Dari Ranah-minang.com
=====================

Bandara Katapiang dan Pemberdayaan Masyarakat Lokal 
oleh Muhammad Natsir Yunas pada 27/12/2004

Sampai saat ini, proses pembangunan bandara Katapiang di Kabupaten
Padang Pariaman terus dilangsungkan. Sedianya, sesuai target pemerintah,
bandara ini akan diresmikan pada pertengahan tahun 2006 nanti. 

Sebagai putera daerah, tentu saja kita bangga dengan pembangunan ini.
Karena dengan demikian, diharapkan akan banyak membantu jalannya
pembangunan di daerah Sumatera Barat. Di samping, itu paling tidak kita
bisa berbagga diri pada daerah lain yang belum memiliki bandara
Internasional. Bahkan ketika akan melaksanakan ibadah haji kita tidak
perlu lagi repot pergi ke Medan, karena bandara Internasional sudah ada
di nagari kita. 

Namun, ditengah kebanggaan dan harapan kita terhadap terwujudnya bandara
ini secepatnya, kita perlu juga untuk memikirkan dampak yang mungkin
muncul dalam masyarakat ketika bandara ini sudah beroperasi. Karena
sampai saat ini pemerintah lebih terfokus pada pembangunan fisik
bandara, dan sepertinya kurang memikirkan dampak pembangunan bandara ini
bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar bandara. 

Proyek pemberdayaan masyarakat, dalam rangka mempersiapkan kemampuan
(skill) masyarakat untuk bisa bersaing dengan para pendatang (yang jelas
akan banyak berdatangan), sepertinya tidak menjadi perhatian serius
pemerintah. 

Dengan kondisi seperti ini tentu saja akan menjadikan masyarakat lokal
menjadi komunitas marginal dan menjadi tamu di rumah sendiri. Masyarakat
lokal akan tersingkir secara otomatis, karena lapangan kerja yang
tersedia tidak sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. 

Untuk itu pemerintah perlu menyiapkan dan mengkaji ulang apa yang telah
mereka lakukan bagi masyarakat sebelum bandara ini diresmikan. 

Ini baru soal pemberdayaan, apalagi soal kesiapan mental, moral, agama
dan budaya masyarakat dalam menerima perubahan yang akan terjadi. Apakah
masyarakat sudah siap? 

Tulisan ini bukannya bersikap pesimis terhadap pembangunan, tapi kita
perlu mengkaji dampak pembangunan bagi kelangsungan agama, budaya,
moral, mental masyarakat kita. Karena dalam setiap proses pembangunan,
kita sering hanya memikirkan keuntungan finansial, dan melupakan nilai
adat, budaya, dan agama yang menjadi basic moral kita sebagai orang
Minang. Apalagi yang dibangun saat ini adalah bandara internasional, di
mana orang-orang dari luar negeri akan langsung mendarat di daerah ini,
dan tidak perlu transit di Jakarta. Padahal dengan komunitas Cina saja,
daerah Pariaman pernah punya sejarah kelam. 

Jadi, di samping persiapan material dari bandara, pemerintah perlu juga
kiranya memikirkan masyarakat lokal yang bersentuhan langsung dengan
proyek ini (khususnya) dan masyarakat minangkabau pada umumnya. Sehingga
diharapkan problem-problem sosial yang mungkin muncul di kemudian hari
dapat diminimalisir. 

Inssya Allah, wallahu a'lam bishawab. 



____________________________________________________

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Reply via email to