iya,short term..sejalan dengan rebon bursa.

buat long mate aja..buang jauh2 dulu..

Finance trmasuk sektor yg diwaspadai bagi saya.

nunggu BI rate dipotongin dulu ke 8% lagi.

asing udah kluar duluan tuh dari finance sejak minggu-minggu yg lalu.




--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Stephen Halim"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> *INILAH.COM, Jakarta – Krisis likuiditas perbankan di Tanah Air sudah
> mereda. Hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah dan BI. Seharusnya
hal ini
> berimbas positif pada saham perbankan. Namun kekhawatiran investor masih
> besar sehingga saham sektor ini masih redup. *
> 
> Pada perdagangan Kamis (23/10) saham sektor keuangan terpantau rontok
> mencapai 3,27%. Saham-saham berkapitalisasi pasar besar seperti saham PT
> Bank Rakyat Indonesia (BBRI) anjlok Rp 275 (7,05%) menjadi Rp 3.625, dan
> saham PT Bank Mandiri (BMRI) merosot Rp 140 (7,87%) ke level Rp 1.640.
> 
> Demikian pula saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) melemah Rp 10 (1,7%)
> menjadi Rp 560 per lembar. Saham perbankan yang terpantau naik adalah PT
> Bank Central Asia (BBCA) sebesar Rp 25 (0,94%) ke level Rp 2.675,
> 
> Analis Indosurya Securities Akbar Kuncoro mengatakan seharusnya saham
> perbankan mulai pulih karena kinerja sektor finansial sudah menunjukkan
> peningkatan. Menurutnya, kondisi likuiditas ketat di pasar finansial
> domestik sebenarnya sudah berakhir sejak semester I 2008.
> 
> Namun dampaknya baru terlihat pada laporan keuangan kuartal ketiga.
> "Sentimen buruk ini menghalangi investor untuk membeli saham perbankan,"
> ujar Akbar kepada * INILAH.COM.*
> 
> Lebih lanjut Akbar mengatakan, sudah banyak upaya yang dilakukan BI
sehingga
> imbas negatif dari merosotnya pendapatan perbankan serta buruknya
laporan
> keuangan bisa diminimalisir. "Apalagi saat ini valuasi saham sudah
rendah,"
> katanya.
> 
> Menurutnya, saham berkapitalisasi pasar besar seperti BBRI, BBCA,
dan BMRI
> mempunyai segmen pasar kredit yang jelas, sehingga mereka masih bisa
menjaga
> pendapatan dan kualitas asetnya.
> 
> Hal ini ditambah dengan fundamental perseroan yang kuat. Tidak heran
ia pun
> masih memberi penilaian positif untuk sektor ini. "Kami masih
rekomendasikan
> *buy* untuk saham sektor perbankan," katanya.
> 
> Beberapa bank kecil saat ini sedang berada dalam proses
restrukturisasi dan
> setelah itu biasanya akan dijual ke investor strategis. Hal itu,
merupakan
> peluang bagi investor individu untuk masuk dan memanfaatkan momentum
*tender
> offer*.
> 
> "Penjualan saham perbankan ke investor strategis, biasanya lebih
dari 50%.
> Ini berarti sisa sahamnya bisa dinikmati oleh publik," tuturnya.
> 
> Mulai membaiknya sektor finansial juga diakui analis Recapital
Securities
> Poltak Hotradero. Menurutnya, membaiknya industri keuangan dilihat dari
> turunnya suku bunga antar bank, seperti LIBOR sehingga hanya terpaut
tipis
> dengan suku bunga yang digunakan sebagai acuan, yaitu Fed Fund Rate
(FFR).
> "Hal itu menunjukkan stabilnya kondisi keuangan dunia," ujarnya.
> 
> Adapun saham yang mendapat rekomendasi Poltak adalah saham PT Bank
Danamon
> (BDMN) dan BBRI. Menurut Poltak, saham BDMN menarik terkait kinerja
> perseroan yang cukup memuaskan.
> 
> Pada kuartal tiga 2008, BDMN membukukan laba bersih naik 10% menjadi
Rp 1,76
> triliun. Hal ini didukung kuatnya penyaluran kredit BDMN sebesar 33%
*year
> on year* pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan
pembiayaan
> konsumsi.
> 
> BDMN juga berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih 20,5%
menjadi Rp 7
> triliun. Tak heran BDMN menargetkan pertumbuhan pendapatan mencapai 25%
> tahun ini. Harga saham BDMN saat ini, lanjut Poltak, menunjukkan
harga tiga
> tahun lalu.
> 
> Sehingga dengan net interest margin (NIM) perseroan yang berada di level
> 11,5%, BDMN dinilai cukup sehat dan mampu bertahan atas kontraksi kredit
> yang terjadi saat ini. "Saya rekomendasikan *buy* untuk BDMN," ulasnya.
> 
> Sementara BBRI dinilainya merupakan saham di lantai bursa dengan
fundamental
> terbaik. Dengan sebagian besar portfolionya kreditnya dikucurkan ke
sektor
> UKM, Poltak yakin, perseroan mampu menjaga pertumbuhan kreditnya
kendati ada
> potensi melemah tahun depan. Poltak pun merekomendasikan beli untuk
saham
> BBRI.
> 
> Prospek stabilnya BBRI juga diamini Muhammad Alfatih, analis dari BNI
> Securities. Menuruntya, dengan ekspektasi laporan keuangan kuartal
ketiga
> 2008 yang positif, ia menyarankan investor mengkoleksi BBRI dengan
target
> harga Rp 4.250-4.500 perlembar.
> 
> Saham lain yang direkomendasikan Alfatih adalah BBCA. Hal ini terkait
> kinerja dan fundamental perseroan yang masih kokoh. BBCA disarankan beli
> dengan target harga
> 
> Rp 3.000-3.200 per lembar.
> 
> Sedangkan Samuel Sekuritas dalam risetnya mengungkapkan, BBCA akan
> memperoleh tambahan likuiditas sebesar Rp 1,1 triliun pada November ini
> untuk memperbesar penyaluran kredit.
> 
> Dana tersebut akan diperoleh dari pencairan obligasi pemerintah yang
jatuh
> tempo pada November. Menurut Samuel, saat ini BBCA ditransaksikan
pada *price
> to book value* 2009 sebesar 2,4 kali berbanding industri yang
sebesar 1,7
> kali. Sehingga investor disarankan untuk *hold* dulu saham BBCA. [E1]
>


Kirim email ke