*Ed, you're a wise man. Let me ask a question, what is true happiness? Elaine** * 2009/9/23 Edwin B <edwin...@yahoo.com>
> > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "jsx_consultant" <jsx-consult...@...> > wrote: > > > > Kemenangan yg terbesar bukanlah kemenangan melawan musuh > > tapisanggup menang melawan diri sendiri seperti: > > - Sanggup menang melawan Basic Need seperti rasa haus dan lapar. > > - Sanggup menang melawan Nafsu dasar seperti Nafsu Sex > > - Sanggup menang melawan Fikiran buruk: Curiga, Iri hati, dengki, > > cemburu, ingin memiliki yg bukan haknya. > > - Sanggup menang melawan Kebiasaan: Merokok, Minum2, Trading ( > > pak JT lulus engga ?). > > > > Embah yakin orang orang yg berhasil menang saat puasa punya sifat yg > > LEBIH cocok untuk Trading saham, betoel engga pak JT ?. > > > > SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430H > > MOHON MAAF LAHIR dan BATIN > > > > ... > > Embah > > > > Mohon maap agak terlambat beberapa hari... [image: :)] > > ................................... > > Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi > Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa > Dalam kesempatan hidup ada keluasan ilmu > > *Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT* > > Untuk warga OB yg merayakan turut Mengucapkan : > > *> SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430H > > MOHON MAAF LAHIR dan BATIN* > > > ..................................... > > > Kemenangan yg terbesar bukanlah kemenangan melawan musuh > > tapi sanggup menang melawan diri sendiri seperti: > > > - Sanggup menang melawan Basic Need seperti rasa haus dan lapar. > > - Sanggup menang melawan Nafsu dasar seperti Nafsu Sex > > - Sanggup menang melawan Fikiran buruk: Curiga, Iri hati, dengki, > > cemburu, ingin memiliki yg bukan haknya. > > - Sanggup menang melawan Kebiasaan: Merokok, Minum2, Trading ( > > pak JT lulus engga ?). > > > .......................................... > * > (Sekedar dongeng mumpung masih libur, by pass jika tdk perlu...) *[image: > :)] > > Berikut sedikit menambahkan definisi napsu dan mengalahkan hawa napsu dalam > dongeng Wayang : > dengan lakon....[image: :)] > > SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT [image: :D] > > *(Rangkuman)* > > Sumber : > http://www.jiwantoro.com/index.php/Article/2-Jawa/44-Sastra%20Jendra%20Hayuningrat > > Uraian singkat tentang Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Diyu ini > berdasarkan Buku Tripama Watak Satrio dan Sastra Jendra karya Ir. Sri > Mulyono. > > Secara harfiah *Sastra Jendra berasal dari kata sastra yang berarti tulis, > ilmu atau kitab*. Sedangkan *jendra berarti milik raja atau > Gusti*.*Hayuningrat > berarti keselamatan umat dan dunia semesta*. > > Sastra jendra dalam dunia pewayangan dikenal diajarkan oleh *begawan > Wisrawa dan juga diajarkan oleh Bima dalam lakon Bima Suci atau Nawaruci*atau > Sena Rodra juga dikenal dengan lakon Bima Paksa. > > Konon syarat utama yang mutlak harus ditempuh bagi manusia yang ingin > mencapai ilmu sastra jendra harus mampu menahan diri, atau mampu > mengendalikan hawa nafsu, yaitu *mampu menahan atau menyingkirkan nafsu > angkata, nafsu perut, dan nafsu kelamin (cegah dahar lan guling) dengan > jalan berpuasa.* > > *Nafsu angkara dalam pewayangan dilambangkan dengan Raksasa*, sedangkan*nafsu > guling dilambangkan dengan wanita. > * > > Resi Wisrawa pada waktu itu baru berhasil menyingkirkan nafsu perut > (aluamah) dan nafsu amarah yang dilambangkan bahwa Resi Wisrawa berhasil > membunuh secara sadis dan memotong-motong badan Raksasa Jambumangil, yaitu > saudara misan Dewi Sukesi. > > Karena tindakan Resi Wisrawa itu maka hukum karma menimpa anaknya > Kumbakarna. Kematian Kumbakarna dalam keadaan mengenaskan/mengerikan dalam > perang Kera dan Ceritera Ramayana. Kematiannya dimulai dari telinga putus, > tangan putus, kaki satu-persatu putus dan akhirnya lehernya terpisah dari > badannya (gembung). > > Ini hukum karma tetapi sekaligus melambangkan keberhasilan Resi Wisrawa > dalam menumpas/membunuh nafsu angkaranya, biarpun akhirnya ia tergelincir > dalam nafsu kelamin dan dalam lembah kenistaan (ia melahirkan Rahwana atau > Dasamuka yang melambangkan sepuluh nafsu angkara berasal dari lima nafsu > Wusrawa dan lima Sukesi, yaitu *amarah, mutmainah, supiah, aluaman dah > mulhimah.* > > > Sumber : http://bharatayudha.multiply.com/journal/item/74 > > Untuk mendapatkan ilham atau wisik.Ada tahapan atau tingkat yang harus > dilakukan yaitu : > > *Tapaning jasad*, yang berarti mengendalikan daya gerak tubuh atau > kegiatannya. > *Tapaning budi*, yang berarti menghindari perbuatan yang terhina dan > segala hal yang bersifat tidak jujur. > *Tapaning hawa nafsu*, yang berarti mengendalikan hawa nafsu atau sifat > angkara murka dari diri pribadi. > *Tapaning sukma*, yang berarti memenangkan jiwa. > *Tapaning cahya*, yang berarti selalu awas(eling) dan waspada serta > mempunyai daya visi sesuatu secara tepat. > *Tapaning gesang*, yang berarti berusaha berjuang sebaik mungkin secara > berhati-hati, kearah kesempurnaan hidup atau selalu taat kepada Tuhan Yang > Maha Esa. > > > Sumber : > http://alangalangkumitir.wordpress.com/category/rahasia-sastra-jendra-hayuningrat/ > > Dan berikut cerita selangkapnya [image: ;)] > > *RAHASIA SASTRA JENDRA HAYUNINGRAT* > > *Rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Pangruwa Ting Diyu.* > > Dalam lakon wayang Purwa, kisah Ramayana bagian awal diceritakan asal > muasal keberadaan Dasamuka atau Rahwana tokoh raksasa yang dikenal angkara > murka, berwatak candala dan gemar menumpahkan darah. Dasamuka lahir dari > ayah seorang Begawan sepuh sakti linuwih gentur tapanya serta luas > pengetahuannya yang bernama Wisrawa dan ibu Dewi Sukesi yang berparas jelita > tiada bandingannya dan cerdas haus ilmu kesejatian hidup. > > *Bagaimana mungkin dua manusia sempurna melahirkan raksasa buruk rupa dan > angkara murka ? * > > Bagaimana mungkin kelahiran " sang angkara murka " justru berangkat dari > niat tulus mempelajari ilmu kebajikan yang disebut Serat Sastrajendra. > > * > Ilmu untuk Meraih Sifat Luhur Manusia.* > > Gambaran ilmu ini adalah mampu merubah raksasa menjadi manusia. Dalam > pewayangan, raksasa digambarkan sebagai mahluk yang tidak sesempurna > manusia. > > Misal kisah prabu Salya yang malu karena memiliki ayah mertua seorang > raksasa. > Raden Sumantri atau dikenal dengan nama Patih Suwanda memiliki adik raksasa > bajang bernama Sukrasana. > > Dewi Arimbi, istri Werkudara harus dirias sedemikian rupa oleh Dewi Kunti > agar Werkudara mau menerima menjadi isterinya. Betari Uma disumpah menjadi > raksesi oleh Betara Guru saat menolak melakukan perbuatan kurang sopan > dengan Dewi Uma pada waktu yang tidak tepat. Anak hasil hubungan Betari Uma > dengan Betara Guru lahir sebagai raksasa sakti mandra guna dengan nama " > Betara Kala " (kala berarti keburukan atau kejahatan). > > Sedangkan Betari Uma kemudian bergelar Betari Durga menjadi pengayom > kejahatan dan kenistaan di muka bumi memiliki tempat tersendiri yang disebut > " Kayangan Setragandamayit ". > > Wujud Betari Durga adalah raseksi yang memiliki taring dan gemar membantu > terwujudnya kejahatan. > > Melalui ilmu Sastrajendra maka simbol sifat sifat keburukan raksasa yang > masih dimiliki manusia akan menjadi dirubah menjadi sifat sifat manusia yang > berbudi luhur. Karena melalui sifat manusia ini kesempurnaan akal budi dan > daya keruhanian mahluk ciptaan Tuhan diwujudkan. > > Namun ilmu ini oleh para dewata hanya dipercayakan kepada Wisrawa seorang > satria berwatak wiku yang tergolong kaum cerdik pandai dan sakti mandraguna > untuk mendapat anugerah rahasia Serat Sastrajendrahayuningrat Diyu. > > Ketekunan, ketulusan dan kesabaran Begawan Wisrawa menarik perhatian dewata > sehingga memberikan amanah untuk menyebarkan manfaat ajaran tersebut. Sifat > ketekunan Wisrawa, keihlasan, kemampuan membaca makna di balik sesuatu yang > lahir dan kegemaran berbagi ilmu. Sebelum " madeg pandita " ( menjadi wiku ) > Wisrawa telah lengser keprabon menyerahkan tahta kerajaaan kepada sang putra > Prabu Danaraja. Sejak itu sang wiku gemar bertapa mengurai kebijaksanaan dan > memperbanyak ibadah menahan nafsu duniawi untuk memperoleh kelezatan ukhrawi > nantinya. > > Kebiasaan ini membuat sang wiku tidak saja dicintai sesama namun juga para > dewata. > > * > Sifat Manusia Terpilih.* > > Betara Narada mengatakan > > " Anak Begawan Wisrawa, sifat ilmu ada 2 (dua). > *Pertama*, harus diamalkan dengan niat tulus. > *Kedua*, ilmu memiliki sifat menjaga dan menjunjung martabat manusia. > > Selanjutnya, jangan melihat baik buruk penampilan semata karena terkadang > yang baik nampak buruk dan yang buruk kelihatan sebagai sesuatu yang baik." > > Setelah menerima anugerah Sastrajendra maka sejak saat itu berbondong > bondong seluruh satria, pendeta, cerdik pandai mendatangi beliau untuk minta > diberi wejangan ajaran tersebut. Mereka berebut mendatangi pertapaan Begawan > Wisrawa melamar menjadi cantrik untuk mendapat sedikit ilmu Sastra Jendra. > > Tidak sedikit yang pulang dengan kecewa karena tidak mampu memperoleh > ajaran yang tidak sembarang orang mampu menerimanya. Para wiku, sarjana, > satria harus menerima kenyataan bahwa hanya orang orang yang siap dan > terpilih mampu menerima ajarannya. > > Nun jauh, negeri Ngalengka yang separuh rakyatnya terdiri manusia dan > separuh lainnya berwujud raksasa. Negeri ini dipimpin Prabu Sumali yang > berwujud raksasa dibantu iparnya seorang raksasa yang bernama Jambumangli. > > Sang Prabu yang beranjak sepuh, bermuram durja karena belum mendapatkan > calon pendamping bagi anaknya, Dewi Sukesi. Sang Dewi hanya mau menikah > dengan orang yang mampu menguraikan teka teki kehidupan yang diajukan kepada > siapa saja yang mau melamarnya. > > Sebelumnya harus mampu mengalahkan pamannya yaitu Jambumangli. Beribu ribu > raja, wiku dan satria menuju Ngalengka untuk mengadu nasib melamar sang > jelita namun mereka pulang tanpa hasil. Tidak satupun mampu menjawab > pertanyaan sang dewi. > > Berita inipun sampailah ke negeri Lokapala, sang Prabu Danaraja sedang > masgul hatinya karena hingga kini belum menemukan pendamping hati. Hingga > akhirnya sang Ayahanda, Begawan Wisrawa berkenan menjadi jago untuk memenuhi > tantangan puteri Ngalengka. > > > > *Pertemuan Dua Anak Manusia.* > > Berangkatlah Begawan Wisrawa ke Ngalengka, hingga kemudian bertemu dengan > dewi Suksesi. Senapati Jambumangli bukan lawan sebanding Begawan Wisrawa, > dalam beberapa waktu raksasa yang menjadi jago Ngalengka dapat dikalahkan. > > Tapi hal ini tidak berarti kemenangan berada di tangan. Kemudian tibalah > sang Begawan harus menjawab pertanyaan sang Dewi. Dengan mudah sang Begawan > menjawab pertanyaan demi pertanyaan hingga akhirnya, sampailah sang dewi > menanyakan rahasia Serat Sastrajendra. > > Sang Begawan pada mulanya tidak bersedia *karena ilmu ini harus dengan > laku tanpa " perbuatan " sia sialah pemahaman* yang ada. Namun sang Dewi > tetap bersikeras untuk mempelajari ilmu tersebut, toh nantinya akan menjadi > menantunya. > > Luluh hati sang Begawan, beliau mensyaratkan bahwa ilmu ini harus dijiwai > dengan niat luhur. Keduanya kemudian menjadi guru dan murid, antara yang > mengajar dan yang diajar. Hari demi hari berlalu keduanya saling > berinteraksi memahamkan hakikat ilmu. Sementara di kayangan, para dewata > melihat peristiwa di mayapada. " Hee, para dewata, bukankah Wisrawa sudah > pernah diberitahu untuk tidak mengajarkan ilmu tersebut pada sembarang orang > ". > > Para dewata melaporkan hal tersebut kepada sang Betara Guru. " Bila apa > yang dilakukan Wirsawa, bisa nanti kayangan akan terbalik, manusia akan > menguasai kita, karena telah sempurna ilmunya, sedangkan kita belum sempat > dan mampu mempelajarinya ". > > Sang Betara Guru merenungkan kebenaran peringatan para dewata tersebut. > "*tidak cukup untuk mempelajari ilmu tanpa laku, Serat Sastrajendra dipagari > sifat sifat kemanusiaan, kalau mampu mengatasi sifat sifat kemanusiaan baru > dapat mencapai derajat para dewa. *" > > " Tidak lama sang Betara menitahkan untuk memanggil Dewi Uma.untuk bersama > menguji ketangguhan sang Begawan dan muridnya. > > Hingga sesuatu ketika, sang Dewi merasakan bahwa pria yang dihadapannya > adalah calon pendamping yang ditunggu tunggu. Biar beda usia namun cinta > telah merasuk dalam jiwa sang Dewi hingga kemudian terjadi peristiwa yang > biasa terjadi layaknya pertemuan pria dengan wanita. > > Keduanya bersatu dalam lautan asmara dimabukkan rasa sejiwa *melupakan > hakikat ilmu, guru, murid dan adab susila*. Hamillah sang Dewi dari hasil > perbuatan asmara dengan sang Begawan. Mengetahui Dewi Sukesi hamil, murkalah > sang Prabu Sumali namun tiada daya. Takdir telah terjadi, tidak dapat > dirubah maka jadilah sang Prabu menerima menantu yang tidak jauh berbeda > usianya. > > > *Tergelincir Dalam Kesesatan.* > > *Musibah pertama,* terjadi ketika sang senapati Jambumangli yang malu akan > kejadian tersebut mengamuk menantang sang Begawan. Raksasa jambumangli tidak > rela tahta Ngalengka harus diteruskan oleh keturunan sang Begawan dengan > cara yang nista. Bukan raksasa dimuliakan atau diruwat menjadi manusia. > Namun Senapati Jambumangli bukan tandingan, akhirnya tewas ditangan Wisrawa. > Sebelum meninggal, sang senapati sempat berujar bahwa besok anaknya akan ada > yang mengalami nasib sepertinya ditewaskan seorang kesatria. > > *Musibah kedua,* Prabu Danaraja menggelar pasukan ke Ngalengka untuk > menghukum perbuatan nista ayahnya. Perang besar terjadi, empat puluh hari > empat puluh malam berlangsung sebelum keduanya berhadapan. Keduanya berurai > air mata, harus bertarung menegakkan harga diri masing masing. Namun > kemudian Betara Narada turun melerai dan menasehati sang Danaraja. Kelak > Danaraja yang tidak dapat menahan diri, harus menerima akibatnya ketika > Dasamuka saudara tirinya menyerang Lokapala. > > *Musibah ketiga,* sang Dewi Sukesi melahirkan darah segunung keluar dari > rahimnya kemudian dinamakan *Rahwana *(darah segunung). Menyertai > kelahiran pertama maka keluarlah wujud kuku yang menjadi raksasi yang > dikenal dengan nama *Sarpakenaka*. Sarpakenaka adalah lambang wanita yang > tidak puas dan berjiwa angkara, mampu berubah wujud menjadi wanita rupawan > tapi sebenarnya raksesi yang bertaring. > > Kedua pasangan ini terus bermuram durja menghadapi musibah yang tiada > henti, sehingga setiap hari keduanya melakukan tapa brata dengan menebus > kesalahan. Kemudian sang Dewi hamil kembali melahirkan raksasa kembali. > Sekalipun masih berwujud *raksasa namun berbudi luhur* yaitu *Kumbakarna*. > > > > *Akhir Yang Tercerahkan.* > > Musibah demi musibah terus berlalu, keduanya tidak putus putus memanjatkan > puja dan puji ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa. Kesabaran dan ketulusan > telah menjiwa dalam hati kedua insan ini. *Serat Sastrajendra sedikit demi > sedikit mulai terkuak dalam hati hati yang telah disinari kebenaran Ilahi. > * > > Hingga kemudian sang Dewi melahirkan terkahir kalinya bayi berwujud manusia > yang kemudian diberi nama *Gunawan Wibisana*. > > *Satria inilah yang akhirnya mampu menegakkan kebenaran di bumi Ngalengka > sekalipun harus disingkirkan oleh saudaranya sendiri, dicela sebagai > penghianat negeri, tetapi sesungguhnya sang Gunawan Wibisana yang > sesungguhnya yang menyelamatkan negeri Ngalengka. * > > *Gunawan Wibisana menjadi simbol kebenaran mutiara yang tersimpan dalam > Lumpur* *namun tetap bersinar kemuliaannya*. > > *Tanda kebenaran yang tidak larut dalam lautan keangkaramurkaan serta > mampu mengalahkan keragu raguan seperti terjadi pada Kumbakarna.* > > Dalam cerita pewayangan, *Kumbakarna dianggap tidak bisa langsung masuk > suargaloka karena dianggap ragu ragu membela kebenaran.* > > Melalui Gunawan Wibisana, bumi Ngalengka tersinari cahaya ilahi yang dibawa > Ramawijaya dengan balatentara jelatanya yaitu pasukan wanara (kera). > *Peperangan > dalam Ramayana bukan perebutan wanita berwujud cinta namun pertempuran demi > pertempuran menegakkan kesetiaan pada kebenaran yang sejati.* > > > http://id.wikipedia.org/wiki/Rahwana > > http://id.wikipedia.org/wiki/Kumbakarna > > http://id.wikipedia.org/wiki/Wibisana > > > > Semoga bermanfaat, > > Dan Mohon maap jika ada yg kurang berkenan [image: :D] > > > Tks > > *Regards* > > > > > >