Bung ada benarnya, memang ada sekelompok masyarakat keturunan yg bersikap
seperti yg bung bilang, tetapi juga ada sekelompok keturunan yg berbeda
sekali dengan pandangan bung.
Mereka membaur, bahkan kawin dengan pribumi, tinggal di lingkungan yg
mayoritasnya pribumi.
Yg bung maksudkan tentu keturunan yang tinggal di perumahan perumahan
elite jakarta seperti di kelapa gading, pondok indah, grogol sana...
tetapi bukan hanya keturunan kaya saja kan yang mempunyai sikap
"cuek"  dengan masyarakat sekitar-nya, banyak kok pribumi "berkecukupan"
yang tiap tahun mungkin jalan-jalan keluar negeri, menunaikan ibadah haji
setiap tahun bersama seluruh keluarga, atau berkunjung ke vatican atau
yerusalem tiap tahun. Menurut saya, bukan hanya keturunan saja yang
mempunyai tugas untuk "peduli" dengan saudara-saudara kita yang masih
berkekurangan, tetapi tugas kita semua, baik itu pribumi atau keturunan
yang merasa mampu dan merasa terpanggil untuk menaikan derajat hidup
saudara-saudara kita yang tertinggal.

untuk cerita mengenai banyaknya diskriminasi perusahaan yang mayoritas
dimiliki keturunan thd pekerja atau pencari kerja pribumi, saya rasa ini
sudah merupakan epidemic bangsa kita. Bukan hanya perusahaan keturunan
yang mempunyai policy seperti ini, banyak perusahaan lain, contohnya
perusahaan asing yg juga menerapkan kebijaksanaan seperti ini. Contoh,
perusahaan yang mempunyai lokasi di sulawesi, banyak pekerja-pekerjanya
dari suku bugis, toraja, atau makassar. Kebetulan yang mendapatkan
jabatan tingginya adalah seorang dari salah satu suku tsb. Dengan
tentunya ia akan hanya menaikan orang-orang dari sukunya tersebut.
Maka orang-orang lain bukan dari sukunya tersebut tidak lagi mendapat
kesempatan untuk berkarir di departement tsb.Ini hanya contoh lho.

ada lagi yang sering terjadi di tempat saya, banyaknya karyawan-karyawan
yang berkumpul di suatu departement berasal dari satu suku. Atau KKN yang
sering dilakukan oleh seorang bos yg berasal dari suku mana, memasukan
karyawan baru yg juga berasal dari suku yang sama. Padahal ini perusahaan
asing lho. Kita ngga bisa mengeneralisasikan bahwa hanya keturunan saja
yang suka mendiskriminasikan karyawan. Tetapi memang penyakit ini ada,
saya sering dengar cerita ini.

Salam,

Andrew Pattiwael




On Sat, 23 Jan 1999, Hadeer wrote:

> Tidak ada niat untuk bersikap keras kepada keturunan cina.
>
> Saya juga ada punya teman baik yang datang dari keturunan cina. Mereka
> selayaknya orang kebanyakan dalam bergaul, biasa-biasa saja.
>
> Tidak di dapat disangkal para keturunan cina adalah orang - orang yang
> mempunyai keuletan yang tinggi dalam belajar dan berusaha/bekerja. Tidak
>
> salah kalau mereka banyak yang sukses dan kaya raya.
>
> Tapi ada sikap yang sekiranya mau mereka merubah seperti : lebih
> bermasyarakat, jika kaya raya dapat lebih banyak memberi bantuan ke
> orang - orang disekitar mereka....jika pintar, ajarilah orang - orang
> yang tidak pintar...dll.
>
> Saya yakin MUSTAHIL seorang Cina akan dijarah dan dirampok tokonya,
> usahanya, atau rumahnya...jika mereka mau bermasyarakat dan membantu
> orang sekitarnya. PASTI orang sekitarnya akan melindungi para warga
> Cina.
>
> Sekedar harapan saya ...... :-)
>
> Smile
>
> Hadeer wrote:
>
> > Pertanyaan yang sama bisa di juga ditanyakan kepada  para calon
> > mahasiswa keturunan yang anda bela....
> > Kalau memang kaya raya...kenapa nggak sekolah ke sekolah di luar
> > negeri....di negeri Cina misalnya....
> >
> > Kenapa sekarang baru mau coba masuk ke sekolah negeri....selama ini
> > kemana saja di dalam masyarakat.....huh.....blak-blakan saja.....
> >
>

Reply via email to