang ditutup naik tipis ke 
> 
> level
> 
> > 1.324.
> 
> > 
> 
> > Analis BNI Securities Norico Gaman mengatakan, terbatasnya 
penguatan
> 
> > indeks ini disebabkan munculnya beberapa masalah di pasar saham
> 
> > domestik. Seperti kerugian derivatif yang menimpa sektor 
perbankan,
> 
> > kasus beberapa sekuritas lokal serta aksi emiten yang menyimpang 
> 
> dari
> 
> > aturan pasar modal.
> 
> > 
> 
> > "Akibatnya investor pasar modal menjadi ragu untuk berinvestasi.
> 
> > Mereka malah lebih memilih untuk menunggu agar situasi lebih jelas
> 
> > lagi," katanya. Sementara ekspektasi pemulihan ekonomi dalam 
negeri
> 
> > sebenarnya mulai terlihat, ditunjukkan dari perkiraan rendahnya
> 
> > inflasi Januari serta tren suku bunga yang turun.
> 
> > 
> 
> > "Pelaku pasar saat ini juga menantikan implementasi stimulus 
fiskal
> 
> > yang dikucurkan pemerintah untuk menggerakkan sektor riil," 
ulasnya.
> 
> > Investor terlihat menahan diri bertransaksi ini sehingga nilai
> 
> > transaksi hanya mencapai Rp 1,057 triliun dengan volume 1,417 
miliar
> 
> > unit saham dan 31.138 kali transaksi. Tercatat 47 saham naik, 72 
> 
> saham
> 
> > turun dan 44 saham stagnan.
> 
> > 
> 
> > Naiknya IHSG juga imbas dari penguatan bursa regional sebagai 
respon
> 
> > terapresiasinya bursa AS semalam. Optimisme pasar global kembali
> 
> > muncul setelah DPR AS memutuskan menerima proposal paket stimulus 
> 
> US$
> 
> > 819 miliar. Juga program `bad bank' pemerintahan Obama untuk
> 
> > menghilangkan aset-aset bermasalah di sektor perbankan AS.
> 
> > 
> 
> > Beberapa emiten yang berhasil menguat adalah PT Merck (MERK) yang 
> 
> naik
> 
> > Rp 3.500 menjadi Rp 33.000, PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) 
melonjak
> 
> > Rp 275 menjadi Rp 4.525, PT Redland Asia Capital (PLAS) naik Rp 
120
> 
> > menjadi Rp 840, dan PT Excelcomindo Pratama (EXCL) naik Rp 100 ke 
Rp
> 
> > 1.200.
> 
> > 
> 
> > Demikian pula saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) naik Rp 40 
> 
> menjadi
> 
> > Rp 770, PT Adaro Energy (ADRO) naik Rp 30 menjadi Rp 720, PT Bank
> 
> > Mandiri (BMRI) naik Rp 30 menjadi Rp 1.830, dan PT Perusahaan Gas
> 
> > Negara (PGAS) naik Rp 25 menjadi Rp 2.050 per lembar.
> 
> > 
> 
> > Sementara itu emiten yang melemah adalah PT Unilever Indonesia 
> 
> (UNVR)
> 
> > yang turun Rp 150 menjadi Rp 7.900, PT Indosat (ISAT) menyusut Rp 
> 
> 100
> 
> > ke Rp 5.650, PT London Sumatra Indonesia (LSIP) turun Rp 75 
menjadi 
> 
> Rp
> 
> > 2.925, PT Telkom (TLKM) melemah Rp 50 menjadi Rp 6.300 dan PT Bumi
> 
> > Resources (BUMI) turun Rp 20 menjadi Rp 490.
> 
> > 
> 
> > Sementara bursa saham Asia kebanyakan menguat. Bursa Jepang naik
> 
> > dipimpin saham perbankan dan asuransi dengan harapan rencana
> 
> > pemerintah AS membeli aset bermasalah perbankan serta kenaikan 
Wall
> 
> > Street dan lemahnya yen. Indeks Nikkei naik 144,95 poin (1,8%) 
> 
> menjadi
> 
> > 8.251,24. Sedangkan indeks Topix naik 14,14 poin (1,8%) menjadi 
> 
> 818,47.
> 
> > 
> 
> > Indeks Kospi di bursa Korea naik 0,74% pada level 1.166,56 
didukung
> 
> > kenaikan sektor perbankan. Namun, kenaikan menjadi terbatas akibat
> 
> > pelemahan sektor telekomunikasi.
> 
> > 
> 
> > Selain itu, indeks Hang Seng di bursa Hong Kong naik 4,58% menjadi
> 
> > 13.154,43 dan indeks KLCI di Malaysia naik 3,53 poin (0,40%) di 
> 
> level
> 
> > 883.16
> 
> > 
> 
> > Adapun indeks STI di Singapura turun 2,93 poin (0,17%) menjadi
> 
> > 1.763,15 dan indeks Sensex di India turun 75,18 poin (0,81%) ke 
> 
> level
> 
> > 9.182,29. Masih ada beberapa bursa yang tutup seperti di China, 
> 
> Taiwan
> 
> > dan Vietnam.
> 
> > 
> 
> > Sedangkan indeks saham Eropa mengalami penurunan di awal 
perdagangan
> 
> > hari ini dipicu pelemahan sektor perbankan dan komoditi, setelah
> 
> > berjaya dalam tiga hari terakhir. Indeks FTSE 100 turun 0,60%, 
> 
> indeks
> 
> > DAX turun 0,46% sedangkan indeks CAC turun 1,25%. [E1]
> 
> >
>


Kirim email ke