Mak Arman,
Iko sabana sesuatu nan baru nan ambo tahu sajarahnyo Majapahit. Jadi, lai
ado juo "saham" rang awak di salah satu kerajaan terbesar di Indonesia ko
mah yo...

Kito tunggu kelanjutannyo mak :)


--Afda
*maafMak,ndakbisadatangmalamkapatang

Pada tanggal 06/08/09, abp malin bandaro <[EMAIL PROTECTED]>
menulis:
>
> Adalah seorang penguasa ditanah Jawa Prabu Sri Kertanegara yang sangat
> ambisius untuk melakukan ekspansi dan pengaruhnya di Nusantara ini, setelah
> berhasil menguasai Bali dan sebagian Nusa Tenggara, perhatian kini
> ditumpahkan ke barat terutama Tanah Melayu dipedalaman Swarna Dwipa Sumatera
>
>   Cita2 ini diwujudkan dengan mengirim sebuah ekspedisi namun sayang belum
> kesampaian, Jayakatwang sang bupati Kediri melakukan kudeta hingga sang
> prabu tewas bersimbah darah namun seorang keponakan beliau Raden Wijaya yang
> juga menantunya bersama beberapa putrinya berhasil meloloskan diri dan
> ditampung oleh Ariya Wiraraja sang Bupati Madura
>
>   Jayakatwang tidak lama menikmati istana hasil kudetanya, serbuan bala
> tentara  Tartar kiriman Kaisar Khubilai Khan (cucu Djengis Khan) dari Tanah
> Besar Tiongkok yang semula dimaksudkan menghukum Kertanegara yang telah
> menghina dan melukai utusan sang kaisar beberapa waktu lalu memporak
> porandakan istana dan Jayakatwang finished ditangan Raden Wijaya yang
> memanfaatkan situasi membonceng pasukan Tartar ini
>
>   Pasukan Mongol yang lagi suka cita merayakan kemenangan ini diserang
> pasukan Raden Wijaya, dalam setengah mabok ditambah lagi nggak minat
> meladeni serbuan tiba2 ini toh tugas dari kaisar udah selesai terus aja
> mengundurkan diri kekapal and say good bye ….. tinggallah Raden Wijaya yang
> kemudian mendeklarasikan diri sebagai Prabu Sri Kertarajasa Jhaya Wardhana
> didesa Tarik yang kemudian dikenal sebagai Kerajaan Mojopahit
>
>   Jauh sebelum Minangkabau bernama Minangkabau, ketika negeri ini masih
> bernama Tanah Malayu, sampailah rombongan dari Jawa yang dipimpin Panglima
> Ksatryia Mahesa Kebho Anabrang dengan sandi Pamalayu menghadap Raja Melayu
> Sri Tribhuana Mauliwarma Dhewa di Istana Darmasraya (sekarang kabupaten
> Darmasraya hasil pemekaran dari Kabupaten Sawah Lunto Sijunjuang Sumatera
> Barat / cikal bakal Kerajaan Melayu Pagaruyung) yang diutus oleh Prabu Sri
> Kertanegara dari Kerajaan Singosari Jawa Timur
>
>   Hampir bersamaan dengan selesainya prahara dikampung halaman ditanah
> Jhowo sono tahun 1292 Panglima Ksatryia Mahesa Kebho Anabrang kembali ke
> Mabes namun dia bingung melihat kondisi politik dinegerinya saat itu, induk
> semangnya Sang Prabu Kertanagara telah tiada, satu hal yang melipus
> kemasgulan hatinya adalah kabar baik bahwa Raden Wijaya yang ia kenal baik
> sebagai kemenakan dan juga menantu induk semangnya itu masih ada, kesanalah
> langkahnya diarahkan dan sekaligus menyampaikan bingkisan dari "Tanah
> Sabrang" 2 gadis belia jelita "Dara Petak" dan "Dara Jingga" putri
> kesayangan Raja Tanah Melayu dari Istana Darmasraya yang dijadikan tumbal
> politik tingkat tinggi dengan sang Raja Jawa Prabu Kertanegara
>
>   Ibaraik mandapek durian runtuah, indak dapek bakilah lai, Raden Wijaya
> yang baru saja "mengamankan" ketiga anak mamak lainnya, dengan amat suka
> cita menerima kedua Putri Melayu tersebut, ondeh mujua bana raso'e nyeh …….
>
>   Dari ke empat putri Kertanegara, Raden Wijaya tidak mendapat seorang
> putrapun, namun dari Dara Petak yang bergelar Sri Inderasywari, nak rang
> Sijunjuang Lanseknyo manih ini, beliau dikaruniai seorang putra yang diberi
> nama Raden Kala Gemet
>
>   Ketika Raden Wijaya mangkat 1309 Raden Kala Gemet langsung menggantikan
> posisi ayahnya sebagai anak laki2 satu2nya dengan gelar Sang Prabu
> Jhayanegara Wirandagophala, sebuah ambisi upaya dan jerih payah sang Ibunda
> Dara Petak Sri Inderasywari yang mulus dan tercatat dalam sejarah Nusantara
> sebagai "Anak Bangsa Melayoe Minangkabau Pertama" bernasib mujur menjadi
> Maha Raja Diraja Kerajaan Mojopahit, tidaklah berlebihan kiranya kita
> sebagai "Anak Bangsa Melayu Minangkabau" berbangga hati dan mengambil ibrah
> / pelajaran dari sejarah masa lalu ini
>
>   So,…. gimana dengan Dara Jingga yang lebih memilih pulkam ka Sijunjuang
> kepangkuan Ranah Bundo di Istano Darmasraya dan terlebih setelah sang putri
> menyadari dirinya,  "sssst…eeeehh, ghaawatt niiihh, ….gue kok nggak mens
> lagi yaaa …….."?
>
>   Jangan ke-mana2, setelah yang satu ini ……
>
>   Wasalam
>   armanbaharpiliang54
>   yangkemarenberhilangtahun
>
>
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke