I think it is good for Indonesia, especially about the chance to
reduce dirty-debt.

Looks like that US is finally realized that they can not consume
everything their own, and ask BRIC+ASEAN countries to drive world
consumption and roll world economy up. We won't consume anything if we
have nothing to spend. So, logically we'll be helped to spend. Ring a
bell?

G-20 Resmi Gantikan G-8
Sabtu, 26 September 2009 | 05.14 WIB

http://m.kompas.com/news/read/data/2009.09.26.05142462

PITTSBURGH, KOMPAS.com - Para pemimpin G-20 resmi menyatakan peran G-8
akan digantikan G-20. Keputusan itu dinilai sebagai loncatan besar dan
bersejarah menuju terbentuknya tatanan dunia baru, setidaknya secara
ekonomi.
G-20 menyumbang 90 persen terhadap produk domestik bruto dunia,
sekitar 60 triliun dollar AS. Para diplomat mengatakan, G-8 tetap
eksis, tetapi fokusnya nonekonomi.
G-20 adalah organisasi informal dan tidak mengikat, tetapi pengaruhnya
cukup besar untuk mendorong peluncuran sebuah kebijakan multilateral.
G-20 akan mengubah kelompok elite dunia, yang sebelumnya didominasi
negara-negara kaya menjadi kelompok elite dengan kombinasi negara
berkembang dengan prospek cerah serta negara-negara kaya.
Gedung Putih, Washington DC, Kamis (24/9), menyatakan, ”Keputusan itu
bertujuan menggiring ke meja perundingan negara-negara yang memang
diperlukan untuk menciptakan perekonomian global yang lebih seimbang
dan lebih kuat. Peran negara-negara itu diperlukan untuk merancang
reformasi keuangan dan membebaskan warga miskin.”
Hampir semua kalangan menyambut keputusan itu kecuali Jepang, yang
kecewa karena China selalu mengganjal Jepang menjadi anggota tetap
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Perdana Menteri Jepang
Yukio Hatoyama tidak antusias soal peran G-20 menggantikan G-8.
Namun, profesor politik Shinichi Nishikawa dari Universitas Meiji, di
Tokyo, mengatakan, ”Tidak realistis membahas isu global tanpa
melibatkan China atau India. Tindakan itu menggambarkan berakhirnya
sebuah era. Keberadaan Jepang memudar, dan itu tidak terhindarkan.”
PM Australia Kevin Rudd mengatakan, G-20 memang sudah harus menjadi
badan penting untuk memperkuat perekonomian global pada masa datang.
”G-20 kini memungkinkan Australia bersuara dalam pengelolaan ekonomi
global, yang memberikan pengaruh langsung kepada kami,” kata Rudd soal
G-20, yang resmi menjadi forum utama ekonomi dunia.
Keputusan itu merupakan inisiatif Presiden AS Barack Obama, dan
disetujui para pemimpin G-20. Keputusan ini merupakan kemenangan
Obama, yang sebelum menjadi presiden sudah mencanangkan dunia yang
lebih mendengarkan aspirasi warga global ketimbang hanya didominasi
sekelompok kecil negara-negara maju. Obama mengakui peran China dan
mendambakan reformasi arsitek keuangan global.
Suara di IMF
Perubahan posisi G-20 itu mengandung banyak makna, termasuk pengakuan
kepada negaranegara berkembang untuk menggerakkan ekonomi global ke
depan. ”Sebagai salah satu contoh, kita tidak bisa lagi mengharapkan
konsumen AS bisa menjadi katalisator ekonomi. Kita kini mau tidak mau
harus mengharapkan peran ekonomi Brasil, India, China, bahkan Asia
Tenggara,” kata Presiden Bank Dunia Robert Zoellick kepada televisi
CNN.
Peningkatan status G-20 memiliki arti tentang potensi perubahan
arsitektur keuangan global, yang selama ini didominasi Barat lewat
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, dengan resep-resep
ekonomi yang malah menjerumuskan negara yang ditolong.
G-20 setuju membuat IMF menjadi badan dunia yang lebih mewakili
kepentingan 186 negara anggota PBB. Hak veto di IMF juga akan dibuat
lebih seimbang. Sekarang ini hak suara negara maju di IMF 57 persen
berbanding 43 persen untuk negara berkembang. Hak suara akan dibuat
menjadi 50:50. Tahun 2011 adalah batas waktu reformasi hak suara di
IMF.
G-20 juga sepakat bahwa pemimpin IMF, yang selama ini dikuasai Eropa,
akan dipilih berdasarkan kualifikasi perorangan, bukan
kewarganegaraan.
Keinginan Presiden RI
Keputusan G-20 itu juga sesuai dengan keinginan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono yang mengusulkan agar G-20 menjadi organisasi
permanen. Indonesia akan menjadi tuan rumah G-20 pada 2013. Presiden
pada situs presidensby.info mengatakan akan memperjuangkan kepentingan
negara-negara berkembang lewat forum G-20.
Ekonom A Tony Prasetiantono mengatakan, naiknya status G-20 memiliki
arti besar bagi Indonesia sebagai salah satu negara anggota. Ia
mengatakan, forum G-20 akan membuat Indonesia bisa menyuarakan secara
langsung kepentingannya ketimbang selama ini hanya menjadi penonton
G-8.
Sebagai contoh, kata Tony, Indonesia akan bisa mendorong lebih kencang
pengurangan utang, yang menumpuk, bukan semata-mata karena kesalahan
penerima utang, tetapi juga akibat kebijakan negara donor. Lewat forum
G-20, Indonesia bisa menyuarakan ketidakadilan perdagangan global,
termasuk praktik dumping yang seenaknya dituduhkan kepada negara
berkembang, termasuk Indonesia.
Wahyu Susilo dari Migrant Care mengingatkan Indonesia agar menjadikan
G-20 sebagai ajang menyuarakan kepentingan diri sendiri dan negara
berkembang. Dia menantang Indonesia agar berubah dari status sebagai
peserta yang tidak berarti menjadi pelopor di G-20.
Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang akan didengarkan
pendapatnya dalam forum ini. ”Kesepakatan pada G-20 merupakan
kesepakatan skala global. Perlu ada upaya agar kesepakatan itu dapat
diimplementasikan dan ditindaklanjuti. Kalau tidak, tidak akan ada
banyak manfaatnya bagi kita,” kata dosen dari Universitas Atma Jaya, A
Prasetyantoko.
Prasetyantoko juga meminta Indonesia berperangai kaliber
internasional, termasuk mengatasi korupsi dan kelemahan lain, agar
status Indonesia di kelompok elite dunia tidak diremehkan karena
kelemahan sendiri. ”Jika kita tak berubah, tak akan ada artinya.”
(REUTERS/ANTARA/ AP/AFP/MON/JOE)

© 2009 KOMPAS.com. All rights reserved

-- 
=======
BUY, BUY, BUY! KEEP BUYING AND NEVER SELL!


------------------------------------

+ +
+ + + + +
Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus 
kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
+ + + + +
+ +Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:obrolan-bandar-dig...@yahoogroups.com 
    mailto:obrolan-bandar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    obrolan-bandar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to