-------------------------------------------------------------
Do'a Bersama untuk Keselamatan Negeri, di Masjid istiglal diundur menjadi 
Minggu 8 April 2007. Meriahkanlah.
-------------------------------------------------------------



Ass. wr. wb. Pak Saaf,

Ambo agak sedikit tergelitik untuk berkomentar tentang kegalauan Pak 
Saaf terhadap "Datuk Haji" dan beberapa hal lain.

1. Saya mau mencoba melihat semangat fanatisme ini dari sisi motif 
yang mendorong si pelaku melakukan hal tersebut, dimana si 
pelaku "merasa terpanggil" untuk melakukan pembelaan kepada 
kelompok/simbol/seseorang, terhadap perlakuan/tindakan 
yang "dirasakan" kurang/tidak adil oleh si pelaku terhadap objek yang 
dibela. Semangat ini rasanya bisa kita temukan dimana-mana (mungkin 
di diri kita sendiri juga), bisa dalam bentuk pembelaan terhadap 
negara, agama, institusi, korps, kelompok, maupun terhadap 
perorangan, baik pimpinan negara, pemimpin kelompok, atasan, saudara, 
kenalan, teman nongkrong malam mingguan, istri/anak, bahkan sebuah 
buku/tulisan yang berisi jalan pikiran/pendapat seseorang pun bisa 
saja ada yang membela. Hanya saja, kita seharusnya bersikap kritis 
terhadap objek & situasi yang akan dibela tersebut dengan melakukan 
pertimbangan2 terlebih dulu dengan pikiran yang jernih, bukan 
emosional.

Disisi lain, sepertinya istilah fanatisme adalah stempel/cap yang 
kita berikan kepada pihak yang sikap/tindakannya tidak sesuai dengan 
persepsi kita. Seperti stempel yang diberikan oleh pihak barat 
terhadap umat Islam, karena ketidak pahaman pihak barat terhadap 
ajaran Islam.

2. Dari pengamatan saya, biaya training yang memakan waktu 1 hari 
penuh (8 jam) berkisar antara 750rb-1,5jt rupiah. Dengan demikian, 
walaupun masih bisa diperdebatkan lebih lanjut, biaya training 
sebesar sekitar 1,65jt untuk 3 hari penuh training sepertinya masih 
bisa kita anggap termasuk biasa.

Dengan biaya tersebut, saya beranggapan positioning-nya cukup jeli, 
sehingga yang terjaring terlebih dahulu untuk ikut adalah kalangan 
atas yang umumnya mempunyai otoritas untuk membuat keputusan, dengan 
harapan dampak perubahannya akan jauh lebih cepat dan signifikan.

Terlepas dari ketidak tahuan kita untuk apa keuntungan tersebut akan 
mereka gunakan, selama apa yang dilakukan (siapapun) masih memberikan 
manfaat bagi orang lain - dan produk/jasa (apapun) tersebut 
laku/dibeli oleh orang lain, saya merasa tidak ada yang salah dengan 
mencari/mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kejarlah 
duniamu seolah engkau akan hidup seribu tahun lagi, dan kejarlah 
akhiratmu seolah engkau akan mati besok.

Tapi, tentu saja kita akan sangat berterimakasih dan akan sangat 
menghargai apabila manfaat tersebut juga bisa diperoleh dan dinikmati 
oleh kalangan yang lebih dibawah - bukan dengan memurahkan harga 
(yang akan dinikmati juga oleh yang mampu membayar lebih).

3. Saya kadang agak sedih juga dengan persepsi orang2 yang merasa 
bahwa praktisi pengobatan alternatif "cukup" menerima 20rb-50rb saja. 
Sementara, seringkali orang2 yang datang ke praktisi alternatif 
tersebut adalah orang2 yang telah menghabiskan biaya jutaan rupiah di 
tempat pengobatan formal dengan hasil yang belum sesuai harapan. Saya 
merasa seharusnya orang yang lebih bisa memberikan result lebih baik 
seharusnya mendapat apresiasi yang lebih baik.

Perlakuan tersebut kadang juga terlihat terhadap para mubaligh, 
ustad, ulama, dan orang2 yang mendedikasikan dirinya untuk syiar 
agama, yang sudah bekerja keras & berusaha untuk membantu atau 
menuntun kita untuk mendapatkan sorga, yang tidak bisa dihargai 
dengan materi apapun. Dan seolah-olah kita beranggapan bahwa mereka 
tidak membutuhkan taraf kehidupan yang lebih baik seperti 
kediaman/kendaraan yang nyaman, jalan-jalan (keluar negeri kalau 
bisa) untuk menambah wawasan, atau anaknya tidak perlu masuk sekolah 
yang lebih berkualitas.

Di dunia usaha, saat ini konsep remunerasi mulai beralih kepada 
seberapa besar kontribusi yang diberikan, bukan lagi berdasarkan 
jenjang pendidikan dan/atau masa kerja. Di beberapa perusahaan, 
penghasilan salesman bisa saja lebih besar dari penghasilan manager 
bagian lain atau malah direkturnya.

4. Suatu hal yang tidak sesuai/sejalan dengan persepsi dan jalan 
pikiran masyarakat, biasanya tidak akan populer dan akan 
ditinggalkan. Tapi kalau peminatnya justru banyak, mungkin kita perlu 
melihatnya lebih dekat untuk mengetahui secara persis apa yang 
terjadi disana. Dan kalau hal tersebut ternyata menyesatkan dan perlu 
diluruskan atau dihancurkan. Yang paling efektif tentu saja dengan 
menemukan dulu kelemahannya, baru diserang.

Dan untuk mendapatkan kelemahannya tersebut, metoda Snouck 
Houngrounye (bener nggak nulisnya ?), dengan masuk ke dalam system 
dan/atau sampai ke inner circlenya, sepertinya cara yang paling 
efektif. Atau seperti KH Zainuddin MZ, yang walaupun banyak di hujat 
orang karena masuk ke area politik, saya sangat kagum & sangat salut 
atas keberanian beliau tersebut untuk masuk ke area politik, dengan 
harapan dapat melakukan "langkah nyata" memperbaiki keadaan, yang 
dulunya selalu dia kritisi dengan galak disetiap ceramahnya yang di 
sambut sangat hangat oleh masyarakat.

5. Menurut pengamatan saya, kondisi serta generasi sekarang cendrung 
mengharapkan hasil yang lebih cepat & nyata. Sementara, penjabaran & 
penerapan ABS-SBK sepertinya belum bisa memberikan/memperlihatkan 
solusi untuk mendapatkan "keuntungan/manfaat nyata" yang bisa/akan 
didapatkan oleh masyarakat kita dalam kehidupan sehari-hari. Iming2 
masuak sarugo/narako (nantiiii….) sepertinya agak sulit untuk meng-
over ride kebutuhan untuk besok, minggu depan, bulan depan, tahun 
depan, atau 5-10 tahun lagi yang berkutat dan menari-nari setiap saat 
dalam pikiran masyarakat kita

6. Pada saat ini, di dunia usaha, makin di sadari bahwa usaha yang 
maju, langgeng, efisien dan efektif hanya bisa dicapai melalui orang2 
yang mempunyai integritas dan nilai kepribadian2 yang baik. Kalau 
kita cermati ajaran2/tuntunan2 di banyak buku-buka manajemen, kita 
akan temukan bahwa hal itu sangat sejalan dengan tuntunan2 yang ada 
di Al-Qoran. Dengan demikian, saya melihat bahwa kehidupan beragama 
bukanlah suatu yang bisa dilihat secara terpisah dengan kehidupan 
sehari-hari lainnnya.

Karena ini, saya berpendapat bahwa pendekatan dan penjabaran ABS-SBK 
ke masyarakat tidak hanya tergantung kepada para alim ulama saja, 
tapi juga dilakukan oleh orang2 yang mempunyai latar belakang atau 
pengalaman atau praktisi di bidang usaha atau dunia kerja, sehingga 
bisa memberikan gambaran untuk bisa dipromosikan menjadi 
supervisor/manager/dst, atau punya usaha sendiri dengan 
berpenghasilan sekian juta perbulan, atau penghargaan dari 
masyarakat, disamping kemungkinan untuk dipecat sebagai 
pegawai/karyawan, jabatan/penghasilan tidak naik2, atau kerugian 
sekian juta rupiah, bangkrut, atau masuk penjara & mempermalukan 
sanak saudara.

Seluruh sikap & tindakan yang kita lakukan sangat tergantung kepada 
persepsi yang ada di otak kita tehadap hal tersebut. Sementara, 
persepsi kita tersebut dibangun oleh referensi yang masuk/terekam ke 
otak kita. Dengan demikian, kita perlu meng-identifikasi persepsi apa 
saja yang salah, dan referensi2 apa saja yang perlu kita masukkan.

7. Saya melihat komitmen pengembangan pariwisata ini merupakan 
jawaban terhadap manfaat nyata yang akan diterima masyarakat. Dengan 
demikian, saya rasa ini adalah momen yang paling tepat untuk 
memasukkan referensi2 yang diperlukan masyarakat, sehingga 
persepsinya berubah, yang akan otomatis merubah sikap dan 
tindakannya. Karena itu, saya sangat berharap, kharisma & momentum 
yang dipunyai MAPPAS & MPKAS bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk 
menjadi katalisator dan fasilitator perbaikan persepsi tersebut.

Mohon maaf kalau agak panjang, atau/dan tidak/kurang 
sependapat/berkenan.

Defnil - 41th

--- In [EMAIL PROTECTED], Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Note: forwarded message attached.
> Assalamualaikum w.w. para Dunsanak,
> 
> Terlampir saya kirimkan respons saya terhadap 'sindrom
> ESQ'nya Ary Ginanjar di Sumbar.
> 
> Mohon respons terhadap gejala ini.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> 
______________________________________________________________________
> Don't pick lemons.
> See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
> http://autos.yahoo.com/new_cars.html 
> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
> Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: rantaunet-
[EMAIL PROTECTED]
> 
> Konfigurasi dan Webmail Mailing List: 
http://groups.google.com/group/RantauNet
> Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
> -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
> 
> 
> Assalamualaikum w.w.
> 
> Saya tidak tahu banyak dan juga tidak terlalu tertarik
> dengan ESQnya Ary Ginanjar ini. Namun dua hal
> merisaukan saya, yaitu : 1) semangat fanatisme serta
> kultus individu terhadap sang "kiyai", dan 2) mahalnya
> biaya yang dipungutnya serta besarnya keuntungan yang
> ditariknya dari "dakwah" ini. Apa ESQ ini bukan suatu
> bisnis yang menarik keuntungan dari perasaan bersalah
> kalangan menengah ke atas saja ? Mengapa beliau ini
> tidak mau menjangkau ke lapisan bawah ? Saya tidak
> bisa menjawabnya.  
> 
> Saya sungguh terkejut sewaktu mengetahui bahwa
> pengikut ESQ terbesar adalah di Sumatra Barat, yang --
> menurut pak Gamawan Fauzi -- demikian banyak orang
> miskinnya. Fenemona apa ini ? Apa ini bukan dampak
> psikologis dari 'sindrom Padangitis' atau 'sindrom
> Minangitis" atau dari sinyalemen selama ini bahwa ABS
> SBK yang dinyatakan sebagai jati diri Minang itu
> kurang cukup 'menggigit' secara rohani,sehingga
> diperlukan gemblengan dari "Datuk Haji" Ary Ginanjar
> ini ? Entahlah, saya juga belum bisa menjawabnya.
> 
> Saya mengharapkan ada ulasan yang mantap dari Adinda
> Prof Dr K Suheimi yang bermukim di Ranah.
> 
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar


============================================================
Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, Juni 2008.
------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email dengan attachment tidak dianjurkan, sebaiknya melalui jalur pribadi.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >300KB.
2. Email dikirim untuk banyak penerima.
--------------------------------------------------------------
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-config
* Membaca dan Posting email lewat web, bisa melalui mirror mailing list di:
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
http://groups.google.com/group/RantauNet?gvc=2
dengan mendaftarkan juga email anda disini dan kedua mirror diatas.
============================================================

Kirim email ke