Assalamu'alaikum..
  Puenteun, buat yang lg nyiapin Ramadhan, smg bermanfaat.
  ===========
   
   
  24 Jam Bersama Orang-orang Shalih di Bulan Ramadhan 
  Bulan Ramadhan... 
   
  Hari demi harinya adalah rentang waktu lipatan pahala yang tak ada batasnya. 
Jam demi jamnya adalah rangkuman kasih sayang Allah swt kepada hamba-hamba-Nya. 
Menit demi menitnya adalah hembusan angin surga yang begitu menyejukkan. Detik 
demi detiknya ada1ah kesempatan yang tak ternilai dibandingkan seumur hidup 
kita. Maka, mengagendakan aktifitas selama bulan Ramadhan menjadi sangat 
penting. Disiplin dan hati-hati menjalani hari-harinya harus menjadi tekad 
dalam hati semua hamba Allah swt yang menghendaki maghfirah dan hidayah-Nya. 
  Berikut ini adalah contoh bagaimana kita melewati hari demi hari yang penuh 
kemuliaan itu. Dengan mengikuti kebiasaan dan perkataan Rasulullah, para 
salafusholih dan juga para ulama yang begitu menyadari kemuliaan Ramadhan, 
Semoga Allah swt menguatkan kita untuk menjadi alumni Ramadhan yang berhasil. 
   
  Waktu Sahur hingga Subuh: 
  Bangunlah sebelum fajar, sekitar pukul 03.00 pagi. lni adalah waktu sepertiga 
malam terakhir yang istimewa. Lakukan shalat qiyamul lail beberapa rakaat. 
Jangan lupa bangunkan keluarga untuk shaiat ma1am. Umar bin Khaththab ra biasa 
mengerjakan shalat malam. Apabila tiba pertengahan malam, beliau segera 
mernbangunkan keluarganya untuk shalat. la berseru: "Shalat, shalat!" seraya 
membacakan ayat ini: "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat 
dan bersabarlah kamu dalam mengerja-kannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, 
Kami1ah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi 
orang yang bertaqwa." (Qs. Thoha: 132) 
  Banyak di antara kita yang lalai melewati waktu ini dengan istirahat dan 
tidur, lalu segera makan sahur. Mungkin karena menganggap ibadah shalat tarawih 
sudah dilakukan setelah isya. Padahal waktu-waktu sepertiga malam seharusnya 
tetap bisa dihidupkan lebih banyak daripada bulan-bulan lain. Pada waktu 
inilah, disebutkan dalam hadits Rasulullah saw, "Rabb kami turun setiap malam 
ke langit dunia saat sepertiga malam terakhir dan berkata: "Siapa yang berdo'a 
kepada-Ku, Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku beri. Siapa yang 
memohon ampun kepada-Ku, Aku ampuni dia." (HR. /amaah) 
  "Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramadhan karena keimanan 
dan mengharapkan pahala, niscaya akan diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu." 
(HR Bukhori dan Muslim) 
  Dalam Al Qur'an, Allah swt berfirman: "Dan hamba-hamba yang baik dari Rabb 
Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan 
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan 
kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari 
dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka." (Al-Furqan : 63-64) 
  Setelah itu kita bisa menunaikan makan sahur yang memang disunnahkan oleh 
Rasulullah saw. Jangan lupa tanamkanlah niat dan ikhlaskanlah berpuasa pada 
siang hari nanti. LaIu bersiap untuk shalat Subuh berja-maah di masjid dan 
berangkatlah lebih awal. Di masjid sibukkanlah diri dengan memper-banyak 
istighfar. Aktifitas seperti ini disebutkan dalam Al Qur'anul Karim, "... wal 
mustaghfiriina bil ashaar.," Pada waktu sahur kita memang dianjurkan banyak 
berdo'a, karena waktu sahur termasuk waktu diijabahnya do'a seorang hamba. 
Setelah azan subuh dirikanlah shalat dua rokaat sebelum subuh. Kemudian 
tunaikanlah shalat Subuh berjamaah. 
   
  Setelah Subuh: 
  Berhati-hatilah dari terpaan rasa kantuk bila kita tidak terbiasa bangun 
lebih pagi pada hari-hari yang lain. Berusahalah untuk tidak tidur dalam ruas 
waktu setelah subuh hingga terbit matahari. Para salafushalih sangat tidak 
menyukai tidur pada waktu itu. Ibnul Qayyim Al Jauziyah dalam Madarijus Salikin 
menyebutkan, "Di antara tidur yang tidak disukai menurut mereka ialah tidur 
antara shalat subuh dan terbit matahari, karena ia merupakan waktu untuk 
memperoleh hasil. Bagi perjalanan ruhani, pada saat itu terdapat keistimewaan 
besar, sehinga seandainya mereka melakukan perjalanan (kegiatan) semalam suntuk 
pun, belum tentu dapat menandinginya." Jika kita sangat dibebani kantuk, 
bertahanlah dan bersabarlah, karena biasanya kebiasaan itu akan terbentuk 
setelah tiga hari kita melakukan suatu ritme yang berbeda. Selanjutnya, insya 
Allah kita tidak akan merasakan kantuk sedahsyat sebelumnya. 
  Duduklah berdzikir setelah subuh hingga matahari terbit adalah sunnah. Dari 
Abu Umamah Ra dikatakan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang shalat 
subuh berjamaah kemudian duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya 
matahari, kemudian berdiri dan shalat dua rakaat, maka ia akan memperoleh 
pahala haji dan umrah." Waktu ba'da subuh hingga matahari terbit adalah waktu 
yang penuh barakah yang seharusnya benar-benar dipelihara oleh setiap mukmin. 
Peliharalah waktu itu dengan mengisinya melalui tilawatul Quran satu juz dalam 
satu hari, berdzikir atau menghafal. Inilah yang dilakukan Rasulullah saw 
selesai menunaikan shalat Subuh, bahwa ia selalu duduk di tempat shalatnya 
hingga terbit matahari." (HR. Muslim) 
  Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik dari 
Rasulullah, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa shalat fajar berjama'ah di 
masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari 
lalu shalat dua rakaat (Dhuha), maka seakan-akan ia mendapat pahala haji dan 
umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna." (Dinyatakan shahih oleh 
Al-Albani) 
  Hal ini berlaku pada setiap hari, maka bagaimana pula bila dilakukan pada 
bulan Ramadhan. Berusahalah mendapatkan pahala yang agung ini. Dengan tidur 
malam yang cukup dan meneladani orang-orang shalih. Senantiasa 
bersungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah SWT, dan selalu bertekad untuk 
mencapai derajat yang tinggi di dalam Surga. 
   
  Sholat Dhuha 
  SholaT dhuha disebutkan oleh Rasulullah, adalah shalatnya orang-orang 
awwabin, yakni orang-orang yang kembali kepada Allah swt. Waktunya mulai 
meningginya matahari sepanjang tombak. Menurut hadits shahih, shalat dhuha 
dilakukan paling sedikit dua rakaat dan paling banyak delapan rakaat. 
   
  Saat bekerja: 
  Banyak di antara kita yang tetap memiliki rutinitas mencari nafkah, belajar 
dan bekerja di bulan ini. Bekerjalah dengan penuh sema-ngat dan teliti. 
Selingilah waktu-waktu bekerja dengan berdzikir dan tidak meninggalkan shalat 
berjamaah di awal waktu. Teruslah berusaha menambah amal-amal sunnah yang bisa 
dilakukan di saat bekerja. Seperti mengajak orang lain kepada kebaikan, 
bersedekah, ikut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan di masjid kantor pada 
bulan Ramadhan, dan sebagainya. Ingatlah sabda Rasulullah saw, "Seluruh amal 
ibadah bani Adam adalah milik-nya, dan setiap kebaikan akan dibalas 10 kali 
lipat hingga 700 kali lipat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: "Kecuali ibadah 
puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Akulah yang langsung membalasnya. 
Seorang yang berpuasa telah menahan diri dari syahwat, makanan dan minumannya 
karena Aku semata. Ada dua kegembiraan bagi orang yang berpuasa, kegembiraan 
saat berbuka dan kegembiraan tatkala bertemu dengan Allah. Dan
 sungguh bau muiut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma 
minyak kesturi." (HR. Bukhari dan Muslim) 
   
  Pertengahan siang : 
  Berusahalah untuk beristirahat sekitar 15-30 menit menjelang atau sesudah 
waktu shalat Zuhur. Istirahat dan tidur pada rentang waktu ini disebut dengan 
qailulah. Rasulullah saw dan para salafushalih biasa melakukan qailulah. Imam 
Al Ghazali menyebutkan bahwa qailulah merupakan simpanan energi bagi mereka 
yang ingin melakukan qiyamul lail pada hari itu. Waktunya tidak lebih dari 
setengah jam. Tapi manfaatnya akan terasa saat kita bangun malam. 
   
  Waktu Asar: 
  Shalatlah berjamaah di masjid. Ingatlah lipatan pahala di bulan ini, minimum 
adalah 70 kali lipat dari kebaikan di bulan selainnya. Bila usai shalat saat 
bekerja sudah selesai, lakukanlah kajian-kajian keislaman, baik dengan membaca 
buku, diskusi, mendengarkan ceramah, mendengar kajian melalui kaset, atau 
lainnya. Banyak tema yang bisa kita perdalam pada kesempatan ini, misalnya 
tema-tema "pelembut jiwa dan hati". Informasi ini bisa diambil dari 
hadits-hadits Nabawi atau dari tafsir Al Qur an. Mendengarkan kajian Islam 
melalui kaset bisa menjadi alternatif baik karena bisa dilakukan sambil 
mengerjakan pekerjaan rumah yang lain. Lakukan hal ini sampai menjelang maghrib 
untuk bersiap dzikir sore. Segeralah berbuka kemudian shalat maghrib di masjid. 
Setelah shalat maghrib lanjutkan berbuka puasa ala kadarnya. Jangan terlalu 
kenyang. 
   
  Waktu Magrib/Berbuka Puasa: 
  Bersyukurlah secara lebih mendalam kehadirat Allah swt. Bahwa kita diberikan 
karunia untuk bisa menyelesaikan hari dengan berpuasa. Jangan lupa berdo'a 
dengan khusyu ketika berbuka. Ada sebuah doa yang tidak tertolak bagi orang 
yang berpuasa saat berbuka. Berbukalah dengan tegukan-tegukan air manis 
diiringi dengan kesyukuran di dalam hati. Sebaiknya kita tidak segera 
melanjutkan berbuka dengan makanan berat. Tundalah sebentar makanan berbuka 
kita, untuk menunaikan shalat magrib berjamaah dimasjid. Ingatlah kenapa kita 
penting mempertahankan ibadah shalat berjamaah di masjid. Usai berjamaah, 
lanjutkan berbuka dengan memakan makanan lebih berat. Jangan terlalu banyak, 
makanlah secukupnya saja. 
   
  Waktu Isya: 
  Segeralah pergi menunaikan shalat isya dan tarawih di masjid. Berusahalah 
untuk disiplin melakukan shalat isya dan tarawih di masjid, apapun keadaannya. 
Jika harus terha-langi oleh kegiatan yang mendesak, lakukan shalat tarawih 
segera setelah kita selesai menunaikan kegiatan tersebut. Setelah itu pulanglah 
ke rumah untuk bertemu dan ber-bincang-bincang dengan keluarga. Mungkin juga 
pada saat itu kita menyimak perkem-bangan berita namun tidak terlena hingga 
melewati jam 10 malam. Tidurlah segera, semampunya. Sebaiknya kita 
menyempurnakan shalat tarawih bersama imam, agar kita termasuk orang-orang yang 
menghidupkan Ramadhan dengan shalat malam. Rasulutlah Saw bersabda: "Siapa saja 
yang shalat tarawih bersama imam hingga selesai, akan ditulis baginya pahala 
shalat semalam suntuk." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah) 
Lakukanlah ini terus menerus sepanjang 20 hari pertama bulan Ramadhan. Untuk 
kaum Muslimah tentu saja agenda di atas bisa dilakukan di rumah.
 Tapi untuk shalat isya dan tarawih bisa dilakukan di masjid. Ingat juga, agar 
kita lebih banyak mendengarkan kajian Islam maupun tilawah Al Quran di rumah di 
sela-sela mengurus pekerjaan rumah. 
   
  Setelah 20 Hari Ramadhan 
  Rasulullah biasa beri'tikaf selama sepuluh hari setiap bulan Ramadhan. Pada 
tahun beliau wafat, beliau beri'tikaf selama dua puluh hari. (HR. Al-Bukhari). 
I'tikaf adalah ibadah yang menghimpun berbagai jenis ibadah lainnya. Saik 
tilawah Al-Qur'an, shalat, dzikir, do'a, tadabbur dan tain-lain. Bagi kita yang 
belum pernah melaksanakan i'tikaf, mungkin membayangkan I'tikaf adalah ibadah 
yang berat dan sulit. Bagaimana mungkin kita bisa menjalani hidup selama 10 
hari di masjid? Bagaimana dengan keperluan harian kita? Bagaimana juga dengan 
keluarga di rumah? Padahal sebenarnya jika dijalankan dengan penuh keikhlasan 
dan tekad yang sungguh-sungguh, i'tikaf tidak sesulit yang dibayangkan. Allah 
swt akan mempermudah orang yang bersungguh-sungguh dan ikhlas menjalankan 
ibadah kepada-Nya. 
  I'tikaf sangat dianjurkan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan 
sekaligus untuk meraih malam Lailatul Qadar. I'tikaf adalah mengurung diri dan 
mengikatnya untuk berbuat taat dan selalu mengingat Allah. Memutuskan hubungan 
dengan segala kesibukan-kesibukan duniawi. Mengurung hati dan jasmani hanya 
untuk Allah dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Tidak ada terbetik dalam 
hatinya sesuatu keinginan pun selain Allah dan yang mendatangkan ridha-Nya. 
  Ibnul Qayyim ketika menjelaskan beberapa hikmah i'tikaf berkata: "Kelurusan 
hati dalam perjalanannya menuju Allah sangat bergan-tung kepada kuat tidaknya 
hati itu berkon-sentrasi mengingat Aliah. Dan merapikan kekusutan hati serta 
menghadapkannya se-cara total kepada Allah. Sebab kekusutan hati hanya dapat 
dirapikan dengan menghadapkan secara total kepada Allah. Perlu diketahui 
bahwasanya makan dan minum yang berfe-bihan, kepenatan jiwa dalam berinteraksi 
sosial, terlalu banyak berbicara dan tidur akan menambah kekusutan hati bahkan 
dapat menceraiberaikannya, dan menghambat perjalanannya menuju Allah atau 
melemahkan langkahnya. Maka sebagai konsekuensi rahmat Allah Yang Maha Perkasa 
lagi Maha Pengasih terhadap hamba-hambaNya, Allah mensyari'atkan ibadah puasa 
atas mereka untuk menghilangkan kebiasaan makan dan minum secara 
berlebih-lebihan serta membersihkan hati dari noda-noda syahwat yang 
menghalangi perjalanan-nya menuju Allah. Dan mensyariatkan i'tikaf yang inti dan
 tujuannya ialah menambat hati untuk senan-tiasa mengingat Allah, menyendiri 
mengingat-Nya, menghen-tikan segala kesibukan yang berhubungan dengan makhluk, 
dan memfo-kuskan diri bersama Allah semata. Sehingga kegundahan dan 
goresan-goresan hati dapat diisi dan dipenuhi dengan dzikruflah, men-cintai dan 
menghadap kepada-Nya. 
  Pelajarilah hukum I'tikaf dan tanamkanlah tekad untuk benar-benar bisa 
menjalaninya selama sepuluh hari terakhir Ramadhan. Tak ada yang bisa 
menandingi keutamaan malam-malam I'tikaf sepanjang hidup kita. Perbanyak 
ibadah, seperti shalat, tilawah Al-Qur'an, membaca buku-buku agama, berdiskusi 
dan mengkaji masalah-masalah agama Islam dan lain-lain. Jangan terjerumus pada 
obrolan yang sia-sia, seperti berdebat, mencela, memaki dan lain-lain. 
  Kaum wanita boleh beri'tikaf di dalam mas-jid. Jika terjaga dari fitnah dan 
diizinkan oleh suami. Hukum-hukum yang berkaitan dengan i'tikaf bagi kaum 
lelaki juga berlaku bagi kaum waniita. Hanya saja i'tikaf kaum wanita otomatis 
batal jika mereka haidh. Dan mereka boleh melanjutkannya kembali jika sudah 
suci. 
  I'tikaf adalah sunnah Rasulullah. Maka, segeralah menghidupkan sunnah Nabi 
ini dan memasyarakatkannya di tengah-tengah keluarga, kerabat dekat, 
saudara-saudara dan teman-temanmu serta di tengah masyarakat. Rasulullah saw 
bersabda: "Barangsiapa menghidupkan salah satu sunnahku yang telah diabaikan, 
maka ia akan memperoleh pahala seperti orang yang mengerjakannya tanpa 
dikurangi dari pahala mereka sedikitpun." (HR. Tirmidzi). Di sisi lain beberapa 
faidah yang dapat dipetik dari sunnah i'tikaf ini adalah pembinaan jiwa dan 
melatihnya dalam mengerjakan ketaatan. 
   
  Mencari Malam Lailatul Qadr 
  Allah swt berfirman: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada 
malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu ? Malam kemuliaan 
itu lebih baik dari seribu bulan." (Al-Qadr:1-3) 
  Rasulullah saw bwesabda: "Barangsiapa yang bangun dimalam Lailatul Qadr 
karena keimanan dan keikhlasan, niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu." 
(HR. Al-Bukhari dan Muslim) 
  Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam senantiasa mencari malam Lailatul 
Qadr dan memerintahkan sahabat untuk mencarinya. Beliau membangunkan 
keluarganya pada malam sepuluh terakhir dengan harapan mendapat malam Lailatul 
Qadr. Dalam Musnad Ahmad dari 'Ubadah, Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa 
yang bangun sebagai usaha untuk mendapat malam Lailatul Qadr, lalu ia 
benar-benar mendapatkannya, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang lalu dan 
yang akan datang." 
  Sejumlah salafushalih mandi dan memakai minyak wangi pada sepuluh malam 
terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadr, malam yang telah dimuliakan dan 
diangkat derajatnya oleh Allah. Jika kita termasuk orang yang telah 
menyia-nyiakan umur, kejarlah segala yang terluput atas dirimu pada malam 
Lailatul Qadr ini. Sebab malam inilah sebagai pengganti umur, beramal pada 
malam ini lebih baik dari pada seribu bulan. Malam itu datang pada sepuluh 
malam terakhir bulan Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjil, dan lebih 
diharapkan lagi pada malam kedua puluh tujuh. Berdasarkan riwayat Muslim dari 
Ubay bin Ka'ab Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata: "Demi Allah, sungguh aku 
mengetahui datangnya malam itu. Yaitu pada malam yang Rasulullah memerintahkan 
kami untuk menghidupkannya, yaitu malam kedua puluh tujuh." 
   
  Namun begitu, hendaknya kita tidak terlalu terpengaruh dengan hitungan malam 
ganjil atau tidak. Lakukanlah sepenuh kemampuan dan keseriusan setiap 
malam-malam dari 10 terakhir bulan Ramadhan. Kerap kali orang yang hanya 
mencari malam-malam ganjil ternyata justru tidak bisa memaksimalkan amal-amal 
ibadah di malam bulan itu. 
  Semoga kita dikaruniakan Allah swt termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat 
rahmat-Nya karena bulan ini. 
  Wallahu'alam
   
  Majalah Tarbawi
  2005-10-27
   
  

                        
---------------------------------
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small 
Business.
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke