jangan jual ADRO di bawah 1.200...

JAKARTA: Konsorsium Goldman Sachs, Farallon, Citi, dan konglomerat
Robert Kuok berencana menjual 17% saham atau 5,44 miliar saham
perusahaan tambang batu bara PT Adaro Energy Tbk pada harga minimal
Rp1.200 per saham.




Seorang manajer investasi yang mengetahui proses penjualan saham itu
(placement) mengatakan proses penjualan saham perusahaan tambang batu
bara terbesar kedua tersebut di Indonesia itu tengah berlangsung.
Apabila dikalkulasi, total penjualan 17% saham Adaro tersebut mencapai
Rp6,53 triliun.




"Penjualan saham Adaro diperkirakan rampung pada awal bulan depan.
Konsorsium penjual meminta harga minimal Rp1.200 per saham," ujarnya
kepada Bisnis pada akhir pekan lalu.




Beberapa calon pembeli dari China, India, Jepang, Korea, dan Eropa
menyatakan berminat membeli saham perusahaan tambang batu bara
tersebut. "San Miguel juga dikabarkan berminat membeli saham Adaro."




Robert Kuok, konglomerat Malaysia yang menduduki peringkat ke-97 orang
terkaya dunia versi majalah Forbes tahun lalu, diperkirakan memiliki
saham Adaro melalui Atticus Investments Pte Ltd.





Sekretaris Perusahaan Adaro Andre Mamuaya mengaku mendengar dari media mengenai 
penunjukan Goldman dalam penjualan saham itu.




Indonesia Country Manager Goldman Sachs (Singapore) Pte Charles Gunawan
menolak berkomentar. "Wah saya tidak bisa komentar. Hubungi saja
komunikasi perusahaan kami di Hong Kong," tuturnya.





Premium 20%




Jika mengacu pada harga minimal Rp1.200, berarti konsorsium penjual
meminta harga premium 20% dibandingkan dengan harga penutupan saham
Adaro pada Jumat pekan lalu di posisi Rp1.000 per saham. Dengan harga
penutupan itu, kapitalisasi pasar Adaro mencapai Rp31,98 triliun.




Analis PT Optima Securities Ikhsan Binarto mengatakan harga penjualan
di atas Rp1.200 berarti premium atau lebih tinggi dari harga perdana
saat Adaro mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia Rp1.100.





Harga jual hanya sedikit lebih tinggi dari harga perdana karena harga pasar 
juga masih lebih rendah.




"Kalau pasar kondusif bisa saja harga saham Adaro naik ke level Rp1.200
pada bulan depan [saat proses penjualan ini diharapkan tuntas]."




Berdasarkan data Bloomberg, rasio harga saham dibandingkan dengan laba
bersih per saham (price to earning ratio/PER) Adaro kini mencapai 18,37
kali, paling mahal dibandingkan dengan PER saham perusahaan tambang
batu bara lainnya.




PER PT Bumi Resources Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp25,03 triliun,
pada Jumat pekan lalu hanya 3,59 kali, termurah dibandingkan dengan PER
emiten batu bara lainnya.




Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk, yang berkapitalisasi pasar Rp15,82
triliun, pada akhir pekan lalu diperdagangkan dengan PER 6,39 kali,
sedangkan PER saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk mencapai 11,60
kali.




      

Kirim email ke