Angku Malin Bandaro ysh, Cukup menarik yang angku sampaikan, dan silahkan dikembangkan kelanjutannya. Saya hanya mengomentari sedikit untuk bahan perbandingan saja. Mengenai sejarah jalan rempah, coba saya forward-kan sebuah postingan di milis Referensi sebagaimana di bawah. Saya coba menyampaikan pandangan yang berbeda dan dapat dijadikan pertimbangan bersama. Bilamana saya memperkirakan masuknya Islam ke Minangkabau adalah dari timur. Pada masa dahulu jalur perdagangan yang populer adalah melalui Selat Malaka, sehingga jalur-jalur Sungai Kampar Kiri dan Kanan serta Inderagiri merupakan akses yang sering digunakan oleh para pedagang. Jalur timur dan selatan juga sebelumnya digunakan bagi masuknya agama Budha ke Minangkabau. Jadi pemahaman ugama mandaki adat manurun adalah melalui jalur timur. Sewaktu Adityawarman membangun istana di Pagaruyung (1347), sebenarnya telah terbentuk komposisi 3 agama (Islam-Hindu-Budha) yang seimbang di Minangkabau. Hingga akhirnya Sultan Alif memeluk agama Islam pada tahun 1560. Jalur barat sendiri sebenarnya kurang populer hingga abad 15, dikarenakan kondisi alam dan gelombang laut yang kurang baik untuk pelayaran. Namun seiring dengan kedatangan bangsa Barat ke Selat Malaka pada awal abad 16, jalur barat ini mulai berkembang sebagai alternatif. Islam yang masuk terutama merupakan aliran Syiah yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat dan Timur Tengah. Demikian sementara waktu. Wassalam. -datuk endang dari milis Referensi: Pak Wawo, secara cepat saya scan oleh-oleh dari Tomohon, dan tidak secara mendalam. Perlu waktu untuk memahami penafsiran 3 lapis, apalagi saya juga seharusnya mengisi lapis ke-4. Tapi saya coba semampunya saja.
Di atas benteng Kalamata Ternate, saya memandang ke seberang selat, ke arah Pulau Tidore, sambil mencari sudut pandang kolonialisme. Beberapa benteng saya kunjungi di sekeliling Ternate, walau selalu tersisa yang terpenting seperti Fort Oranye dan Capella. Termasuk view uang Rp 1.000 dari tebing Florida, namun seharusnya gundukan bukit di setiap pulau adalah rerimbunan pohon cengkeh; setidaknya seperti yang saya lihat di Toli-toli. Apresiasi saya tentang kolonialisme adalah god-gold-glory, tersisa gaspel yang saya tidak tahu maknanya. Tafsiran awal : idealisme/ideologi-keunggulan ekonomi-kejayaan. Memang motivasi kolonialisme adalah ekonomi, ekonomi, dan ekonomi. Khasiat cengkeh merebak di Barat pada abad pertengahan, sebagai obat, penghangat, makanan, hingga perangsang gairah seks, memacu semangat mencari tahu hingga ke hulu. Pasar Timur Tengah tidak cukup, sehingga Portugis masuk ke Malaka 1509. Disini pun yang diperoleh hanya level distributor, sehingga memacu semangat pelayaran"jalan rempah" untuk mencari sebuah tempat yang bernama Malucho. Pelayaran 1512 dipimpin Antonio d'Abreu dan Ferdinan Magellan serta Fransisco Serrao hanya membuahkan pertemuan dengan pantai Lonthor di kepulauan Banda. Di Banda mereka hanya menemukan pala. Tidak tahu bagaimana perjalanan Fransisco Serrao hingga sampai ke Ternate, dan berakhir tragis. Pelayaran 1521 merupakan pelayaran Spanyol yang simpatik dan berlabuh di Tidore. Tapi dari pelayaran ini cengkeh berhasil diangkut langsung ke Eropah dan menjadi penemuan yang menggemparkan hingga seabad kemudian. Cukup hebat Portugis dan Spanyol menyembunyikan jalan rempah ini dalam kurun waktu yang lama. Tahun 1596 Cornelis de Houtman dari Belanda hanya sampai di Banten, untuk meretas jalan rempah. Ini pun sebuah penemuan besar bagi Belanda. Perusahaan dagang dibentuk, VOC, dalam 3 tahun nilai saham meningkat 3 kali lipat, dan dalam 1 abad nilai saham meningkat 1260%. Baru pada tahun 1605 Belanda sampai ke Ambon dan Ternate. Selanjutnya adalah politik monopoli, sub-ordinasi, kolonialisme, dan imprealisme. Instrumen yang digunakan di antaranya ekstirpasi, devide et impera, hingga pelayaran hongi kora-kora. God-gold-glory- gaspel. Secara cepat saya kembali ke diskusi kita malam itu, bahwa tersimpan kekaguman saya terhadap kolonialisme yang mampu melahirkan cultuur stelsel. Jadi bukan kemajuan ekonomi, tapi budaya ekonomi. abp malin bandaro <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Assalamualikum ww Ketika orang2 Romawi belum pernah melihat lincah dan genitnya cewek2 India menari, pemalunya gadis Melayu berdendang dan gesitnya amoy sipit Shanghay bersilat kungfu, orang Saba Arab Yaman telah menopoli perdagangan emas, rempah2 dan obat2an dari Timur Orang2 Eropa semula mengira Tanah Arab lah sebagai penghasil komoditas tersebut sehingga berencana-lah penguasa Romawi untuk mendudukinya namun mereka kecewa tidak menemukan suatu apapun, jangan pohon rempah yang tumbuh dinegeri tandus berbukit cadas itu rumput dan lumut pun enggan Waktu itu dikenal hanya 2 jalur perdagangan yaitu Jalur Sutra yang melintasi Jazirah Arab, Samarkand, Turkhistan terus ke Tingkok sementara jalur Selatan dikuasai orang2 Arab melintasi sepanjang pantai Laut Merah, negeri2 Arab Selatan seperti Syihr, Al Mazan, Zulfar, Oman terus Kambai, Gujarat India, Maladewa, Sailan, Selat Malaka, Perak terus ke Canton China, hanya armada2 dagang Arab dan China yang berlalu lalang antara Timur Tengah dan Timur Jauh Bagaimana pula dengan agama dan kepercayaan waktu itu? Jauh sebelum Islam lahir pelosok bumi diselimuti atmosfir kejahiliyahan, lihat saja dinusantara ini moyang kita masih mempertuhankan pohon, batu dan gunung bahkan di-abad2 permulaan Masehi diperkenalkan pula dengan berbagai dewa seperti Wisnu, Brama dan Syiwa atau Trimurti bahkan saking kuatnya pengaruh sang dewa sampai2 menembus ruang istana Lihat saja berita China menyebutkan tahun 132M Raja Ye Tiao mengirim utusan membawa barang / upeti keistana kaisar Han, tentu saja yang dimaksud Ye Tiao adalah Jawadwipa, dari sumber lain ada pula Kutai Kartanegara (Hindu) di Kalimantan Timur, Tho Lo Mo (Tarumanegara -Hindu) di Jawa Barat, Mo Lou Yen Melayu (Budha) Sumatera Tengah dan Sheh Lie Fo Shien Sriwijaya (Budha) yang menurut berita Arab disebutkan sebagai Syarbazah Bagaimana pula di Arab sono? Moyang orang Arab juga penganut politheisme yang diwujudkan dalam bentuk pemujaan berhala seperti dewa Hubal sebagai dewa tertinggi bersemayam di Kabah, dewa Lata di Thaif, Uzza di Hejaz dan Mamats di Yatsrib dan banyak lagi dewa2 lain di-masing2 suku yang tersebar ditanah Arab Namun 1395 tahun yang lalu seberkas sinar Hidayatullah memancar kesepenjuru alam, berbeda ketika itu dengan para malaikat yang khusuk mensucikan asma Allah makhluk lain seperti Jin, Iblis dan Syathon tersentak kaget ter-huyung2 bantuak Japang mabuak saling bertanya sesama mereka Apa gerangan yang terjadi? Hari itu dalam sebuah gua tidak jauh dari perkampungan kaum Quraisy dilembah Bakkah Jazirah Arab seorang lelaki gagah bernama Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib dari bani Hasyim dipromosikan sebagai Rasul Allah yang ditandai dengan turun-nya wahyu pertama yang sekarang tercantum dalam surah 96 al Alaq ayat 1-5 Setelah 23 tahun berdawah nabi Muhammad berhasil membawa manusia kepada kemajuan yang fantastis bahkan sejarah manapun tidak sanggup membuat perubahan yang semenakjubkan itu bahkan pada periode Madinah (622-634) Islam telah menjadi sebuah kekuatan politik dimana Madinah tidak saja sebagai pusat dawah tetapi juga sebagai Pusat Pemerintahan Negara Islam Dunia dengan Nabi Muhammad tidak hanya sebagai Kepala Agama tetapi juga sebagai Kepala Negara Sebelum Kepala Negara Islam ini wafat (634) Islam telah berkembang keseluruh Tanah Arab sedangkan kepada raja2 diluar itu dikirim perutusan untuk mengajak mereka bergabung kedalam Islam bahkan sampai ke Timur Jauh Tiongkok risalah Islam itupun disampaikan, tidak kurang dizaman 4 Khalifah Rasyadah (634-661) Islam telah pula mengakar di Persia, Mesir, Armenia, Tunisia, Rodhesia dan Ciprus Ke Timur Jauh pun Islam telah diperkenalkan melalui Jalur Sutra lewat khafilah / saudagar2 Arab berkendaraan onta diterima orang2 Hui di Tiongkok Barat, lewat laut melalui saudagar2 Arab Hadhramaut yang nenek moyangkoe orang pelaut itupun Islam telah pula sampai ke Canton di Tiongkok Selatan dan tentu saja mereka mampir ke Nusantara sejak dari Filipina hingga Sulu, Jawa dan Sumatera Masuknya Islam ke Indonesia tidaklah bersamaan antara daerah yang satu dengan yang lain, hal ini tentu saja disebabkan beberapa faktor seperti geografis, politik, sosial, ekonomi dan budaya namun demikian sebuah sumber India menyebutkan adanya 2 pucuk surat Maharaja Lokitawarman dari Kerajaan Melayu yang memohon kepada Khalifah Muawiyah (661) agar mendatangkan guru agama Islam ke-istananya di Muara Sabak (Prop. Jambi sekarang - Muawiyah memerintah setelah Khalifah IV Ali bin Abi Thalib) Masuknya agama Islam ke Minangkabau diperkirakan pada abad pertama hijrah atau abad 7 atau 8 Masehi yang dibawa oleh pedagang2 yang merangkap sebagai dai atau mubalig, tentang Shekh Burhanuddin (1646) yang kuburannya di Ulakan Pariaman bukanlah pembawa agama Islam pertama dan satu2nya ke Minangkabau beliau sama juga dengan dai2 lainnya turut mengajarkan Islam kepada masyarakat yang masih berfaham jahiliyah Di Pariaman ketika kekuasaan Pagaruyung melemah berpuluh tahun berada dibawah takluk kerajaan Samudera Pasai Aceh hingga terjadi asimilasi budaya sebagaimana kita lihat saat ini dalam pemakaian gelar sako yang matriachat terdapat juga pemakaian gelar yang patriakhat (gelar yang diwariskan dari ayah kepada anak laki2nya) yang dipasang didepan nama yang bersangkutan seperti Sutan untuk mereka2 yang mempunyai hubungan darah dari garis ayah dengan raja2 Pagaruyung, Bagindo yang mempunyai hubungan darah dengan raja2 Pasai Aceh sedangkan gelar Sidi dipakai oleh mereka2 yang ada hubungan darah dengan sahadah (Sayiid) saudagar / pengembang agama Islam dari Arab Hadhramaut, contoh pemakaian gelar misalnya Sidi Arman Bahar Piliang Malin Bandaro, Sidi yang patrikhat sedangkan Malin Bandaro system matriakhat Minangkabau berarti Menang pado fi'il kerbau Takalo maso nantun, nagari alun banamo Minangkabau, syarak alun mandaki dari Ulakan, urang alun banyak nan basandi ka kitabullah, rang kampuang alun tantu baa hukum ma-adu ayam, takalo maso itu nagari alun banamo Minangkabau, dusun banamo dusun Guntuang, Andaleh namo tanahnyo, urang ma-lukah diateh pagu manangguak ditangah padang, kok ma-lukah diateh pagu mancik jo cacak nan bamakan kok manangguak ditangah padang kalo jo sipasan nan bapanggang, hala jo haram alun babedo sah jo bata alun dikaji sunaik paradu alun basabuik, adaik banamo jahiliah, babaua indak bago nikah, sia gadang sia malendo sia tinggi sia maimpok, sawah indak bapamatang palak indak babintalak, hukum syariat alun balaku, parangai sarupo jo kabau, sajak dari nan ketek alun tumbuah gigi inggo nan gaek nan lah tangga gigi Masuaklah maso nantun, ajaran rasulullah, kok hala jo haram lah babateh, sunaik paradu lah disabuik, sah jo bata dikaji ciek2, sabalun babaua, nikah dahulu, adaik nan tapabuek disigi jo kitabullah, lamo jo lambeknyo, dek gunuang tumbuak kabuik, bukik lancaran paneh, lurah himpunan batang, kualo himpunan kapa, mako disabuik nagari nangko nagari "Manangkabau" aratinyo anak nagari nan manang pado fi'ia kabau Itulah barakaik ajaran rasulullah nan turun dari tanah Makah bacebang hinggo katangan Tuangku Shekh Abdul Rauf bajawek katangan Katik Pono nan bagala Tuangku Shekh Burhanuddin nan badiam di Ulakan Pariaman mandaki syara' ka luhak nan tuo disambuik kapangkuan Rajo Alam Sulthan Alif Muayatsyah hinggo basibak ka-luhak Agam jo Limo Puluah taruih karantau laweh Kuwantan sasimpang jalan Gunuang Sahilan hinggo sa-jalan lah adaik jo sarak Kok kini anak kamanakan baralek kawin, saraik nan ampek manjadi limo ba-inai, ba-hiyeh, ba-sandiang, ba-arak, ba-bunyi2an, ba-akaik nikah palangkok syara', baru buliah disarumahkan, itulah syara' nan mangato adaik mamakai, ba-bezo jo zaman jahiliyah nan ba-fi'ia co kabau, sakandang indak bago nikah, manang kito kini pado parangai kabau di-nagari nan kini banamo Minangkabau Adaik manurun syara' mandaki Adaik basisampiang syara' batilanjang Adaik basandi syara', syara' basandi kitabullah Adaik mangato syara' mamakai Bagaimana peran seorang seorang anak jati Minangkabau yang gundah melihat rakyat negerinya sudah menjadi jahiliyah kembali? Tekadnya dari seberang laut untuk meng-Islam-kan kembali urang Islam di Minangkabau nenjadi ber-darah2 bahkan seorang Nan Dipituan Sati Tuangku Sutan Rajo Alam Bagagarsyah Johan Badulat harus membayar mahal dengan runtuhnya Kerajaan Melayu Minangkabau di Pagaruyung pada tahun 1849 M, setelah yang satu ini, .. --------------------------------- How low will we go? Check out Yahoo! Messengers low PC-to-Phone call rates. -------------------------------------------------------------- Website: http://www.rantaunet.org ========================================================= * Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting * Posting dan membaca email lewat web di http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages dengan tetap harus terdaftar di sini. -------------------------------------------------------------- UNTUK DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply - Besar posting maksimum 100 KB - Mengirim attachment ditolak oleh sistem =========================================================