kalo kita memang gak tau kebijakan ekspansi dan rencana CAPEX nya untuk tau
perkiraan hutang paling tidak yg paling simpel ada 2 hal pak ;

1 apakah dia cash generating ato cash burning ;

lihat Cash Operasi dia, lalu kurangi dengan Maintenance Capex.

Misalkan Cash Operasi dia 1000, Maintenance Capex dia (hanya untuk mengganti
depresiasi fixed assetnya) adalah 100

dia cash generating dan ini berarti dia bisa mencukupi kebutuhan Capex nya
dari internal cash sebesar kira2 900an

kalo dia ada rencana ekspansi melebihi 900 dia baru akan menutupinya dengan
hutang.

atau kalo emang gak ada ekspansi sisa kas 900 itu bisa dipake buat pelunasan
hutang yg sudah ada ato dibagi lagi buat dividen.



yg ke 2 apakah working capital dia mencukupi untuk operasi.

pada kasus dimana kadang perusahaan sedang kepukul "industrinya", dia bisa
aja "jual rugi asal engine tetep running dan gak rusak" ato jual di harga yg
ga nutup produksinya (cash burn rate), tapi kalo dia punya struktur
Current-Quick Ratio yg bagus dia mungkin bisa bertahan selama 1-2 periode
dengan catatan Current rationya positif diatas 1 dengan posisi kas dan
receivable yg lebih dominan dari inventorynya. ini umum terjadi di periode
"suram-ntya" perusahaan cylical.

tapi ini pun ada limitasinya, sampe berapa periode cash-burn nya bisa
menekan kesehatan struktur neracanya. kalo dia cash-burn sekitar 100
pertahun sementara posisi net-cash nya adalah 500 kira2 dia masih bisa
bertahan 2 periode sampe ini masuk kondisi mengkhawatirkan dan harus cari
pinjaman untuk modal kerja dengan perkiraan top-line ato revenue jg bisa
ikut membaik.

lalu dari gearing ratio juga bisa kita cermati, itu adalah ruang maksimum
peminjaman, kalo kita liat ada company yg gearing ratio nya udah tinggi. dan
dia belum bisa cash generating secara baik dan besar, terus dia masih ambisi
untuk ekspansi inorganik. kemungkinan yg bakal kena getahnya adalah pemegang
saham karena dia bakal issue equity.

dari perspektif corporate finance sendiri. equity issuance sebenernya
dihindari karena "biaya-bagi" kue nya lebih mahal dibanding ambil debt.
kecuali dia anggep equitynya kemahalan di pasar dan lebih untung nyedot duit
di pasar dari pada bagi kue nya di masa datang.

untuk cost of capital sendiri umumnya kalo dikeluarkan harus untuk proyek yg
expected CashFlownya nutup biaya Cost Of Capitalnya itu tadi. yg jadi
krusial adalah jgn sampe proyeksi cashflownya dibuat "inflated" sementara
cost of capitalnya di set "kekecilan". yg sering terjadi dalam pengambilan
keputusan oleh korporasi adalah ketidak hati-hatian dalam hal ini. (eksekusi
diatas kertas mudah, tapi faktor2 lapangan tidak diperhitungkan)

kalo perusahaan ningkatin harganya supaya kapitalisasinya naik and thus
secara artificial "DER Perception"nya turun (karena DER asli equitynya gak
linkage ke harga pasar tapi ke book value equity) ato EV nya menyentuh
gearing balance point. saya rasa ini cenderung sifatnya psikologis dan gak
begitu nyaman dilihat sebagai sesuatu yg reliable.

yg lebih aman lihat struktur hutang perusahaan adalah ,

sudah berapa hutang yg dia punya sekarang?
level coupon berapa dia issue debt nya? murah ato mahal?
apakah dia cash generating sekarang ?
penggunaan dana hutang untuk sesuatu yg cash contributing dan highly good
prospect gak? nutup beban bunganya gak?

kalo semua hal diatas in-check (level gearing ratio moderat. dia issue
obligasi di kupon yg rendah, dia cash generating dan level ROCE dia tinggi,
kemudian digunakan untuk project ato existing operation yg ROCEnya tinggi
juga), hutang jadi pilihan pembiayaan yg lebih baik dari equity, kecuali dia
anggap di pasar harga equity dia lagi premium banget sehingga menarik juga
untuk utilisasi opsi issue equity ato hybrid instrument buat funding.


2010/3/13 Dean Earwicker <dean.earwic...@gmail.com>

>
>
> Kang Bagus,
>
> Dari analisa lapkeu, *apakah ada metode/cara untuk mengetahui bahwa satu
> perusahaan, diperkirakan memerlukan hutang atau ngga?* (either untuk
> ekspansi, atau nutup lobang), entah dalam bentuk rasio atau yang lainnya.
>
> Saya kok melihat kecenderungan, entah bener atau engga, perusahaan yang mau
> nambah utang (atau mau menerbitkan obligasi) biasanya harga sahamnya
> meningkat, dengan tujuan meningkatkan market cap, dan juga menekan DER.
>
> Thanks.
>
> 2010/3/13 JsxTrader <jsxtra...@yahoo.com>
>
>
>>
>>  I couldn't agree more, Kang !....., bagi yg skeptis dgn TA
>> dan menganggap Chart bullshit, pls read pejelasan si Akang dibawah, sangat
>> bagus tuw...
>>
>> JT
>>
>>
>> ________________________
>  
>



-- 
Each piece, or part, of the whole nature is always an approximation to the
complete truth, or the complete truth so far as we know it. In fact,
everything we know is only some kind of approximation, because we know that
we do not know all the laws as yet. Therefore, things must be learned only
to be unlearned again or, more likely, to be corrected.......The test of all
knowledge is experiment. Experiment is the sole judge of scientific “truth”.
- Richard Feynman

Kirim email ke