http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/289965/34/


Polarisasi SMI-Bakrie adalah Hujan di Hari Panas 
Sunday, 13 December 2009  
BEBERAPA situs berita menyebut perkembangan terakhir dalam peristiwa
terkait Bank Century sebagai “Perang Terbuka”.Pihaknya adalah Ketua
Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie dan Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati (SMI). 



Kita ketahui bahwa SMI
mengungkapkan pada harian The Wall Street Journal, tekanan terhadap
dirinya dari Golkar yang menjalar pada masyarakat awam berpangkal pada
ketidaksenangan Bakrie terhadap kebijaksanaan Menteri Keuangan.Versi
online suatu grup berita nasional menduga ada empat kasus yang menjadi
sumber friksi antara Bakrie dan Menteri Keuangan
tersebut.Pertama,Menteri Keuangan mencabut penghentian sementara
perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk pada 7 Oktober 2008. 

Menyusul
kemudian dilakukan pencekalan terhadap sejumlah petinggi Bakrie yang
terkait masalah. Hal ketiga yang membuat Bakrie kurang senang adalah
anggapan Menteri Keuangan bahwa semburan lumpur menuntut tanggung jawab
Bakrie selaku pemilik Lapindo. Berkaitan dengan itu, ada penolakan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) terhadap
sejumlah petinggi perusahaan batu bara Bakrie. Penolakan Bapepam-LK
terhadap PT Energi Mega Persada, unit usaha grup Bakrie yang memiliki
Lapindo, untuk mengalihkan sahamnya ke pihak lain. Terakhir ialah
penolakan pemerintah atas keinginan Bakrie membeli saham divestasi PT
Newmont Nusa Tenggara. 

Sebagai Menko Perekonomian saat itu,Sri
Mulyani meminta agar seluruh saham divestasi Newmont dibeli oleh
perusahaan negara atas nama rakyat. Namun, setelah Menko Perekonomian
diganti, akhirnya Bakrie bisa beli saham Newmont. Pihak Bakrie
mengalihkan perhatian dari tuduhan kepada isu rekaman percakapan SMI
dengan Robert Tantular.Namun, Departemen Keuangan langsung membantah
ada rekaman sebagaimana diungkapkan anggota Panitia Angket Bank Century
DPR. Bambang Soesatyo, anggota DPR dari Golkar mengaku memiliki bukti
rekaman percakapan antara Menkeu Sri Mulyani dan pemilik Bank Century
saat itu Robert Tantular.

Keterangan SMI sederhana, dia tidak
pernah bicara dengan Robert Tantular, malahan tidak kenal.Menarik juga
bagaimana Golkar bisa punya rekaman percakapan yang tidak pernah
terjadi. Dalam perkembangan terpisah, Direktorat Jenderal Pajak
mengungkapkan, penelusuran dugaan pidana pajak tiga perusahaan tambang
batu bara di bawah payung bisnis Grup Bakrie senilai kurang lebih Rp2
triliun. Tiga perusahaan tambang itu antara lain PT Kaltim Prima Coal
(KPC), PT Bumi Resources Tbk (BR), dan PT Arutmin Indonesia. 

Ketiganya
diduga melanggar Pasal 39 Undang-Undang Ketentuan Umum Perpajakan atau
terindikasi tak melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan secara
benar.Wajar kalau orang mengira pengumuman ini dilakukan untuk
mendukung SMI. Namun, Dirjen Pajak menyatakan, tak ada perintah khusus
dari Menteri Keuangan dalam menangani kasus pajak Grup Bakrie. “DJP
(Direktorat Jenderal Pajak) itu bukan alat politik.DJP itu bekerja
secara profesional melaksanakan undang-undang,”ungkapnya. Semua ini
terjadi setelah SMI secara berani menyebut nama Bakrie secara terbuka
sebagai sumber penekanan terhadap Menteri Keuangan. 

Banyak
yang mencela ucapan Sri Mulyani.Katanya tidak sopan, memanaskan
keadaan, menyulitkan SBY,bahkan ada yang menganjurkan agar SMI damai
saja dengan Bakrie. SMI menegaskan, dia tidak pernah membantah artikel
The Wall Street Journal itu. Sedangkan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menyatakan tidak akan terganggu oleh isu retaknya hubungan
antara Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Menteri Keuangan Sri
Mulyani. “Presiden tidak akan terganggu dengan hal-hal kecil,” kata
juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha. Dalam kesempatan lain
Presiden sering menyatakan bahwa keputusan bailoutadalah tepat. 

Kita
tidak tahu apakah SMI berpikir jauh mengenai akibat pernyataan tunjuk
hidung itu. Dia bukan seorang politikus dan bukan orang yang terlalu
memikirkan posisi dan jabatan. SMI adalah seorang profesional tulen,
seorang yang sederhana dalam etika publik. Seperti Mimi yang sederhana
dalam opera “La Boheme”, SMI sering mengatakan, “Saya hanya orang yang
menjalankan undangundang.” Kalau ada yang melanggar UU dan
peraturan,dia melakukan tindakan sebagai menteri karena itu
kewajibannya. Tidak ada kebencian terhadap orang tertentu dan tidak ada
fasilitas khusus yang diberikan kepada kawan-kawannya. 

Sebaliknya
Aburizal Bakrie adalah orang yang kompleks berskala besar.
Perusahaannya memberi pekerjaan pada puluhan ribu orang, penghasilannya
besar, permasalahannya besar. Seorang pengusaha ulet yang melanjutkan
kekayaan bapaknya menjadi konglomerat modern. Dia juga masuk dalam
politik dan pemerintah. Pada waktu dia masuk Kabinet 2004-2009, dia
menjadi orang terkaya di Indonesia, setelah dilanda utang dan
menitipkan diri pada pemerintah lepas krisis moneter 1998. Sekarang dia
menjadi ketua umum partai yang pernah menguasai seluruh politik
Indonesia. Aburizal Bakrie punya banyak pendukung. 

Demonstran
yang berteriak anti-bailout banyak memuja dia walaupun Bakrie setuju
bailout dan sering memintanya. Orang yang antineolib mendukung Golkar
walaupun ketua umumnya adalah contoh sukses sistem neolib. Jadi kalau
harus memilih antara SMI dan Bakrie, pilihannya jelas. Tiap orang punya
selera masing-masing dan dalam alam demokrasi sekarang, kita punya
pilihan bebas. Kita punya suara, kalau media memberikan tempat. Kalau
tidak, kita punya blog dan Facebook. Menarik, kalau kekisruhan
masyarakat disederhanakan menjadi pilihan antara dua kutub. Ini
perkembangan yang sehat, mencuri kejernihan dari kerancuan. 

Sudah
terlalu lama kita membiarkan orang bersikap kasar sampai
menendang-nendang gambar pejabat negara yang tidak bersalah, mencaci
maki kebijaksanaan yang tidak dimengerti.Perbedaan antara SMI dan
Aburizal Bakrie mengembalikan perspektif kita pada pilihan sederhana
dan murni. Tanpa mengubur masalah dalam penjelasan panjang-panjang,
kita ramai-ramai dan sendiri-sendiri melakukan pilihan sendiri: SMI
atau Bakrie?

Polarisasi SMI-Bakrie adalah hujan di hari
panas.Mudahmudahan hujan yang menyiramkan air penyejuk pada kita semua
akan cepat mengakhiri kerusuhan yang dibuat-buat demi kepentingan
politik dan harta.(*) 

WIMAR WITOELAR  


      Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke 
Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

Kirim email ke