Pak DE,
   
  Untuk PTBA, bukannya harga coal lagi tinggi-tingginya? Masa iya bisa 6500? 
Tapi kalo sdh keburu rally +1000 point nggak jadi kali ya (don't think so soon 
) ...Trims berat!
   
  Salam,
  Rei

Dean Earwicker <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
          Met siang, hari Sabtu yang cerah...

Maaf saya beberapa saat ini jarang posting, selain kesibukan kantor, sy melihat 
"kerusuhan" di bursa masih cukup genting, sehingga posting ini saya tahan 
sampai liburan, krn ini untuk long term investor only.

Beberapa saham bluechip terkoreksi cukup dalam. Ya, cukup dalam untuk membuat 
orang keringet dingin dan diare kronis, hehe... sekilas saya melihat psikologi 
pasar seperti kehilangan "pegangan". Jawara seperti BUMI, BBRI, ANTM dan AALI 
sepertinya terlihat sudah gamang. "Singit" kata kawan saya..

Tapi apakah benar seperti itu?

TA:
Coba di review chart yang saya gambar. Saya melihat semuanya masih well 
maintained oleh Bozz. Gambar SEMI LOG PRICE CHANNEL adalah batas fear/greed 
dari gerakan saham yang secara long term UPTREND. Harga akan bergerak naik 
terus sampai semua orang takut ketinggalan, dan akan bergerak turun terus 
sampai semua orang cut loss. Gitu aja terus dari dulu. Metode inilah yang 
menyelamatkan saya dari beberapa crash terakhir.

Buat mereka yang mau di reksadana saham, tampaknya sekarang adalah saat yang 
tepat untuk masuk, karena hampir semua big caps masuk di teritori "murah" alias 
lower price channel.

FA:
Kenaikan harga komoditi kemarin pastinya "berbekas" dong di lapkeu.

ME (macro economy):
Fed rate cut yang TIDAK diiringi dengan pertambahan inflasi (=kenaikan harga 
komoditi), mengindikasikan adanya perubahan perilaku pasar. Tinggal kita awasi 
benchmark dari inflasi yaitu harga minyak mentah (dan benchmark dari economic 
growth yaitu gold (inverted)). Dari dalam negeri masalah BBM yang jadi kendala. 
Cepat atau lambat pemerintah HARUS hapuskan subsidi secara progresif. 

Ada indikasi akan ada fresh money setelah SBY melakukan roadshow ke Dubai bbrp 
waktu lalu. 

Turunnya harga komoditi seharusnya berimbas positif untuk menekan inflasi dan 
membuka kesempatan pemerintah untuk menurunkan suku bunga.

BA:
Udah dibahas ama Embah. hehe..

Note: Sebetulnya yang saya sampaikan SAMA dengan yang sudah disampaikan oleh 
beberapa member disini, cuma mungkin dengan cara lebih straightforward tanpa 
bumbu-bumbu romantika bursa saham...hehe. Bukannya saya tidak percaya loh, cuma 
menjernihkan otak kita agar lebih rasional dan tenang.

Caranya? 
    
   Pelajari perilaku pasar. Butuh waktu, tapi worth it lah. Serius.  
   Pilih saham yang mudah dibaca chartnya. Yang trendnya jelas. Yang likuid. 
Yang sponsornya (bd) besar. Nggak ada gunanya pake TA pada saham yang trendnya 
berantakan/tidak likuid/bd nya gak jelas, cuma nyape2in aja.
  
   D i s i p l i n.


Semoga membantu, dan jangan lupa Optimis sajalah™ :)


Regards,
DE

  

                           

       
---------------------------------
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Kirim email ke