Website: http://www.rantaunet.org
==========================================

Assalamu'alaykum w.w.

lanjutan tulisan Mamanda A.M.S. Dt Manggung Nan Sati

...... Suatu Missi Diplomatik yang amat jitu dan tepat waktu yang dimulai
dari lapangan sepak bola di Medan, Sumatera Utara, antara A.Samad Idris
dengan Akhirul Yahya.
Peristiwa ini sangat pantas dicatat orang Minangkabau khususnya, bangsa
Indonesia umumnya. Apalagi bila dihubungkan dengan Politik Nasional "*Ganyang
Malaysia"* sebelumnya. Kita memang sering melupakan sejarah, dan sering
melupakan jasa dari orang-orang yang berupaya meluruskan sejarah seperti
Walikota Akhirul Yahya.

Rombongan Missi Kebudayaan  Minangkabau yang pertama ini telah mendarat di
Pelabuhan Malaka pada pertengahan Oktober 1968, menumpang kapal feri yang
bernama DUDAT yang berangkat dari pelabuhan Dumai.
Disambut di pelabuhan Malaka dengan pidato sambutan dari "*Jawatan kuasa
sambutan"*  di pelabuhan Malaka. Disinilah titik permulaan terbukanya
lembaran baru hubungan kembali Negeri Sembilan dengan Minangkabau yang sudah
sekian lama terpisah dalam igauan *bacarai tidak batalak", bapisah bukannyo
bacarai"*  (layar terkembang hal. 62).

Rombongan seni budaya Minangkabau pertama ini telah memperagakan seni budaya
Minangkabau tidak hanya di Negeri Sembilan, bahkan juga sampai ke Selangor.
Duli Yang Maha Mulia Tuanku Yang Di Pertuan Besar dan Tunku Ampuan serta
pembesar-pembsar negeri juga turut memberi pujian dan sanjungan. Baginda
berdua menonton rombongan ini dalam satu majelis di Istana Hinggap Seremban
dan juga Istana Besar Seri Menanti.
Seminggu sebelum sebelum kunjungan rombongan kebudayaan ini akan berakhir,
sesuai dengan ketentuan Adat "*datang tampak muko, pai tampak pungguang"*
seluruh rombongan datang menghadap DYMM di Pertuan Besar Negeri Sembilan di
Istana Seri menanti untuk mintak dari balik pulang ke ranah Minang.

pada saat itu Gubernur Sumatera Barat, Bapak Harusn Zain hadir bersama
rombongan menyampaikan tando mato (cinderamata) tanda terimakasih, sesuai
dengan pituah adat "* malenggang babuah tangan, bajalan babuah batih"*  Rasa
syukur dan terimakasih atas penerimaan dan sambutan yang amat baik selama
kunjungan rombongan kesenian Mianngkabau ini ek Malaysia.

Pada kesempatan itu pula Bapak Gubernur, Harusn Zain menyampaikan undangan
pemerintah Sumatera Barat dan Masyarakat Adat Minangkabau kepada DYMM Yang
di Pertuan Besar Negeri Sembilan untuk berkunjung e Sumatera Barat..
Undangan Guberur Sumatera Barat ini di terima baik oleh DYMM

Dalam pesawat waktu pulang kembali ke Padang, bapak Harun Zain teringat,
diamana sebaiknya DYMM diterima dalam upacara resmi, Beliau sadar bahwa
Minangkabau sudah tidak mempunyai *BALAIRUNG SARI * yang layak untuk
menyelenggarakan suatu upacara adat. pada saat itu lah timbul gagasan
bagaimana kalau di terima di ISTANO PAGARRUYUNG..
Pada saat itu lah Hamzah Basssa, Dirut Bank Pembangunan Daerah Sumatera
Barat yang mendampingi bapak Gubernur saat itu, mengingatkan bapak Harun
zain, bahwa hal itu tidak mungkin karena Istano Pagarruyung sudah tidak ada
lagi, sudah terbakar pada tahun 1958.
Akhirnya Bapak Harun Zain memutuskan membangun *MUSEUM Pagarruyung * yang
akhirnya disebut dengan nama ISTANO PAGARRUYUNG, pada tahun 1970 dengan dana
bantuan dari Pemerintah Pusat.

Dalam penghimpunan dana ini tidak dapat dilupakan kerja keras dan jasa baik
dari Saudara Saiful Alimin selaku Kepala Perwakilan Pemda Sumbar di Jakarta
waktu itu, Rahimi Sutan dari PT. Natrabu, Amir Thaib SH. selaku Sekwilda
Sumbar, Hamzah Bassa, Mawardi Yunus, Jafri Jamaluddin, dan lain-lain
sehingga terlaksananya pembangunan *Museum Pagarruyung.*
**
Menuru berita berita RCTI museum ISTANO PAGARRUYUNG itu habis termakan api
tanggal 27 Pebruari 2007. Innalillahi wa inna ilaihirrojiuun. Milik Allah
kembali kepada Allah. Kita sedih dan terharu kehilangan suatu benda berharga
simbol monarki dan fodalisme yang pernah ada di wilayah rantau Minangkabau
Timur.

Dengan lenyapnya secara pisik Istano Pagarruyung, semoga akan melenyapkan
pula semangat feodalisme yang pada waktu akhir-akhir ini dihembus-hembuskan
"oknum" tertentu diantaranya dengan mengobral pemberian gelar sangsoko, yang
tidak sesuai dengan semangat egaliter dan demokrasi yang dianut oleh
*Masyarakat
Adat Minangkabau. *

*Patah tumbuah hilang baganti. *Museum Istano Pagarruyung sudahmusnah, Kita
ikhlaskan. Mari kita bangun kembali bersama *BALAIRUNG SARI*  yang lebih
megah, yang akan melambangkan semangat *"egaliter"*  dan *"demokratis"
*sejati dari Masyarakat Adat Minangkabau khususnnya.

Billahi taufik wal hidayah
Amir M.S. Dt Manggung Nan Sati


itulah nan dapek ambo katangahkan, ibaraik karajo, nan ambo sabagai janang
sajo

Wassalamu'alaykum w.w.

Bandaro Labiah
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >300KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke