Zulhelmi Umarsyah Iska wrote:

>Dahulukan Akhlak di Atas Fikih
>
>
>
>oleh: Dr. Jalaluddin Rakhmat:
>
>  
>

Sebelumnya perlu diketahui bahwa Kang Jalal ini adalah seorang Syi'ah. 
Bagi yang keberatan dengan ungkapan ini, sesungguhnya dia sendiri telah 
hadir di acara ANTeve sebagai wakil dari Syi'ah. Namun dialog yang 
terjadi justru mengaburkan jati diri Syi'ah itu sendiri. Sebagaimana 
tulisannya di sini yang sebenarnya mengaburkan antara akhlaq dan fiqh. 
Sesungguhnya dalam akhlaq pun tidak bisa lepas dari fiqh karena akhlaq 
yang baik tentunya yang baik menurut tuntunan syari'at. Sedangkan fiqh 
adalah pemahaman terhadap syari'at.

>Menurut saya, akhlak tidak usah didefinisikan. Sebab semua orang tahu mana 
>akhlak baik dan mana yang buruk. Yang ingin saya tahu: kira-kira, apa akhlak 
>yang baik menurut satu mazhab tapi buruk menurut mazhab lain?
>
>  
>

Perkataan ini jelas sekali sebagai pengkaburan karena dalam Syi'ah ada 
konsep taqiyyah yakni berbohong untuk menyembunyikan yang sebenarnya. 
Taqiyyah adalah hal penting dalam Syi'ah.

Al Kulaini di dalam Al Kafi 2/174 menukilkan –dengan dusta- ucapan Abu 
Ja’far: “Taqiyyah merupakan agamaku dan agama para pendahuluku. Tidak 
ada keimanan bagi seseorang yang tidak bertaqiyyah”. Dalam riwayat lain 
-dengan dusta- dari Abu Abdillah: “Tidak ada agama bagi seorang yang 
tidak bertaqiyyah”.

Lihat:

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=950

Selain itu, nikah kontrak menurut Islam adalah sesuatu yang tidak 
berakhlaq sedangkan menurut Syi'ah hal tersebut sangat disukai.

As-Sayyid Fathullah Al Kasyaani di dalam Tafsir Manhajish Shadiqiin 
2/493 melecehkan kedudukan para imam mereka sendiri ketika berdusta atas 
nama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda: 
"Barangsiapa melakukan nikah mut'ah satu kali maka derajatnya seperti 
Al-Husain, barangsiapa melakukannya dua kali maka derajatnya seperti 
Al-Hasan, barangsiapa melakukannya tiga kali maka derajatnya seperti Ali 
radhiyallahu 'anhu, dan barangsiapa melakukannya sebanyak empat kali 
maka derajatnya seperti aku."

Lihat:

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=901

Juga, mencela shahabat Rasulullah adalah akhlaq yang sangat tercela 
(bahkan terlaknat) dalam Islam sedangkan hal itu menjadi bagian dalam 
agama Syi'ah.

Muhammad Baqir Al-Majlisi di dalam kitab Haqqul Yaqin hal. 519 berkata: 
"Aqidah kami dalam hal kebencian adalah membenci empat berhala yaitu Abu 
Bakar, 'Umar, 'Utsman, Mu'awiyah dan empat wanita yaitu 'Aisyah, 
Hafshah, Hindun, Ummul Hakam serta seluruh orang yang mengikuti mereka. 
Mereka adalah sejelek-jelek makhluk Allah di muka bumi ini. Tidaklah 
sempurna iman kepada Allah, Rasul-Nya dan para imam (menurut keyakinan 
mereka) kecuali setelah membenci musuh-musuh tadi."

Lihat:

http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=896

>Maksudnya, qunut pada waktu subuh itu bid'ah, karena dalil tentang qunut subuh 
>itu dla`îf atau lemah menurut orang Muhammadiyah, tapi tidak dla`îf menurut 
>orang NU. Bahkan dalam sahih Bukhari dikatakan bahwa, Rasulullah qunut pada 
>waktu subuh dan maghrib. Artinya, ada dalilnya, dan ada contoh Nabi. Yang 
>pertama tadi juga punya contoh dari Nabi. Hanya saja, karena kita berbeda-beda 
>dalam memilih hadis, maka yang mengambil hadis lain disebut bid'ah. Makanya, 
>dalam soal seperti itu, perbedaannya kadang soal memilih hadis, atau dalam 
>mendla`ifkan atau mensahihkan hadis. 
>  
>

Lagi-lagi upaya mengkaburkan masalah. Hadits tentang qunut Shubuh terus 
menerus derajatnya dha'if. Sedangkan qunut pada Shubuh dan Maghrib dalam 
Shahih al-Bukhari adalah qunut nazilah yang tidak dilakukan secara terus 
menerus. Tidak ada ulama yang menggunakan hadits qunut nazilah untuk 
qunut Shubuh terus menerus. Hanya ada satu hanya tentang itu dan 
derajatnya dha'if. Allahu Ta'ala a'lam.

Tulisan ini memburukkan semua ulama terdahulu seakan mereka menetapkan 
hukum hanya dengan hawa nafsu mereka. Benar bahwa kadang mereka berbeda 
pendapat dalam menilai derajat hadits namun tentunya dalam ikhtilaf 
tadhdhad (yakni yang bertentangan) hanya ada satu kebenaran. Sehingga 
sepatutnya kita saling mengingatkan.

Kang Jalal ini justru termasuk orang yang menolak hadits shahih dalam 
satu tulisannya yakni hadits tentang kafirnya Abu Thalib karena Syi'ah 
berpendapat bahwa Abu Thalib beriman. Di sisi lain dia menggunakan 
hadits palsu di tulisan yang sama yakni hadits tentang rusaknya agama 
karena ahli fikih yang rusak akhlaknya, penguasa yang zalim, dan 
mujtahid yang bodoh. Yang menarik adalah tulisan itu berisikan pesan 
untuk memahami Islam dengan penguasaan musthalah hadits.

>Akibat lanjut paradigma ini, kalau betul-betul konsisten diterapkan—untungnya, 
>kebanyakan tidak konsisten—bisa menjurus pada perpecahan luar biasa di 
>kalangan umat Islam.
>
>  
>

Sungguh racun yang ingin disajikan sebagai madu. Ia berkehendak untuk 
membebaskan orang dalam aqidah sehingga menjadi nisbilah seluruh urusan 
agama ini. Allahul musta'an. Mendiamkan kerusakan aqidah demi 'menjaga' 
persatuan adalah prinsip yang bathil dan bertentangan dengan syari'at. 
Bagaimana dengan amar ma'ruf nahi munkar?

Dari Abu al-Hayyaj al-Asadi, ia berkata:

"'Ali bin Abi Thalib Radhiallahu 'anhu berkata kepadaku: 'Ketahuilah 
sesungguhnya aku akan mengutusmu untuk melakukan tugas yang pernah 
diperintahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam kepadaku, yaitu 
janganlah engkau membiarkan patung kecuali harus engkau hancurkan dan 
kuburan yang tinggi kecuali engkau ratakan". (HR. Muslim)

Apakah Rasulullah dan para shahabatnya salah karena telah menegakkan 
tauhid walaupun dibenci orang? Apakah salah para shahabat dan ulama 
setelah mereka yang memerangi penyimpangan aqidah? Saya tidak akan 
terkejut jika ia menganggapnya salah karena ia adalah dari kalangan 
orang yang membenci para shahabat.

Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.Semoga Allah menunjuki 
kita ke jalan yang di-ridhai-Nya.

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

-- 
Ahmad Ridha ibn Zainal Arifin ibn Muhammad Hamim
(l. 1980M/1400H)


Website http://www.rantaunet.org
_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://rantaunet.org/palanta-setting
____________________________________________________

Kirim email ke