TLKM.. di level operasional masih dikuasai oleh "orang" tertentu....

Buktinya kalau mau pasang baru..... bilangnya ngak ada line...
tapi at the end,,,,ada yang nawarin jalan pintas... langsung kring.....
itu cerita dulu yang sampai saat ini masih berlaku....
dulu monopoli..... orang no choice...
tapi saat ini.... hmmmmm.....

Sekarang ada CDMA... sebagai alternatif....
Speedy ? ada first net...
ada HSDPA....indosat, XL....

berapa lama mereka bisa bertahan dengan kondisi dilapangan seperti saat ini
?

beruntung sekali ada sapi perah namanya TELKOMSEL ini....
tapi bisakah mereka tetap bertahan terhadap gempuran dari kiri dan kanan ???

Coba kalau ke grapari telkomsel.. antriannya wuiiih...
coba call ke call center 111... antrinya wuihhhh....

untuk pelanggan baru sih... mendingan nyari alternatif...
untuk pelanggan lama seperti saya... no choice.. malas ganti nomor


On 11/2/07, julyanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Bro, saya bisa membayangkan bagaimana raut mukanya si Bapak, setelah
> mendengar ucapan tersebut, mungkin ya... sepertinya kalau dalam bahasa
> jawanya.. " yo wis sakarepmu, ora patheken..."
>
> laku / gak laku speedy, tidak akan membuat gajinya mengecil, tenang
> saja masih ada sapi perahan besar yang namanya TELKOMSEL.
>
> ditengarai sekarang TELKOMSEL lagi kesandung batunya oleh KPPU, (anti
> trustnya Indonesia) bahwa TELKOMSEL tidak melaksanakan pesaingan usaha
> yang sehat, seperti vampire menyedot darah rakyat kecil, bertahun2
> tanpa ada usaha menyesuaikan tarif, padahal tarifnya adalah yang
> termahal se ASEAN, mentang2 tidak ada saingan, saingan terdekat adalah
> Indosat yang pelan2 dikempesin dan dikebiri. Lihat saja star1, mati
> segan hidup tak mau.
>
> Padahal kalo mau melihat faktanya, growth TELKOMSEL yang besar itu
> didukung abis2an justru oleh para rakyat kecil yang membeli voucher
> pulsa dengan nominal rata2 10rb sampai 20rb, bahkan bisa beli voucher
> seminggu sekali.
>
> Thursday, November 1, 2007, 12:11:16 AM, Sharif wrote:
> SD> Saya masih ingat ucapan 'kejam' saya pada Pak Muklis, Kakandatel
> SD> Sumbagsel, sebagai ungkapan geram saya ketika mereka membuat saya
> kesal
> SD> karena cara pemasaran Speedy yang tidak profesional, "Tidak apa saya
> SD> bersabar tidak menggunakan pelayanan jasa pitalebar Telkom (Speedy),
> SD> karena pada saatnya akan ada yang menawarkan yang lebih murah !" Dia
> SD> hanya meringis.
>
> Jul
>
>  
>

Kirim email ke