Gila BI, musim nurunin rate malah dia ga berani nurunin... nanti waktu musim 
rate pada naik, dia ikut naik biar ga ada outflow katanya.. busyet, makin ancur 
aja nih obligasi... ngarepin inflow hot money lagi? tapi kapan? wong diluar jg 
lg pada ancur, narikin duit bukan krn faktor spread BI Rate dg rate diluar tp 
terlebih karena emang BU.. Whadduh... BI.. BI.. dari taun jebot punya anak2 
perusahaan juga pada ancur semua...  

Atau BI Rate ga diturunin, apa karena Pemerintah yg katanya mau buyback SUN, 
kaga jadi atau blum ada uang utk buybacknya? Atau kira2 ada pertimbangan lain 
yak? Mohon pencerahan dari suhu-2 OB.. Thanks a lot.

Piiss..

Didi




________________________________
From: Gunslie <[EMAIL PROTECTED]>
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Sent: Thursday, November 6, 2008 1:28:15 PM
Subject: [obrolan-bandar] BI rate 9,50


Siaran Pers 
Judul  BI Mempertahankan BI Rate Pada Tingkat 9,5% 
Sumber Data  Biro Hubungan Masyarakat Tanggal 6-11-2008 Hits 177 
Contact  Biro Humas, Telp : (62-21) 381-7187 Fax : (62-21) 350-1867, E-mail : 
[EMAIL PROTECTED] id 
Lampiran 
No. 10/ 54 / PSHM / Humas

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini memutuskan untuk 
mempertahankan BI Rate pada tingkat 9,5%. Keputusan tersebut diambil setelah 
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan, baik 
dalam negeri maupun luar negeri, serta  arah perkembangan laju inflasi.

Dalam menghadapi gejolak keuangan global yang berlanjut dan perlambatan ekonomi 
dunia yang makin nyata, Bank Indonesia memandang penting untuk menjaga 
kebijakan moneter yang tepat, sehingga dapat mencapai keseimbangan antara 
pertumbuhan ekonomi dengan upaya menjaga stabilitas moneter. Di dalam negeri, 
tekanan inflasi mulai mereda, meskipun laju inflasi masih cukup tinggi mencapai 
11,77% (yoy). 

Dengan memperhitungkan beberapa faktor risiko serta tekanan inflasi yang masih 
akan timbul hingga akhir tahun, Bank Indonesia memprakirakan inflasi IHK pada 
akhir tahun 2008 akan berada pada kisaran 11,5%-12,5% (yoy) dan pada 2009 akan 
turun pada kisaran 6,5%-7,5%. Dari sisi nilai tukar, Bank Indonesia senantiasa 
melakukan kebijakan stabilisasi rupiah yang diarahkan pada upaya menghindari 
gejolak nilai tukar yang terlalu tajam.

Kinerja sektor perbankan masih tetap baik. Indikator-indikator utama seperti 
CAR, NPL dan PDN perbankan menunjukkan ketahanan dalam menghadapi gejolak 
pasar. Pertumbuhan kredit mulai menurun, sementara risiko kredit tetap terjaga 
meskipun ke depan masih perlu diwaspadai. Kondisi likuiditas perbankan yang 
mulai longgar juga telah memberi keleluasaan bagi perbankan dalam menjalankan 
usahanya. 

Bank Indonesia akan mengoptimalkan penggunaan seluruh instrumen kebijakan 
moneter yang tersedia, sembari terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah 
dalam mencermati perkembangan dan prospek perekonomian global, regional dan 
domestik untuk mengamankan stabilitas ekonomi jangka menengah. 

Analisis selengkapnya mengenai kondisi perekonomian pada Oktober 2008 akan 
dimuat dalam publikasi Tinjauan Kebijakan Moneter yang dapat diakses melalui 
website Bank Indonesia (http://www.bi. go.id) pada tanggal 13 November 2008.

Jakarta, 6 November 2008
Direktorat Perencanaan Strategis 
dan Hubungan Masyarakat

 

















    


      

Kirim email ke