Pak Bwijaya,

Lebih baik anda bantu Pak Lukman memberikan data dana nasabah Century yg belum 
dikembalikan Bank Mutiara (negara) aja mumpung beliau sudah bersedia membantu, 
japri juga mungkin gak apa, daripada balas membalas thread e-mail yg sebetulnya 
saya yakin masing2 dari warga OB sudah punya sikap dan pandangan 
sendiri-sendiri mengenai kasus Century ini.  

salam





________________________________
From: lkm jkt <lkm...@gmail.com>
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Sat, March 6, 2010 10:32:04 PM
Subject: Re: Last Round.... Re: masih berani? .... RE: [ob]

  
Pak Bwijaya.

Seperti yg bapak ungkapkan di awalnya :

orang nasabah bank centurynya sendiri banyak yg 
belom kebagian dana bailoutnya kok? jadi kemana dong dana triliunan 
itu?

Bisakah bapak ungkapkan data nya 

Saya dapat membantu mencairkan , tapi rasanya sudah cair semua.  kecuali yg 
beli antaboga.


Salam

Lukman





2010/3/6 Bwijaya <emailkesatu@ gmail.com>

>
>
>
>
>
>
>        
>
>
>
>
>
>
>
>>
>
>
>
>
>
>ane baru buka komputer lagi, tadi siang weekend 
>biasa waktu untuk keluarga , wah ternyata thread nya rame
>sayang jawaban dari JT cuma seupil dan isinya gak 
>ada argumen cuma celaan aja
> 
>ane kira bakalan dapat lawan diskusi hebat ternyata 
>isinya cuma segitu doang , gak mutu , bukannya 
>ngasih argumen malah keukeuh minta data dan fakta , nih gue kasih datanya ada 
>tuh di laporan PPATK dan audit BPK, udah baca 
>belom audit BPK? pasti belom kan? belom baca kok udah BCC :)) ane 
>kasih 1 poin aja 
> 
>1. agar Bank Century dapat memperoleh FPJP maka BI 
>pada pada tanggal 14 November 2008, mengubah 
>ketentuan persyaratan CAR 8% menjadi CAR positif, bersamaan dengan itu 
>mencairkan FPJP tahap 1, sebesar Rp 356.813.000. 000 . padahal saat itu CAR 
>bank 
>century adalah negatif, ... jadi ada 2 pelanggaran merubah car dari 8 % dan 
>memberikan fpjp ke bank yg car negatif. ini menurut BPK loh bukan menurut 
>gue.
> 
>2. dari laporan PPATK ada 2 kali tarikan oleh PT. 
>AJP sebesar 4 m dan 6 M, dan dibulan yg sama kemudian PT. AJP menyumbang untuk 
>dana kampanye ke pasangan "tertentu" ... nah kalau Century gak dibailout maka 
>PT. AJP gak bakal bisa nyumbang dana kampanye hehehe jadi bener nih kebijakan 
>bail out itu murni karena ekonomi atau karena kepentingan politis sesaat ? 
>hehehe
> 
>3. ditemukan banyak alamat fiktif penerima aliran 
>dana century , seperty kasus ciputat, kasus makasar, kasus bali , kasus medan 
>dll, jadi siapa bilang pansus century hasilnya nihil? ada dong hasilnya dan 
>hasilnya ini diteruskan ke lembaga hukum yaitu kpk, kejaksaan dan kepolisian, 
>kita tunggu aja, yang jelas hasilnya gak nihil. tinggal sekarang lembaga hukum 
>berani gak ngolah hasil temuan DPR?
> 
>masih banyak data lain, sementara itu dulu deh, nah 
>sekarang gantian, ane balik minta data dan fakta ke ente.. coba ente kaasih 
>data 
>bahwa kalau bank century gak dibailout akan terjadi krisis perbankan, karena 
>bank-bank besar akan terseret transaksi interbank century , lalu bank besar 
>akan 
>kesulitan likuiditas, lalu bank besar akan dirush oleh masyarakat? lalu akan 
>terjadi krisis perbankan hebat seperti 2008? coba mana data dan faktanya ada 
>gak 
>bahwa kalau gak dibailout akan membuat dampak sedemikian horor (sistemik)? ah 
>pasti ente kagak bakalan bisa ungkapin data dan fakta? kalaupun ente punya 
>pasti 
>pendapat ente akan berbalik 180deg.
> 
>nih ane bantu deh data dan faktanya 
>:
> 
>1. ibu SMI dan pak B bilang 
>kalau century gak dibailout maka akan membuat perbankan nasional dan 
>perekonomian nasional hancur (sistemik) tapi hal ini tidak dibangun dengan 
>argumen-arguen yang kuat, tidak dengan cara kuantitatif keilmuan ekonomi , 
>tapi 
>cuma secara kualitatif aja (efek psikologis), padahal sebetulnya bisa diukur 
>secara kuantatif misalkan dengan metoda formulasi Linear Multiple Regression, 
>diantaranya sudah dipaparkan oleh Dr. arkas viddy waktu itu di media-media 
>nasional , hasilnya tidak ada tuh dampak sistemik pada perbankan/perekonom ian 
>nasional kalau century dilikuidasi. ane kira bu SMI dan p B tahu lah 
>metoda-metoda kuantitatif ini cuma gakmau make aja... kenapa mungkin karena 
>kebijakan ini gak murni, tapi karena ada kepentingan politisnya 
>tadi.
> 
>2. saat terjadi krisis di amerika tahun 2008 semua 
>CAR bank diindonesia dalam ratio 10% keatas (kecuali century) dan NPL 
>perbankan 
>nasional cuma 1,4%,  NII stabil di 9,3 T, jadi gimana mau dibilang 
>berdampak luas ke perbankan nasional wong perbankan di dinonesia saat itu 
>stabil 
>kok, itu datanya... gak seperti tahun 98 banyak peneyelewengan di perbankan 
>besar terutama penyaluran ke group sendiri, sehingga banyak kredit macet 
>akibatnya NPL besar, CAR kecil bahkan negatif, sehingga ketika ada triger 
>sedikit aja perbankan langsung goyang, barulah setelah itu dikeuarkan 
>aturan-aturan perbankan baru misalnya CAR harus diatas 8%, yang anehnya 
>tiba-tiba diruubah menjadi 0,1 saja (asal positif) demi sebuah bank kecil 
>bernama century . coba tanya kenapa kalau tidak karena ada kepentingan politis 
>sesaat?
> 
>3. menurut mereka kalau century gak dibailout 
>maka akan berdampak luas ke perbankan nasional karena  ada transaksi 
>interbank, sehingga bila century gak bisa bayar maka bank lain akan 
>terganggu... 
>faktanya adalah cuma ada 3 bank yg ada kaitan dengan transaksi interbank 
>century 
>dan jumlahnya cuma Rp 300 miliar . bandingkan dengan bank indover yg tidak 
>dibailout(tp dilikuidasi) ada 43 bank yg terkait transaksi interbank dengan 
>jumlah 1,3 T jauh lebih besar dari century kok tidak terjadi dampak sistemik, 
>padahal kasus indover dengan kasus century terjadi disaat bersamaan yaitu 
>akhir 
>2008.
> 
>4. pak B sebelumnya juga akan membailout indover 
>dengan alasan sistemik, tapi DPR waktu itu tidak setuju karena dananya besar , 
>dan akhirnya indover dilikuidasi, gak ada tuh sistemik, berarti penilaian pak 
>B 
>salah dong tentang masalah sistemik ini hehehe
> 
>5. DPR gak setuju indover dibail out karena butuh 
>dana besar yaitu 7 T, tapi DPR periode itu setuju untuk bailout century karena 
>DPR dikasih data oleh BI (yang ketuanya pak B) bahwa dana yg dibutuhkan kecil 
>aja cuma 640M.. bukan 6,7 T. wah kok main sembunyi-sembunyi gitu yah? apalagi 
>lah kalau bukan karena  motif kepentingan politis tertentu 
>hehehe
> 
>6. sebetulnya ada beberapa cara lagi selain bailout 
>dan likuidasi diantaranya seperti penanganan kasus BII, ini bank jauh lebih 
>besar dari century tapi dengan penanganan yang tanpa konflik kepentingan waktu 
>itu bisa selesai tanpa harus keluar dana triliunan kayak century padahal bank 
>nya leih besar loh... nah jadi sebetulnya sudah ada contoh buat pak B dan bu 
>SMI 
>untuk menyelesaikan kasus century ini kalau mau ara penyelesaian murni tanpa 
>kepentingan politis sesaat.
> 
>catatan : 
>ane juga pertama setuju dengan kebijakan bailout 
>ini karena menguntungkan ane sebagai pelaku pasar modal, tapi setelah ngikutin 
>pendapat para ekonom dan melihat data-dan fakta yang dibeberkan selama 
>berbulan-bulan di media-media (dan ane ngerti karena background di bidang 
>ekonomi makro).  ane jadi faham bahwa kebijakan itu lebih karena ada 
>motif kepentingan politis tertentu,  dari pada bermotif penyelamatan 
>ekonomi....
> 
>kita sekarang diuntungkan tapi kalau hal-hal 
>seperti ini (kebijakan dibuat untuk kepentingan politis tertentu) dibiarkan 
>begitu saja lama-lama negara ini bisa hancur seperti kejadian jaman suharto, 
>awalanya sih penyelewengan dikit-dikit, tapi karena orang tua /kakek kita dulu 
>membiarkan kroni suharto nyeleweng terus, maka akhirnya kebablasan, makin 
>besar 
>terjadi KKN, sehingga negara ini mudah dihancurkan , seperti oleh krisis tahun 
>98 yg negara-negara lain bisa cepat pulih tapi gak dengan negara kita. karena 
>fundamen waktu itu keropos sekali beda jauh lah dengan keadaan 
>2008...
> 
>kita sebagai pelaku pasar modal sekarang 
>diuntungkan. .. tapi kalau hal-hal ini dibiarkan , anak cucu kita kelak akan 
>menderita karena penyelewengan bisa semakin besar, karena itu selagi masih 
>kecil 
>setiap pelanggaran harus segera di kritisi jangan dibiarkan 
>saja....
> 
>nah sekarang giliran ente mana argumen dan data 
>dari ente bahwa kebijakan ini murni penyelamatan ekonomi tanpa kepentingan 
>politis sesaat, mana data bahwa kalau kebijakan ini gak diambil maka perbankan 
>nasional dan perekonomian nasional (sektor real) akan terseret hancur seperti 
>kejadian tahun 98? bisa gak ngasih ane data atau cuma cingcong aja? hehehe gue 
>tungguin 1 hari lagi soalnya kalo senin keburu jam bursa, gak pantes ngebahas 
>selain saham di milis ini....
> 
>pemirsa OB harus fair dong , 2 kali ane kirim 
>posting isinya argumen , data dan fakta yang cukup elaborate, sementara dari 
>JT 
>isinya pendek-pendek udah gitu cuma celaan dan emosi aja... fair dong coba 
>sapa 
>lebih oke argumen diskusinya ?
> 
>...baju baru dari kulit kerang ...percuma jadi guru 
>kalo cuman cingcong doang hehehehe.... ........
> 
>============ ========= ========= ========= ========= ====
>JT wrote:
> 
> 
>Jawaban ane ngga perlu banyak boss, cukup dikit, 
>kita orang laki ngga perlu BCC lah... Segala akumulasi-distribus i segala 
>dibawa-bawa. ..... Kagak punya data mah ngga usah ngomonglah.. ., Dasar 
>BWiji... 
>Hehe....
> 
>(BCC=banyak cing-cong)
> 
> 
> 
>** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation 
>**
> 
>Web: www.JsxTrader. com
>Tweet: 
>@JT_jsxtrader
>From: "JT™" jsxtra...@.. . 
>
>Date: Sat, 6 Mar 2010 02:48:19 +0000
>To: <obrolan-bandar@ yahoogroups. com>
>Subject: 
>Re: masih berani? .... RE: [ob] gitu aja repot
> 
>  
> 
>Ane males dah ngomong kalo cuma ngarang, kalo cuma 
>analisa dan komentar doang, tiap hari di tipi juga ada noh, kasih gua fakta 
>aja 
>Tong.., baru kita lanjut...,
> 
>BW, muke lo jauh juga, kalo deket gua garuk 
>lo...... Hehe....
> 
>JT 
> 
>** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation **
> 
>Web: www.JsxTrader. com
>Tweet: 
>@JT_jsxtrader
>From: "Bwijaya" <emailkesatu@ gmail.com> 
>Date: Sat, 
>6 Mar 2010 09:11:33 +0700
>To: ob<obrolan-bandar@ yahoogroups. com>
>Subject: 
>masih berani? .... RE: [ob] gitu aja repot
> 
>mbah thread ini jgn di suspend dulu yah mbah 
>mumpung weekend nih 
>...hiburan untuk semua member OB
> 
>ane balas yah
>gini prof, ente 
>kayak anak kemaren sore aja minta bukti segala.. ini dunia politik man, bukan 
>matematika.. . gak ada bukti exact
> 
>kalau ente masih belom ngerti 
>juga ane kasih analogi sama dunia yg ente faham yaitu bursa saham... 
>
> 
>misal bandar niat mau goreng GZCO...  sebelum hari H hajatan 
>pemilu GZCO , bandar sudah akumulasi nih saham (fase-1)lamanya bahkan bisa 
>berbulan-bulan, dipecah-pecah. .sedikit- sedikit bahkan disembunyikan dengan 
>puluhan kode broker, biar gak kelihatan sama rakyat para pemain saham, misal 
>saat akumulasi bandar memakai kode broker -kode broker berikut 
>:    
>OM AS ML SM JT  hehehe (becanda mbah jangan di 
>baned hehehe)
> 
>nah setelah saatnya fase-2, maka saham nih diangkat 
>terang-terangan bahkan, sehingga para pemain saham ngikut semua pada beli nih 
>saham GZCO
> 
>seterusnya saat distribusi (fase-3) maka bandar juga 
>akan sembunyi-sembunyi keluar dari nih saham sedikit-sedikit dengan memakai 
>baju 
>kode broker yg sudah berbeda dari saat  akumulasi, kalau saat akumulasi 
>pake kode broker OM AS ML SM JT maka saat distribusi bisa aja pake kode broker 
>lain misal : JT MU KA LU JA UH  ...hehehe
> 
>nah saat fase-4 
>bandar tinggal jatuhin nih saham dengan sisa yg dia miliki kalau memungkinkan 
>dia short sehingga rakyat pemain saham pada nyangkut diketinggian. ... untuk 
>dimanfaatkan dikemudian hari..
> 
>intinya rakyat pemain saham pemula 
>tertipu dengan ulah bandar, susah minta bukti berapa lot yg diakumulasi bandar 
>saat akumulasi, karena akumulasi bisa berbulan-bulan dan sedikit-sedikti 
>dengan 
>berbagai kode broker.... sulit buat pemula pemain saham ngedeteksi akumulasi 
>ini...tapi buat para senior seperti ente prof pasti bakal tahu lah ini bandar 
>sedang di fase berapa? sedang akumulasi atau sedang goreng atau sedang 
>distribusi?
> 
>meskipun ente juga gak akan bisa kalau disuruh buktiin 
>detail : kode broker apa aja yang jadi kakitangan bandar , berapa lot 
>masing-masingnya? dan broker mana yg tertipu , broker mana yg nebeng? berapa 
>lot 
>masing-masingnya? ...susah kan... tapi tetap senior seperti ente dan mbah 
>bakalan tahu bahwa bandar sedang akumulasi atau dstribusi... ..dan gak akan 
>tertipu seperti rakyat kebanyakn para pemain saham...
> 
>demikian juga 
>politik berapa dana yg dialirkan ke kontestan kampanye? dari mana? berapa 
>jumlahnya?
>susah lah dibuktikan karena acount bisa dibikin dan dipecah ke 
>berbagai orang dengan cuma ngandelin ktp doang, apalgi ada UU kerahasiahan 
>bank 
>yg gak bisa buka data-data perbankan,  bahkan lebih sulit dilacak lagi 
>karena dana bisa diserahkan tidak lewat bank tapi langsung diamplopin dengan 
>dikasih nama donatur berbeda-beda (seperti kode broker yg berbeda-beda) ... 
>nah 
>susah kan deteksinya?  jumlah nya juga susah dibuktiin melanggar 
>undang-undang  karena sudah dipecah sedikit-sedikit. .. mirip bandar saat 
>akumulasi sedikit-sedikit. ..berbulan- bulan...sabar banget yah 
>bandar...
> 
>tapi meskipun demikian orang-orang yg ngerti dunia 
>politik tahu lah masalah ini . mereka bisa ngedeteksi permainan ini sama 
>seperti 
>ente ngedeteksi permainan saham meskipun susah kalau disuruh buktiin secara 
>detail... intinya : ada pemilu..ada kampanye... perlu dana 
>besar...
> 
>jadi yah sudahlah kita akui aja bagi kita pemain pasar 
>modal kebijakan centuri itu menguntungkan karena index tidak lagi jatuh lebih 
>dalam... karena kita tahu pasar modal rentan dengan efek psikologis, walaupun 
>fundamental ekonomi indonesia saat itu tidak krisis seperti dinegara-negara 
>lain 
>(karena di indonesia tidak ada derivatif dari subprime mortgage dan ekspor 
>indo 
>ke amrik juga tidak besar dan teori-teori lainnya yg sudah di kemukakan ilmuan 
>ekonomi yg kontra dengan teori sistemik nya budiono), jadi walau sektor real 
>cukup aman (tidak seperti krisis 98 yang makanya gak bisa dibandingkan dengan 
>situasi 98) tapi efek psikologis sudah membuat bursa tempat kita cari uang 
>terseret-seret. dan kebijakan centuri cukup membuat sektor bursa tidak jatuh 
>lebih dalam lagi... 
> 
>jadi intinya sektor tempat kita cari uang 
>diuntungkan dengan kebijakan ini karena tidak terseret-seret lebih 
>dalam...gitu 
>aja kok repot pake minta dibuktiin data aliran dana kampanye 
>segala...
> 
>gimana prof masih bisa ngelawan? ayolah lawan... hiburan 
>akhir pekan nih hehehe
> 
>p.s: pakar di suatu bidang belum tentu pakar dibindang lain, apalgi kalau 
>udah terdesak... tersulut ...tersengat. ..kadang emosilah yang jadi 
>satu-satunya 
>konfirmasinya :))
>============ ========= ========= ===
> 
>From: 
>"JTâ„¢" jsxtra...@.. . 
>Date: Fri, 5 Mar 2010 11:41:28 +0000
>To: <obrolan-bandar@ yahoogroups. com>
> 
>Subject: 
>Re: [ob] gitu aja repot
> 
> 
>Sudahlah boss...., kita ngomong 
>fakta sama data aja lah....., lu mau bilang duit buat pemilu kek, apa kek, 
>faktanya ngga ada BUKTI duit masuk ke Demokrat..., udh dua bulan lebih noh 
>diubek-ubek, tetep aje ngga ketemu, jadi ente jangan berandai-andai lah, 
>jangan 
>ngarang, kalo ada bukti kasih aja ke pansus noh...., gua jamin ente pasti jadi 
>pahlawan dan bakal disanjung banyak orang...., tapi kalo cuma bisa ngomong; 
>kayaknya, sepertinya, menurut gue, kita tau lah..., etc..etc.. Mending Ngga 
>usah 
>dibahas lah boss, bikin repot ajeee..... Hehehe...
> 
>Masalah sistemik 
>apa bukan, ente debat aje noh Prof Budiono sama DR. SMI..... Hehe....
> 
>JT
>** Sometimes, Instinct Is Your Only Confirmation 
>**
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>
>


-- 
Lukman

 


      

Kirim email ke