darul wrote:

>Tapi Nabi hanyo ?2 x? tarawiah di musajik? Apo bana?
>  
>

Mak Darul, Rasulullah Shallallahu 'alahi wa Sallam shalat tarawih 
berjama'ah tiga malam namun tidak melanjutkannya karena beliau khawatir 
menjadi diwajibkan atas umat ini. Hal ini menujukkan bahwa shalat 
tarawih berjama'ah disunnahkan dan hukumnya adalah tidak wajib.

Dari Aisyah radliyallahu `anha, beliau berkata: "Manusia shalat di 
masjid Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam di bulan Ramadlan dengan 
berkelompok-kelompok. Seseorang yang mempunyai sedikit dari (ayat) 
Al-Qur'an bersama lima atau enam orang atau kurang atau lebih daripada 
itu. Mereka shalat bersama seorang tadi. Lalu Rasulullah shallallahu 
`alaihi wa sallam memerintahkan pada malam itu untuk meletakkan tikar di 
(depan) pintu kamarku. Aku pun melaksanakannya. Kemudian Rasulullah 
keluar kepadanya sesudah shalat Isya yang akhir. Lalu berkumpullah 
manusia yang ada di masjid dan Rasulullah shalat bersama mereka sampai 
larut malam. Rasulullah kemudian pergi dan masuk (rumah) dengan 
meninggalkan tikar begitu saja (pada keadaan awal).

Pada pagi harinya, manusia memperbincangkan shalat Rasulullah 
shallallahu `alaihi wa sallam bersama orang-orang yang ada di masjid 
pada malam itu. Maka jadilah masjid penuh dengan manusia. Lantas 
Rasulullah keluar (ke masjid) pada malam yang kedua dan mereka pun 
shalat bersama beliau. Jadilah manusia memperbincangkan hal itu. Setelah 
itu bertambah banyaklah yang menghadiri masjid (sampai penuh sesak 
dengan penghuninya). Pada malam yang ketiga beliaupun keluar dan manusia 
shalat bersama beliau. Lalu tatkala malam yang keempat masjid hampir 
tidak cukup. Kemudian Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam shalat 
Isya' yang akhir bersama mereka lantas masuk masuk ke rumah beliau, 
sedang manusia tetap (di masjid).

Rasulullah berkata kepadaku: "Wahai Aisyah, bagaimana keadaan manusia?" 
Aku katakan: "Wahai Rasulullah, manusia mendengar tentang shalatmu 
bersama orang yang ada di masjid tadi malam, maka mereka berkumpul untuk 
itu dan meminta agar engkau shalat bersama mereka." Maka beliau berkata: 
"Lipat tikarmu, wahai Aisyah!" Aku pun melaksanakannya. Rasulullah 
bermalam (di rumahnya) dan tidak dalam keadaan lalai sedangkan manusia 
tetap pada tempat mereka. Mulailah beberapa orang dari mereka 
mengucapkan kata "shalat!" sampai Rasulullah shallallahu `alaihi wa 
sallam keluar untuk shalat subuh.

Tatkala selesai shalat fajar, beliau menghadap kepada manusia dan 
bertasyahud (mengucapkan syahadat dalam khutbatul hajah), lalu bersabda: 
"Amma ba`du, wahai manusia, demi Allah, Alhamdulillah tidaklah aku tadi 
malam dalam keadaan lalai dan tidaklah keadaan kalian tersamarkan 
bagiku. Akan tetapi aku khawatir akan diwajibkan atas kalian (dalam 
riwayat lain: Akan tetapi aku khawatir shalat lail diwajibkan atas 
kalian) kemudian kalian lemah (untuk melaksanakannya), maka berarti 
kalian dibebani amal-amal yang kalian tidak mampu. Sesungguhnya Allah 
tidak bosan sampai kalian bosan." Pada riwayat lain ada tambahan, 
Az-Zuhri berkata: "Setelah Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam 
wafat, keadaannya demikian. Hal ini berlangsung sampai masa khilafah Abu 
Bakar dan pada awal khilafah Umar." (HR. al-Bukhari 3/8-10, 4/203,205, 
Muslim 2/177-178-188-189, Abu Daud 1/217, An-Nasai 1/237 dan lain-lain).

Lihat:

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=752

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

-- 
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980M/1400H)


Website http://www.rantaunet.org
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
____________________________________________________

Reply via email to