Assalaamu'alaykum wa Rahmatullaahi wa Barakatuhu > Jangan menjustifikasi begitu. Tidak baik :(
Yang menjustifikasi kan yang menggunakan (menyalahgunakan?) dalil-dalil untuk mendukung pendapatnya? Saya kira pesan sanak untuk mereka yah. > YMZ: > Pada surah Al Baqarah 2 : 62 yg dikutip MII disebutkan, Yahudi, Nasrani dan Shabiin yg ada dalam rangkaian kalimat yang sama. Meminjam istilah anda, tentu secara logis ketiganya tidak sama. Kalau mau jujur, ketiga golongan tersebut memang tidak sama, tetapi bisa dikelompokkan dalam kelompok yang sama. > Pada surah Ali Imran 3 : 67 yg dikutip MII disebutkan juga, Ibrahim bukan Yahudi, bukan Nasrani dan bukan golongan Musyrik. Meminjam istilah anda juga, tentu secara logis ketiganya tidak sama. Jangan memelintir ayat seperti itu. Yahudi dan Nasrani disebutkan untuk membantah bahwa Ibrahim bukan dari golongan mereka. Maksudnya Nabi adalah orang yang lurus dan berserah diri (kepada Allaah) adalah dia condong kepada keimanan dan berpaling dari kemusyrikan (yang dilakukan orang-orang Yahudi dan Nasrani) dan kemudian dikuatkan oleh kalimat "dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang yang musyrik." Jadi musyrik di sini menerangkan orang-orang Yahudi dan Nasrani. (Tafsir Ibnu Katsir) > MA: > Nah sekarang pikirkanlah dengan otak kita apakah orang-orang yang mengakui tuhan ada tiga (Kristen) dan mengakui seseorang (Uzair) sebagai anak Allaah (Yahudi) - yang artinya nanti anak itu akan jadi tuhan juga - bukan orang musyrik? Itu saja lah. > YMZ: > Berdasarkan cara logis MA, kristen itu bukan musyrik. Wah aneh juga cara berpikir sanak nih. Kalau dengan logika saya maka orang Nasrani dan Yahudi adalah musyrik. Tolong terangkan cara sanak berpikir dengan definisi yang saya gunakan tentang orang musyrik sehingga bisa sampai pada kesimpulan mereka bukan orang musyrik. > YMZ: > Walau bagaimanapun MII sedikit lebih maju dengan mendasari pendapatnya dgn dalil. Apa dalil yg anda pakai utk mendefenisikan kata munafik dan musyrik tsb? Mendasari pendapat dengan dalil tidak bisa dibilang lebih maju kalau dia hanya mencomot dalil tanpa memikirkan konteks ayat yang dicomotnya itu, apalagi kalau niatnya memang memelintir ayat yang dicomotnya itu. Menghadapi yang seperti ini kita tidak perlu menggunakan dalil, karena kalau diberikan dalil pun dia tidak akan menerima, seperti misalnya dalil-dalil yang disampaikan sanak Ahmad Ridha. Karena hanya menggunakan akal, cukup diargumen balik dengan akal. Wassalaamu'alaykum wa Rahmatullahi wa Barakatuhu Muhammad Arfian [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 090-6149-4886 "Isy Kariman Aw Mut Syahidan" ----- Original Message ----- From: "I Yul" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Sunday, October 24, 2004 5:33 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Kebebasan Memilih Informasi Bagian dari Iman > AWW > MA: > Nah kalau begitu apakah artinya definisi munafik dan musyrik itu sama? Secara logis kita bisa mengatakan tidak, kalau memang definisinya sama kenapa harus disebutkan dua kali dalam rangkaian kalimat yang sama. > > MA: > Dari yang kita ketahui munafik adalah orang-orang yang mengaku Islam di mulutnya tetapi tidak mau menerima Islam di hatinya, dan tingkah laku mereka selalu menohok kaum muslimin dari belakang. Sedangkan kalau musyrik adalah orang-orang yeng menyekutukan Allaah SWT dengan ilah-ilah yang lain. > ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________