Friends, kayaknya thread ini udah OOT banget, mendingan disudahi saja, ntar
keburu disemprit Embah. Mengingat sebenarnya di milis ini ngobrolin politik
agak diharamkan. Karena pilihan politik itu menyangkut keyakinan dan
idealisme masing2, takutnya nanti ada yang tidak sepaham bisa jadi ribut2
lagi.

 

No offense, cuma ngingetin doang.

 

Regards,

Yudizz

 

 

  _____  

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:obrolan-ban...@yahoogroups.com]
On Behalf Of gnwn.wbsn
Sent: Tuesday, April 28, 2009 2:52 PM
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [ob] JK mulai di kucilkan ?

 






Yang memecah belah itu Surya Paloh sendiri dengan provokasi-nya "jangan jual
murah golkar dgn sikit-2 SBY-JK, waspadai kader genit pengin jadi mentrinya
SBY". Ya iyalah dgn duet SBY-JK Paloh sbg Ketua Penasehat tidak akan dpt
keuntungan apa2. Sekarang diwelehkan SBY bahwa golkar bukan hanya JK dan
harus diajukan lewat mekenisme resmi partai. Jadi itu sebenarnya soal
gengsinya Paloh dan JK saja bukan Golkar sebagai partai. Jadi jelaslah JK
(dan golkar) dijerumuskan Surya Paloh.

 

On 4/28/09, simon bolenang <simon_bolenang@
<mailto:simon_bolen...@yahoo.com> yahoo.com> wrote:

 


JK harusnya berbesar hati dan menjadi negarawan dari pada dipermalukan
begini
lebih baik lepas kutum Golkar, apalagi Golkar gagal mempertahankan suara
di Pileg.


 

Jakarta - Apes benar nasib Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla (JK).
Setelah beramai-ramai didorong pada posisi sulit sebagai capres,
beramai-ramai pula para pendorong itu meninggalkannya. Sebabnya, kans JK
sebagai capres sangat kecil dan susah menang.

Sumber detikcom di DPP Golkar menjelaskan bahwa JK saat ini sedang marah
besar kepada para pendukungnya yang main di dua kaki. JK pun akan mengunakan
kewenangannya untuk mendisiplinkan kader-kader Golkar yang tidak patuh
kepada pimpinan dan hasil Rapimnassus 23 April lalu.

"Beliau marah dengan ulah DPD-DPD yang dulu mendukung capres, kok sekarang
mau mencabut. Ini bagian dari upaya mendorong JK masuk jurang," kata sumber
tersebut kepada detikcom, Selasa (28/4/2009).

Dalam konteks kemarahan itulah, lanjut sumber itu, JK mengatakan secara
terang-terangan ada pihak tertentu baik perorangan atau kelompok yang
memecah belah parpol-parpol demi kepentingan politiknya termasuk Golkar. 

Konflik di tubuh internal PAN, PPP dan Golkar merupakan bukti konkret akan
tudingan JK itu. Lantas siap yang dimaksud JK? Memang JK tidak menjawab
secara langsung siapa yang dimaksud, tetapi arahnya jelas, pemecah belah itu
adalah orang kuat yang memiliki kekuasaan.

Lalu siapa yang dimanfaatkan, di internal Golkar, dari awal sudah terpecah
belah dalam faksi-faksi kuat. Sebut saja untuk lebih mudahnya, ada faksi JK,
Faksi Surya Paloh, Faksi Sultan Hamengku Buwono X. 

Faksi-faksi ini makin terpolarisasi mendekati pemilu presiden. Kelompok yang
dulu berada di belakang JK seperti Agung Laksono, Muladi dan tokoh lainnya,
belakangan terlihat mulai berani 'melawan' JK. 

Pernyataan Muladi yang keras soal kemungkinan koalisi Golkar dan Demokrat
menjadi bukti lebih kuat bahwa barisan pendukung JK makin kocar-kacir. Hal
sama juga di lakukan Wakil Ketua Umum DPP Golkar Agung Laksono. Meski
Rapimnassus Golkar sudah memutuskan mendukung JK sebagai capres, Agung tetap
berkeyakinan koalisi Golkar-PD akan tetap bisa tejadi.    

"Pak JK sudah mulai ditinggalkan para sekutunya. Tidak hanya di DPP, DPD
yang semula mendukung juga sudah mulai goyah, buktinya mereka menggalang
kekuatan untuk mengusulkan agar mempertimbangkan kembali koalisi dengan PD,"
paparnya.

Sampai saat ini JK memang masih memegang kendali penuh Partai Golkar.
Soemarsono, Burhanudin Napitupulu, Priyo Budi Santoso, Syamsul Muarif dan
sejumlah pengurus DPP lainnya memang masih solid di belakang JK. Namun,
bukan tidak mungkin jika peta berubah soliditas ini akan runtuh juga.

Akankah JK mengalami nasib seperti Akbar Tandjung? Dikerubuti para orang
dekatnya, tetapi ramai-ramai 'dikhianati' saat kekuasaan itu menjauh dari
tangannya. 

 

Reply via email to