Mumpung liburan saya nambah2in spam nich...eh eh eh...
Spamkdr...elaine edan tenan...:-p

BTW, by pass jika tdk perlu....

---------------------------------------------------------------------

Selasa, 31 Maret 2009 10:14 wib
Siapa yang Mau Beli Pesawat?

Dalam sebuah kunjungan ke Amerika Serikat, pertengahan tahun 2000, Gus Dur 
antara lain bertemu dengan eksekutif puncak Boeing, industri raksasa pesawat 
terbang. Orang pun bertanya-tanya, apa pula urusannya Gus Dur dengan pembuat 
kapal mabur itu? Emangnya dia ahli pesawat terbang seperti Habibie?

Akhirnya Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi mengungkapkan maksud 
pertemuan itu: Gus Dur mau beli pesawat kepresidenan, yang selama ini memang 
tidak pernah dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Kebiasaan Gus Dur tetap ampuh, 
bikin kontroversial di luar negeri dan menimbulkan reaksi di dalam negeri.

Pers Indonesia pun sibuk mengusut rencana pembelian pesawat yang dirasa 
waktunya sangat tidak tepat itu, Krisis ekonomi saja sama sekali belum terlihat 
teratasi, kok sekarang Presiden akan beli pesawat pribadi segala?

Di luar dugaan di Jakarta, Menko Perekonomia Rizal Ramli menegaskan uang untuk 
membeli pesawat yang diinginkan Gus Dur sudah ada dan siap dibelanjakan. Wah, 
ini makin ganjil. Hal itulah yang menyebabkan kritik publik makin kencang 
terdengar.

Sampai akhirnya Gus Dur kembali ke Jakarta. Wartawan pun bertanya, "Gus, 
mengapa Anda merasa perlu membeli pesawat Boeing itu? Gus Dur pun menjawab, 
"Lho, siapa yang mau beli pesawat?"

Wahyu Muryadi dan Rizal Ramli "kena batunya." Sudah sibuk-sibuk membuat 
pembenaran untuk membela rencana Gus Dur, eh yang dibela malah membantahnya. 
(ahm)

Sumber :
http://news.okezone.com/GUSDUR/index.php/ReadStory/2009/03/31/64/206241/siapa-yang-mau-beli-pesawat

---------------------------------------------------------------------


Pemilu saat ini masih dalam proses berlangsungnya....

IHSG Secara TA masih dalam moment menunggu setelah hari - hari kemarin fight 
untuk SIZING - BUY and HOLD dan sd dipersimpangan saat ini. :-)

BEAR RALLY menuju ganti rupa ke BULL RALLY.

Dulu waktu masih sekolah saya pernah diajarkan untuk membedakan bener dan 
pener. :-)

Khususnya saat ada dipersimpangan.

Analoginya misalnya kita dari Monas menuju Sarinah.
Diperempatan Lampu Hijau, benernya kita langsung jalan saja sesuai aturan, iya 
tho. eh ternyata ada mobil presiden lewat atau lagi ada demo. kalo bener ijo 
tarik kenceng dech...habis itu nubruk...dan berpotensi digebukin polisi/masa yg 
demo. :-p

Penernya ya tunggu dulu atau mengambil jalan alternatif. Memang sih lebih jauh. 
tapi aman. :-)

Rejeki tdk akan kemana.....

Lha kalo saya sendiri harapannya ya ada RALLY tho ya....
Misal IHSG membentuk pola Parabolic Curve lagi, dengan Base 3 di 1600. Menuju 
2000 - 2100.Setelah itu jatuh lagi ke 1500-1600 dan RALLY ke 2800 - 3000. Jatuh 
lagi....bla bla sd IHSG ke 4500. 

Lho lho...kejauhan......

Tapi kalo ternyata saat ini masih belom, ya gpplah...ditungguin aja....Cepat 
atau lambat nanti larinya kesana juga...:-)


---------------------------------------------------------------------

Berikut kutipan tentang Satria Piningit.

http://nurahmad.wordpress.com/wasiat-nusantara/bait-terakhir-ramalan-jayabaya/

160.
sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa
ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener
lawase pitung bengi,
parak esuk bener ilange
bethara surya njumedhul
bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur
iku tandane putra Bethara Indra wus katon
tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa

sebelumnya ada pertanda bintang pari
panjang sekali tepat di arah Selatan menuju Timur
lamanya tujuh malam
hilangnya menjelang pagi sekali
bersama munculnya Batara Surya
bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut
itulah tanda putra Batara Indra sudah nampak
datang di bumi untuk membantu orang Jawa


173.
nglurug tanpa bala
yen menang tan ngasorake liyan
para kawula padha suka-suka
marga adiling pangeran wus teka
ratune nyembah kawula
angagem trisula wedha
para pandhita hiya padha muja
hiya iku momongane kaki Sabdopalon
sing wis adu wirang nanging kondhang
genaha kacetha kanthi njingglang
nora ana wong ngresula kurang
hiya iku tandane kalabendu wis minger
centi wektu jejering kalamukti
andayani indering jagad raya
padha asung bhekti

menyerang tanpa pasukan
bila menang tak menghina yang lain
rakyat bersuka ria
karena keadilan Yang Kuasa telah tiba
raja menyembah rakyat
bersenjatakan trisula wedha
para pendeta juga pada memuja
itulah asuhannya Sabdopalon
yang sudah menanggung malu tetapi termasyhur
segalanya tampak terang benderang
tak ada yang mengeluh kekurangan
itulah tanda zaman kalabendu telah usai
berganti zaman penuh kemuliaan
memperkokoh tatanan jagad raya
semuanya menaruh rasa hormat yang tinggi


Diambil dari Bait Akhir Ramalan Jayabaya. :-)
Kalo tdk salah Tahun keemasan dihitung 100-tahunan. terjadi pada tahun 2001 - 
2100

---------------------------------------------------------------------

Sumber : http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=1230

 -Megatruh Kambuh-

Renungan Seorang Penyair Dalam Menanggapi Kalabendu

Penyair besar Ronggowarsito, di pertengahan abad 19, menggambarkan zaman 
pancaroba sebagai "Kalatida" dan "Kalabendu".

Zaman "Kalatida" adalah zaman ketika akal sehat diremehkan. Perbedaan antara 
benar dan salah, baik dan buruk, adil dan tak adil, tidak digubris. Krisis 
moral adalah buah dari krisis akal sehat. Kekuasaan korupsi merata dan 
merajalela karena erosi tata nilai terjadi di lapisan atas dan bawah.

Zaman "Kalabendu" adalah zaman yang mantap stabilitasnya, tetapi alat 
stabilitas itu adalah penindasan. Ketidakadilan malah didewakan. Ulama-ulama 
menghianati kitab suci. Penguasa lalim tak bisa ditegur. Korupsi dilindungi. 
Kemewahan dipamerkan di samping jeritan kaum miskin dan tertindas. Penjahat 
dipahlawankan, orang jujur ditertawakan dan disingkirkan.

Gambaran sifat dan tanda-tanda dari "Kalatida" dan "Kalabendu" tersebut di atas 
adalah saduran bebas dari isi tembang aslinya. Namun secara ringkas bisa 
dikatakan bahwa "Kalatida" adalah zaman edan, karena akal sehat diremehkan, dan 
"Kalabendu" adalah zaman hancur dan rusaknya kehidupan karena tata nilai dan 
tata kebenaran dijungkir-balikkan secara merata.

Lalu, menurut Ronggowarsito, dengan sendirinya, setelah "Kalatida" dan 
"Kalabendu" pasti akan muncul zaman "Kalasuba", yaitu zaman stabilitas dan 
kemakmuran.

Apa yang dianjurkan oleh Ronggowarsito agar orang bisa selamat di masa 
"Kalatida" adalah selalu sadar dan waspada, tidak ikut dalam permainan gila. 
Sedangkan di masa "Kalabendu" harus berani prihatin, sabar, tawakal dan selalu 
berada di jalan Allah sebagaimana tercantum di dalam kitab suciNya. Maka nanti 
akan datang secara tiba-tiba masa "Kalasuba" yang ditegakkan oleh Ratu Adil. 

---------------------------------------------------------------------

Pertanyaannya Siapakah atau Apakah Ratu Adil tsb ? Putra Bathara Indra ? :-)

Ada yg menyebutkan bahwa Ratu Adil itu sebenarnya bukan orang/manusia atau 
sosok tertentu. melainkan sebuah System dimana system tersebut diisi oleh orang 
- orang Baik atau Orang2 Pilihan YMK. Sehingga Jalan Kemakmuran dan penuh 
berkah, secara otomatis terbawa oleh mereka :-)

Akan tetapi sebelum jaman itu tiba, akan terjadi pertempuran hebat. antara 
Pendawa (5) melawan Kurawa(100). :-)

Sebelum merujuk ke ramalan jayabaya....mungkin perlu kita lihat di 
wikimedia...sejarah dari Sang Prabu Jayabaya sendiri menggubah Kakawin 
Bharatayuda atau Mahabaratha. :-)

---------------------------------------------------------------------

http://id.wikipedia.org/wiki/Jayabaya

Pemerintahan Jayabhaya

Pemerintahan Jayabhaya dianggap sebagai masa kejayaan Kadiri. Peninggalan 
sejarahnya berupa prasasti Hantang (1135), prasasti Talan (1136), dan prasasti 
Jepun (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157).

Pada prasasti Hantang, atau biasa juga disebut prasasti Ngantang, terdapat 
semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kadiri menang. Prasasti ini dikeluarkan 
sebagai piagam pengesahan anugerah untuk penduduk desa Ngantang yang setia pada 
Kadiri selama perang melawan Janggala.

Dari prasasti tersebut dapat diketahui kalau Jayabhaya adalah raja yang 
berhasil mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri.

Kemenangan Jayabhaya atas Janggala disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas 
Korawa dalam kakawin Bharatayuddha yang digubah oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh 
tahun 1157.

---------------------------------------------------------------------

Jadi...Kakawin Barathayuda = simbol kemenangan Jayabaya melawan Janggala dan 
mempersatukan kembali Kadiri :-)


Bagaimanakah Cerita Mahabaratha secara singkat ?

---------------------------------------------------------------------

Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan 
saudara sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan 
tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra 
dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.

---------------------------------------------------------------------

Penerus Wangsa Kuru

Setelah perang berakhir, Yudistira dinobatkan sebagai Raja Hastinapura. Setelah 
memerintah selama beberapa lama, ia menyerahkan tahta kepada cucu Arjuna, yaitu 
Parikesit. Kemudian, Yudistira bersama Pandawa dan Dropadi mendaki gunung 
Himalaya sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di sana mereka meninggal dan 
mencapai surga. Parikesit memerintah Kerajaan Kuru dengan adil dan bijaksana. 
Ia menikahi Madrawati dan memiliki putera bernama Janamejaya. Janamejaya 
menikahi Wapushtama (Bhamustiman) dan memiliki putera bernama Satanika. 
Satanika berputera Aswamedhadatta. Aswamedhadatta dan keturunannya kemudian 
memimpin Kerajaan Wangsa Kuru di Hastinapura.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata

---------------------------------------------------------------------

Kesimpulan : 

Putra Bathara Indra = Arjuna (Wiki)

http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna

Dalam bahasa Sansekerta, secara harfiah kata Arjuna berarti "bersinar terang", 
"putih", "bersih". Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa berarti " jujur di 
dalam wajah dan pikiran".

Arjuna merupakan putra ketiga, lahir dari Indra, pemimpin para Dewa.

(Diambil dari Ensiklopedia Bebas-Wikipedia Indonesia)

Dimana dalam Pandawa Lima. Arjuna adalah Ksatria Tengah. dengan raja Astina 
masih tetap kakak tertunya = Yudhistira.
Baru setelah itu digantikan oleh cucu arjuna = Parikesit. yg bisa memimpin 
berdiri diatas Pendawa dan Kurawa :-)

http://news.okezone.com/GUSDUR/index.php/ReadStory/2008/09/08/64/143770/kisah-pandawa-dan-kurawa


So, Siapakah Ratu Adil tersebut ? atau Satria Piningit.
Apakah Secara Keseluruhan adalah System Kebaikan yg dibawa oleh Pendawa 5. yg 
harus terlebih dahulu menaklukkan Kurawa ? :-p

---------------------------------------------------------------------

Pandawa dan Korawa

Pandawa dan Korawa merupakan dua kelompok dengan sifat yang berbeda namun 
berasal dari leluhur yang sama, yakni Kuru dan Bharata. Korawa (khususnya 
Duryodana) bersifat licik dan selalu iri hati dengan kelebihan Pandawa, 
sedangkan Pandawa bersifat tenang dan selalu bersabar ketika ditindas oleh 
sepupu mereka. Ayah para Korawa, yaitu Dretarastra, sangat menyayangi 
putera-puteranya. Hal itu membuat ia sering dihasut oleh iparnya yaitu 
Sangkuni, beserta putera kesayangannya yaitu Duryodana, agar mau mengizinkannya 
melakukan rencana jahat menyingkirkan para Pandawa.

---------------------------------------------------------------------

Secara Tahun = 2001 - 2100, sudah waktunya masa keemasan itu datang. diiringi 
oleh berbagai goncangan - goncangan. baik manusia maupun alam.

Siapakah kira - kira Ksatria Tengah yg ada di Kabinet saat ini ? he he
Apakah mbak Indra-wati...atau mungkin ada yg lain ya.... :-p

Yah mungkin ini hanya sekedar cerita atau dongeng saja di hari Minggu yg cerah 
ini........

Akhir kata,

Have a Nice Day......

Mohon mangap jika ada yg kurang berkenan...:-)

Tks

Best Regards


http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata

Daftar kitab

Mahābhārata merupakan kisah epik yang terbagi menjadi delapan belas 
kitab atau sering disebut Astadasaparwa. Rangkaian kitab menceritakan kronologi 
peristiwa dalam kisah Mahābhārata, yakni semenjak kisah para leluhur 
Pandawa dan Korawa (Yayati, Yadu, Puru, Kuru, Duswanta, Sakuntala, Bharata) 
sampai kisah diterimanya Pandawa di surga.

Adiparwa        
Kitab Adiparwa berisi berbagai cerita yang bernafaskan Hindu, seperti misalnya 
kisah pemutaran Mandaragiri, kisah Bagawan Dhomya yang menguji ketiga muridnya, 
kisah para leluhur Pandawa dan Korawa, kisah kelahiran Rsi Byasa, kisah masa 
kanak-kanak Pandawa dan Korawa, kisah tewasnya rakshasa Hidimba di tangan 
Bhimasena, dan kisah Arjuna mendapatkan Dropadi.

Sabhaparwa      
Kitab Sabhaparwa berisi kisah pertemuan Pandawa dan Korawa di sebuah balairung 
untuk main judi, atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni, permainan 
dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian, Pandawa 
harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu melalui masa 
penyamaran selama 1 tahun.

Wanaparwa       
Kitab Wanaparwa berisi kisah Pandawa selama masa 12 tahun pengasingan diri di 
hutan. Dalam kitab tersebut juga diceritakan kisah Arjuna yang bertapa di 
gunung Himalaya untuk memperoleh senjata sakti. Kisah Arjuna tersebut menjadi 
bahan cerita Arjunawiwaha.

Wirataparwa     
Kitab Wirataparwa berisi kisah masa satu tahun penyamaran Pandawa di Kerajaan 
Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun. Yudistira menyamar 
sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai guru tari, Nakula 
sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan Dropadi sebagai penata 
rias.

Udyogaparwa     
Kitab Udyogaparwa berisi kisah tentang persiapan perang keluarga Bharata 
(Bharatayuddha). Kresna yang bertindak sebagai juru damai gagal merundingkan 
perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya 
di penjuru Bharatawarsha, dan hampir seluruh Kerajaan India Kuno terbagi 
menjadi dua kelompok.

Bhismaparwa     
Kitab Bhismaparwa merupakan kitab awal yang menceritakan tentang pertempuran di 
Kurukshetra. Dalam beberapa bagiannya terselip suatu percakapan suci antara 
Kresna dan Arjuna menjelang perang berlangsung. Percakapan tersebut dikenal 
sebagai kitab Bhagavad Gītā. Dalam kitab Bhismaparwa juga diceritakan 
gugurnya Resi Bhisma pada hari kesepuluh karena usaha Arjuna yang dibantu oleh 
Srikandi.

Dronaparwa      
Kitab Dronaparwa menceritakan kisah pengangkatan Bagawan Drona sebagai panglima 
perang Korawa. Drona berusaha menangkap Yudistira, namun gagal. Drona gugur di 
medan perang karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk 
lemas mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya, Aswatama. Dalam kitab 
tersebut juga diceritakan kisah gugurnya Abimanyu dan Gatotkaca.

Karnaparwa      
Kitab Karnaparwa menceritakan kisah pengangkatan Karna sebagai panglima perang 
oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain. Dalam 
kitab tersebut diceritakan gugurnya Dursasana oleh Bhima. Salya menjadi kusir 
kereta Karna, kemudian terjadi pertengkaran antara mereka. Akhirnya, Karna 
gugur di tangan Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ke-17.

Salyaparwa      
Kitab Salyaparwa berisi kisah pengangkatan Sang Salya sebagai panglima perang 
Korawa pada hari ke-18. Pada hari itu juga, Salya gugur di medan perang. 
Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana menyesali perbuatannya dan 
hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu menjadi ejekan para 
Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi dengan Bhima. Dalam 
perkelahian tersebut, Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat Aswatama 
sebagai panglima.

Sauptikaparwa   
Kitab Sauptikaparwa berisi kisah pembalasan dendam Aswatama kepada tentara 
Pandawa. Pada malam hari, ia bersama Kripa dan Kertawarma menyusup ke dalam 
kemah pasukan Pandawa dan membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa. Setelah 
itu ia melarikan diri ke pertapaan Byasa. Keesokan harinya ia disusul oleh 
Pandawa dan terjadi perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna. Byasa dan Kresna 
dapat menyelesaikan permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya 
dan menjadi pertapa.

Striparwa       
Kitab Striparwa berisi kisah ratap tangis kaum wanita yang ditinggal oleh suami 
mereka di medan pertempuran. Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran 
jenazah bagi mereka yang gugur dan mempersembahkan air suci kepada leluhur. 
Pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan kelahiran Karna yang menjadi rahasia 
pribadinya.

Santiparwa      
Kitab Santiparwa berisi kisah pertikaian batin Yudistira karena telah membunuh 
saudara-saudaranya di medan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh 
Rsi Byasa dan Sri Kresna. Mereka menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu 
agar Yudistira dapat melaksanakan kewajibannya sebagai Raja.

Anusasanaparwa  
Kitab Anusasanaparwa berisi kisah penyerahan diri Yudistira kepada Resi Bhisma 
untuk menerima ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, 
aturan tentang berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya. 
Akhirnya, Bhisma meninggalkan dunia dengan tenang.

Aswamedhikaparwa        
Kitab Aswamedhikaparwa berisi kisah pelaksanaan upacara Aswamedha oleh Raja 
Yudistira. Kitab tersebut juga menceritakan kisah pertempuran Arjuna dengan 
para Raja di dunia, kisah kelahiran Parikesit yang semula tewas dalam kandungan 
karena senjata sakti Aswatama, namun dihidupkan kembali oleh Sri Kresna.

Asramawasikaparwa       
Kitab Asramawasikaparwa berisi kisah kepergian Drestarastra, Gandari, Kunti, 
Widura, dan Sanjaya ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka 
menyerahkan tahta sepenuhnya kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang 
membawa kabar bahwa mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya 
sendiri.

Mosalaparwa     
Kitab Mosalaparwa menceritakan kemusnahan bangsa Wresni. Sri Kresna 
meninggalkan kerajaannya lalu pergi ke tengah hutan. Arjuna mengunjungi 
Dwarawati dan mendapati bahwa kota tersebut telah kosong. Atas nasihat Rsi 
Byasa, Pandawa dan Dropadi menempuh hidup "sanyasin" atau mengasingkan diri dan 
meninggalkan dunia fana.

Mahaprastanikaparwa     
Kitab Mahaprastanikaparwa menceritakan kisah perjalanan Pandawa dan Dropadi ke 
puncak gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada Parikesit, 
cucu Arjuna. Dalam pengembaraannya, Dropadi dan para Pandawa (kecuali 
Yudistira), meninggal dalam perjalanan.

Swargarohanaparwa       
Kitab Swargarohanaparwa menceritakan kisah Yudistira yang mencapai puncak 
gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam 
perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak 
masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing 
menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa Dharma.













Kirim email ke