Meskipun saya masih sangat baru di dunia pasar modal, ada pertanyaan atau 
pemikiran yang terus menggelitik selama ini, antara lain:

1. Adakah jaminan yang bisa diberikan oleh para Emiten bahwa informasi yang 
diberikan ke publik itu benar dan bisa dipertanggung-jawabkan? Termasuk di 
dalamnya CA (corporate actions) dan LK (laporan keuangan).

2. Adakah jaminan atau setidak-tidaknya bisa diminimalisir bahwa BEI dapat 
bebas dari praktek "INSIDER TRADING" yang dapat sangat merugikan "public 
Investor"?

3. Bisakah pertumbuhan jumlah perusahaan yang go-public dan investor retail 
meningkat secara significant sehingga dalam 5 thn ke depan jumlah perusahaan 
yang listed di BEJ menjadi 800 perusahaan dan jumlah nasabah BEI menjadi 2 juta 
orang?

4. Mungkinkah peran Pengawasan Pasar Modal lebih dioptimalkan sehingga dapat 
mencegah dan menindak jika terjadi kejahatan pasar modal?

Dan di bawah ini, alasan kenapa BEI adalah Bursa yang kurang efisien 
(setidak-tidaknya menurut hemat saya):

A. Jumlah Public listed companies kurang banyak sehingga besarnya Nilai 
Kapitalisasi Pasar bertumpu sangat besar di top 20 companies. (Pareto law 80 : 
20 berlaku).
 
B. Adanya asimetris informasi (bahkan sering terjadi disinformation) sehingga 
seringkali investor retail/public dirugikan.

C. Bursa Efek Indonesia lebih dijadikan sebagai Arena SPEKULASI ketimbang 
INVESTASI.

D. Adanya Pemusatan Modal yang begitu besar pada sekelompok orang atau Group 
sehingga mereka dengan mudahnya mempermainkan harga dari sebuah stock demi 
keuntungan dan pemenuhan agenda mereka.

E. Lemahnya pengawasan dan penindakan dari regulator/otoritas bursa sehingga 
seringkali terjadi ketidak-patuhan oleh anggota bursa yang pada gilirannya 
dapat merugikan investor kecil/public.

F. Para Emiten dan Perusahaan Sekuritas ikut berpartisipasi aktif dalam 
transaksi equity yang menguntungkan perorangan/diri sendiri atau perusahaan 
tersebut dengan tanpa mampu membebaskan diri dari "Conflict of Interest. 
Etc......

Note: Sebuah Stock Exchange diharapkan bisa efficient sehingga mampu memberi 
Manfaat yang optimal bagi setiap Stakeholders termasuk investor kecil/retail, 
dan pengertian efficient bisa beragam tergantung dari perspektif Anda masing2.


Sent from  ‎​  Jαçðß ‎​™

-----Original Message-----
From: TimurLangit <i4...@yahoo.com>
Date: Mon, 5 Apr 2010 16:57:36 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com<obrolan-bandar@yahoogroups.com>
Subject: Re: Indikator GOTU...Re: Bls: [ob] CARA CEPAT ANALISA SAHAM

Sudah dua kali saya membaca ttg 'pasar kita belum efisien'. Sekali  
oleh Kang 'amazing' Bagus Putra Perdana, Dan sekarang oleh uncle.  
Bill; I do hope you are not Billy The Kid.

Saya belum lama di pasar modal. Dan Saya Oon. Tolong dong jelasin yg  
gimana pasar yg efisien'?

Timur



On Apr 6, 2010, at 3:45 PM, "Bill" <isxtra...@gmail.com> wrote:

> Bang IAN yang saya hormati,
>
> IMHO, semua ahli bisa saling melengkapi tanpa harus membuat nilai  
> absolut atau harga mati untuk suatu metode. Tidak ada yang benar  
> atau salah. Semua hanya preferensi.
>
> Saya sangat mengerti apa yang hendak Bang IAN sampaikan terkait MM.  
> Di sisi lain saya juga sangat mengerti apa yang hendak disampaikan  
> oleh Uda Tasrul dan Prof JT terkait keandalan TA, bahwa TA  
> seringkali salah dimengerti baik karena persepsi maupun tingkat  
> penguasaan sehingga keandalannya menjadi terbatas. Tetapi saya rasa  
> semua pihak setuju bahwa tidak ada satupun tools dalam TA yang dapat  
> digunakan sendiri tanpa alat lain dan menjamin 100% memberikan  
> profit secara konsisten. Dan bahwa pada akhirnya semuanya hanyalah  
> permainan probabilitas. Dalam konteks ini saya sangat setuju dengan  
> arah pembicaraan Bang IAN dimuka.
>
> Terkait penggunaan FA dan TA, sebenarnya sudah seringkali dibahas di  
> milis ini. Paling tidak ini yang saya ingat: 
> http://finance.groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/message/45397 
>  Mungkin dapat dipertimbangkan juga sebagai masukan.
> Karena untuk saya pribadi, tidak ada yang namanya absolut di dunia  
> pasar modal. Salah satu pelajaran pertama yang harus saya pelajari  
> ketika pertama belajar adalah mengenal diri sendiri. Dari sana  
> barulah saya bisa menemukan metode yang paling cocok dan paling  
> nyaman untuk saya pribadi. Dan metode saya jelas tidak akan cocok  
> untuk semua orang. Bahkan bisa jadi hanya cocok untuk saya pribadi.  
> Jadi saya rasa sulit kalau  mengatakan suatu metode dan/atau tools  
> sebagai harga mati. Jauh lebih baik mengenal secara MENDALAM setiap  
> alat dan tools, lalu biarkanlah setiap individu memilih tools yang  
> paling cocok dan nyaman untuk dirinya. Tidak ada yang salah atau  
> benar dalam hal ini. Tools dapat diibaratkan sebagai senjata. Ketika  
> berperang, para warriors dipersilahkan memilih senjatanya masing2  
> yang paling dikuasainya. Dan itulah yang terbaik untuk mereka.
>
> Di Indonesia, pasar masih belum efisien. Itulah sebabnya pengetahuan  
> tentang market maker dan cara pikirnya, cara pikir pemain besar  
> dst... yg semuanya mungkin di Indonesia disebut "perbandaran", juga  
> menjadi penting selain hanya TA semata. Hal ini jelas berbeda dengan  
> pasar yang relatif lebih efisien seperti di US market misalnya.  
> Makanya saya percaya bahwa pemain2 pro di pasar modal Indonesia  
> menghadapi kendala yang lebih besar daripda pemain di US market.  
> Karena by design, jauh lebih banyak yang harus dikuasai dan  
> dimengerti. Ahli TA seperti Uda Tasrul dan JT saya rasa juga  
> menyadari hal ini. Untuk mereka lebih mudah menganalisa US market  
> daripada pasar Indonesia :)
>
> Kembali lagi, semuanya diperlukan dan bisa saling mengisi, melengkapi.
>
> Just my 2 cents.
>
> 2010/4/6 Irwan Napitupulu irwannapitup...@gmail.com
>
> Dan kalau orang trading masih pakai FA, itu namanya trader tersesat.
> Sebaliknya, kalau investor masih pakai TA, itu namanya investor  
> tersesat.
>
> Investor andalannya FA, trader andalannya TA. Harga pas, tidak boleh  
> ditawar2 :)
> 



      

Reply via email to