Sumber : Swa, 18 Desember 2005


Beberapa perusahaan sekuritas telah meluncurkan layanan online trading untuk
memfasilitasi transaksi saham kliennya. Namun, investor yang memanfaatkannya
masih sedikit. Mengapa?

Eva Martha Rahayu - Sejak akhir tahun 2004, Hishmad Abubakar makin getol
bermain saham. Bukan akrena kesengsem oleh kecantikan pialang yang
membantunya bertransaksi di Sarijaya Permana Sekuritas (SPS). Melainkan,
hadirnya layanan online trading kian membangkitkan semangatnya untuk terus
melakukan aksi jual-beli saham. Maklumlah, dengan fasilitas ini sistem
transaksi lebih cepat, akurat, dan fleksibel.

"Kurang dari satu detik saya bisa bertransaksi saham di mana saja," ujar
Hishmad yang dikenal sebagai preskom sebuah perusahaan ekspor-impor. Ia
merasa diuntungkan dengan fasilitas online trading. Dulu, ketika transaksi
saham masih konvensional, Hishmad mengaku sering kehilangan momen. Pasalnya,
saat bertransaksi model lama, ia harus menelepon dulu ke broker sehingga
memakan waktu lebih lama. Dengan demikian, pergerakan pasar yang diikuti
tidak real time dengan kondisi market di lantai bursa. Tak pelak, posisi
transaksi yang diinginkan - baik buy maupun sell - kerap terlewat lantaran
pasar bergerak lebih cepat dibanding eksekusi instruksi order transaksi.

Mulanya, Hishmad merasa canggung bertransaksi ala online trading. Sebab,
harus menggunakan beberapa alat pendukung canggih. Semisal, untuk akses SP
Online milik SPS, ia mesti dibantu notebook yang terkoneksi dengan jaringan
internet. Sementara itu, untuk melihat info pasar pergerakan saham, ia harus
memakai provider lain, seperti ponsel. Toh, lama-kelamaan ia pun merasa
terbiasa.

Menurut Hishmad, online trading cocok untuk investor yang bermain short
term. Alasannya, dengan kecepatan akses, kesempatan untuk memanfaatkan emosi
pasar tidak akan ketinggalan. "Dengan online trading, seolah-olah kita
sedang berada di lantai bursa," tuturnya. Dengan demikian, ia percaya online
trading secara tidak langsung turut membantu memaksimalkan capital gain
investor. Wajar saja, lantaran investor bisa bermain saham lebih cepat
mengikuti pergerakan pasar. Untuk meminimalkan resiko, ia mewanti-wanti
jangan sampai ada kesalahan dalam pengetikan ataupun perhitungan transaksi.
Sebaliknya, online trading kurang tepat bagi pemodal yang bersifat long
term. Investor golongan ini tidak terlalu agresif memburu untung dari
momentum sesaat.

Hadirnya fasilitas online trading tak lepas dari peran perusahaan sekuritas.
di SPS misalnya, sejak awal berkomitmen tinggi untuk mempermudah nasabahnya
bertransaksi. Karena itu, SPS meluncurkan online trading (SP Online).
Menurut Mohammad Alfatih, Staf Riset SPS, online trading mampu memangkas
proses transaksi, sehingga lebih sederhana. Nasabah bisa langsung transaksi
secara online di mana saja, sehingga tak perlu datang ke kantor broker. Bisa
saja inestor bertransaksi di rumah, di kantor sendiri, hotel, kafe, bahkan
di dalam mobil, atau tempat-tempat santai lainnya.

Ikhwan Martias membenarkan online trading menguntungkan baik investor maupun
pialang. Kelebihan perdagangan elektronik itu bagi perusahaan sekuritas,
antara lain, lebih efisien dalam menekan biaya operasiona. Pasalanya, tidak
perlu SDM banyak untun mengoperasionalkan. Selain itu, risk management lebih
baik. Maksudnya, risiko perdagangan bisa terkontrol karena order yang tidak
memenuhi aturan otomatis bakal ditolak. Dengan begitu, order yang masuk
benar-benar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Nilai plusnya bagi
investor apa? "Keuntungan online trading bagi investor di antaranya
kecepatan transaksi 1-3 detik, tergantung pada kualitas jaringan
Internetnya," ujar Manajer TI Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) itu. Alfatih
menambahkan, dari sisi biaya, online trading lebih murah bagi investor yang
ada di luar kota. Alasannya, online trading menggunakan jaringan Internet,
sedangkan cara konvensional memakai kabel telepon interlokal.

Hanya saja, "Risikonya sangat tinggi bagi investor," tutkas Hishmad.
Berdasarkan pengalamannya, jika kita salah ketik atau salah perhitungan,
kerugian yang diderita investor cukup tinggi. Beda dari transaksi
konvensional lewat telepon broker, bila ada kesalahan sebelum transaksi,
broker akan memberi masukan atau informasi lebih dulu. Sebagai contoh,
kesalahan menyebutkan kode emiten, posisi transaksi atau volume/nilai
transaksi. Namun, di mata Ikhwan dan Alfatih, online trading tetap punya
banyak kelebihan. "Paling-paling soal mengubah kebiasaan saja dari cara
konvensional menjadi teknologi online," ujar Ikhwan.

Alfatih menegaskan, dibandingkan dengan cara konvensional, sistem baru ini
butuh waktu lebih singkat untuk mengorder dan kapasitas transaksinya lebih
tinggi. Juga, meminimalkan human error dan tingkat akurasinya lebih tinggi,
karena sistemnya computerized. "Kerahasiaan transaksi investor bisa lebih
terjaga dan aman lantaran masing-masing investor dibekali password,"
ujarAlfatih. Asyiknya lagi, di SP Online terdapat fasilitas chatting. Sarana
ini bisa dimanfaatkan klien untuk berdiskusi dengan broker atau analis SPS
sebelum mereka bertransaksi. Jaringan SP Online pun sudah terkoneksi dengan
back office SPS, sehingga administrasi laporan keuangan, penagihan lebih
rapi dan akurat.

Tak mau ketinggalan, Philip Securities Indonesia (PSI) mengaku layanan
online trading miliknya yang dikenal sebagai Philip's On-Line Electronic
Mart Systeem (POEMS) tak bisa dianggap remeh. "Melalui POEMS, informasi yang
disajikan sangatlah lengkap," klaim Daniel Tedja, Presdir PSI. Misalnya, ada
live price di mana investor dapat memantau pergerakan saham yang sedang
berlangsung di bursa. Informasi yang bisa dilihat termasuk bid, ask, last,
open, high, low, close, market depth, top 20 volume, gainers, & losers.
Lalu, POEMS menampilkan account management, di mana investor dapat memonitor
posisi outstanding, nilai portfolio, realized unrealized profitdan
historikal transaksi.

Kelebihan lainnya, Daniel menambahkan, ada informasi corporate action, yaitu
jadwal dan berita tentang emiten yang akan melakukan aksi korporasi (seperti
cash/stock dividen, rights issue, stock split, reverse stock dan bonus
share), tersedia grafik - POEMS menyediakan fasilitas charting intraday dan
historical dengan berbagai macam indikator moving average, moving average
convergence/divergence (MACD), relative strength index (RSI), dan
stockastic.

Masih ada yang lain POEMS juga menyediakan technical recommendation.
Nantinya analis PSI akan memberikan pilihan dan saran pada investor dalam
bentuk bagan tebhnical analysis indicator untuk mengambil keputusan dan
langkah yang tepat dalam berinvestasi yang sesuai dengan keuangannya. Dan,
sama dengan online trading lainnya. POEMS mampu mengurangi resiko short
sell, overtrading dan kesalahan bertransaksi. "Kami berupaya memberikan
informasi selengkap mungkin untuk memudahkan para nasabah," tutur Daniel.

Kendati demikian, PSI tidak bermaksud melepas begitu saja para nasabahnya
bertransaksi sendiri. Maka, perusahaan sekuritas ini mencanangkan: high tech
high touch. "Artinya, kami menyediakan sarana dengan teknologi canggih, dan
tetap melayani transaksi konvensional dengan layanan advis maksimal bagi
para nasabah," ungkap Daniel.

Berapa fee yang dipungut broker atas layanan online trading? Rata-rata
perusahaan sekuritas mengaku tidak memungut fee khusus dari transaki online.
Fee yang berlaku umum sebagaimana biasanya: fee pembelian 0,25% dan fee
penjualan 0,35%. "Untuk menjadi member POEMS, nasabah tinggal daftar dan
menempatkan deposit awal Rp 5 juta untuk nasabah ritel," papar Direktur PSI
Thessalonica Winarto. Sementara itu di SSI dikenakan biaya administrasi Rp
100 ribu per bulan plus deposit awal Rp 2 juta. Susan Sianipar, Wealth
Marketing SSI, menambahkan, dana deposit sebesar itu pun untung kepentingan
nasabah semata. Di SPS juga tidak ada biaya tambahan. "Setiap nasabah baik
korporat maupun ritel yang telah punya account di kami otomatis bisa
mengakses SP Online," Alfatih menegaskan.

Toh, pemanfaatan online trading secara luas masih perlu waktu. Lihat saja,
di sejumlah perusahaan sekuritas yang telah mamfasilitasi perdagangan
elektronik itu, tidak serta-merta direspons antusias oleh para kliennya.
Nasabah masih banyak yang belum aware dengan online trading. Sebagai
gambaran, di PSI yang notabene 90% nasabah riten dan 10% korporasi, cuma ada
250 nasabah yang telah memanfaatkan online trading atau sekitar 25-30% total
klien. Sementara itu, di SSI sejak Samuel Online Trading diluncurkan tahun
2002 baru ada 30% total nasabah yang sudah menjalankan online trading.
"Nasabah kami yang banyak menggunakan online trading dari ritel. Kalau
korporat lebih suka cara konvensional dengan pertimbangan nilai transaksinya
lebih gede," Susan menerangkan.

Memang, saat ini kontribusi pendapatan dari online trading belum signifikan.
Akan tetapi, nantinya perusahaan sekuritas menargetkan kenaikan revenue
disumbangkan oleh sarana online trading."Sekarang andir revenue POEMS baru
sekitar 1% tiap bulan dan nantinya kami harapkan meningkat lagi. Untuk
mendukung target itu, kami akan terus kembangkan cabang ke daerah-daerah,"
kata Daniel. Setali tiga uang, manajemen SSI berambisi mengatrol pendapatan
dari layanan online trading, "Ke depan kami proyeksikan revenue perusahaan
naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya dengan bantuan online trading,"
Ikhwan menuturkan.

Kirim email ke