Bro, saya bisa membayangkan bagaimana raut mukanya si Bapak, setelah
mendengar ucapan tersebut, mungkin ya... sepertinya kalau dalam bahasa
jawanya.. " yo wis sakarepmu, ora patheken..."

laku / gak laku speedy, tidak akan membuat gajinya mengecil, tenang
saja masih ada sapi perahan besar yang namanya TELKOMSEL.

ditengarai sekarang TELKOMSEL lagi kesandung batunya oleh KPPU, (anti
trustnya Indonesia) bahwa TELKOMSEL tidak melaksanakan pesaingan usaha
yang sehat, seperti vampire menyedot darah rakyat kecil, bertahun2
tanpa ada usaha menyesuaikan tarif, padahal tarifnya adalah yang
termahal se ASEAN, mentang2 tidak ada saingan, saingan terdekat adalah
Indosat yang pelan2 dikempesin dan dikebiri. Lihat saja star1, mati
segan hidup tak mau.

Padahal kalo mau melihat faktanya, growth TELKOMSEL yang besar itu
didukung abis2an justru oleh para rakyat kecil yang membeli voucher
pulsa dengan nominal rata2 10rb sampai 20rb, bahkan bisa beli voucher
seminggu sekali.

Thursday, November 1, 2007, 12:11:16 AM, Sharif wrote:
SD>  Saya masih ingat ucapan 'kejam' saya pada Pak Muklis, Kakandatel
SD>  Sumbagsel, sebagai ungkapan geram saya ketika mereka membuat saya kesal
SD>  karena cara pemasaran Speedy yang tidak profesional, "Tidak apa saya
SD>  bersabar tidak menggunakan pelayanan jasa pitalebar Telkom (Speedy),
SD>  karena pada saatnya akan ada yang menawarkan yang lebih murah !" Dia
SD>  hanya meringis.


Jul

Kirim email ke