Untuk Mang Blucer,

Kemarin ada acara menarik di RCTI, yakni diskusi antara James Dananjaya
(athropolog), Sri Ediwati (Dirjen Kebudayaan) dan pengusaha Fadel
Muhamad.....tentang Pembauran dan sebagainya...............

Menurut penuturan Prof james (Gurubesar UI), pernah suatu kali ada
seorang pribumi namun bermata sipit mengikuti UMPTN. Sewaktu mengisi
formulir UMPTN dia memilih pribumi dan ternyata oleh pengawas dia
dipanggil dan ditegur. Eh kamu khan CIna kok milih pribumi, ganti!
Katanya nggak nggak saya pribumi.....Lalu kata pengawas.....OK OK
kami hanya ingin agar kita nggak kecolongan...(?). Rupanya memang
benar seperti kata Anda.......ada juga diskriminasi di bidang pendidikan.

Saya rasa khan nggak semua Cina kayak Liem...(kaya raya), saya tahu
ada Cina yang jadi tukang jual siomay keliling sejak saya masih SD hingga
sekarang........, ada yang jadi penjual roti dll.........

Memang inti permasalahannya adalah korupsi (KKN)....para pejabat lebih
memanjakan Cina karena mereka sendiri dapet komisi dari si pengusaha itu.
Saya heran mengapa kita orang pribumi yang 98% ini harus ngeri dan takut
dengan orang Cina yang mungkin nggak sampai 2%. Bayangkan!!
Begitu pula dengan kekayaan....siapa sih nggak kenal Arifin, Bakrie,
dan para pejabat, mentri, jendral.......apa mereka bukan tergolong orang
kaya. Ada sekali-kali mampir di sekitar Menteng dan kebayoran Baru,
terlihat sekali bahwa rumah-rumah mewah itu sebgaian besar dimiliki
kaum pribumi ini.

Ataukah ini hanya sebagai "scapegoat". betapa kasihannya bangsa ini!

Wass,
AL

At 13:48 21.01.1999 -0500, Blucer wrote:
>Sebenarnya ucapan bung alex ini ada benarnya. Namanya KKN kita memang
>sudah luar biasa kusutnya, termasuk (yang saya tahu) program BPPT tahun
>1988-1990an. Banyak anak jendral yang kuliah di Jerman ketemu batunya
>alias enggak lulus.
>Proses UMPTN juga enggak bisa dibilang mulus 100%, banyak anak pejabat
>yang ke UI, ITB atau universitas negeri lainnya.
>Saya pernah mendengar pendapat kalau persaingan dibuat sempurna di
>UMPTN, maka banyak anak 'keturunan Cina' yang masuk, sedangkan yang
>keturunan pribumi tidak. Entah apa ini suatu alasan agar KKN semakin
>lancar, atau memang bangsa kita yang belum bisa menerima 'keturunan
>Cina' sebagai bagian bangsa ini.
>Keadilan?? entah harus pakai 'kacamata' yang mana menentukan hal ini.
>peace.
>

Kirim email ke