Assalamu'alaikum wr.wb.,

Alhamdulillah, wa syukurillah, wa laa haula walaa quwwata illa billaah.

Di Majalah Hidayatullah edisi bulan September 2004 ada artikel berjudul 'Penjara Bukan 
Akhir Segalanya' menceritakan betapa ulama-ulama ternama yang pernah dipenjarakan 
berkarya lebih gemilang dalam penjara. Ada nama Sayyid Quthb yang menulis tafsir Fii 
Zhilalil Quran, Ibnu Taimiyah yang mengungkapkan, "Bila mereka mengusirku, itulah 
rihlahku. Bila mereka memenjarakanku, itulah khalwatku. Dan bila mereka membunuhku, 
itulah jalan syahadahku". Ada Ibnu Al-Haitsam seorang ilmuwan Mesir abad kesepuluh 
yang pernah dipenjarakan penguasa Mesir dan menemukan teori-teori optik selama di 
penjara. Dalam negeri kita ada Buya Hamka yang menulis Tafsir Al Azhar selama berada 
dalam tahanan Soekarno, Muhammad Natsir yang menulis Kapita Selekta Dakwah selama 
menjadi tahanan politik Soekarno.

Mudah untuk difahami, nilai imanlah yang menjadikan beliau-beliau itu berprestasi 
ketika kepada beliau ditimpakan musibah, ketika beliau mengalami pengekangan, 
pengucilan terhadap fisik beliau oleh fihak penguasa. Beliau-beliau ini justru semakin 
'bersinar' ketika fisiknya dipasung. Inilah contoh pengaruh cahaya iman.

Dengan nilai keimanan orang tidak berkeluh kesah ketika ditimpa musibah biar betapa 
dahsyatnya musibah itu. Ikhtiar tetap diupayakan. Perlawanan bila perlu tetap 
dijalankan. Dan yang lebih utama doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta' ala senantiasa 
dipanjatkan, kiranya Dia Yang Maha Pengasih senantiasa mencurahkan rahmat dan 
pertolonganNya.

Iman menjadikan orang-orang beriman tidak pernah patah hati, tidak pernah pesimis, 
tidak hanyut dibawa perasaan duka ataupun gembira berlebihan. Mereka senantiasa ingat 
dan sadar, ada Allah tempat memohon, tempat berlindung, tempat meminta pertolongan. 
Dan memang mereka senantiasa memerlukan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mereka 
berbeda dengan orang-orang yang membelakangi Allah. Yang kafir kepada Allah. Yang 
senantiasa melanggar perintah-perintah Allah. Orang-orang ini senantiasa melupakan 
Allah, dan Allah menjadikan mereka lupa diri. Menjadikan mereka fasik. Menjadikan 
mereka semakin bodoh tapi semakin tidak tahu kebodohan diri mereka. 

Maka Allah mengingatkan kepada orang-orang yang beriman agar jangan sampai melupakan 
Allah lalu Allah menjadikan mereka lupa diri  seperti firman Allah di dalam al Quran;

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang yang lupa kepada Allah, lalu Allah 
menjadikan mereka lupa kepada dirinya sendiri. Mereka (yang seperti) itu adalah 
orang-orang yang fasik. (Al Quran 59:20).

Dan ganjaran bagi orang yang beriman tidaklah akan sama dengan ganjaran terhadap 
orang-orang yang ingkar. Orang-orang yang beriman kepada Allah, yang mendapatkan 
keridhaan Allah, Allah janjikan terhadap mereka surga Allah. Sementara orang-orang 
yang kafir, yang senantiasa mendurhakai Allah mereka akan dimasukkan kedalam neraka 
jahannam. Dan tidaklah sama diantara kedua golongan itu, seperti firman Allah dalam 
lanjutan ayat di atas.

Tidaklah sama penghuni neraka dengan penghuni surga. Penghuni surga itulah orang-orang 
yang beruntung. 

Mudah-mudahan Allah menambah keimanan kita dan memelihara kita untuk senantiasa dalam 
keadaan beriman kepadaNya. Amiin.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Lembang alam

 

____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke