Salam!
Gus Dur bilang setuju dan OKE-OKE saja.
KISDI terang-terangan menolak.
Anda?

Berikut laporan Jawa Pos

Wass
ramadhan pohan
--------------------------------------------------
Salat Tarawih Jangan di Jalan Raya

Kapolri dan Gus Dur soal Rencana Peringatan Tragedi Semanggi

Jakarta, JP.-

Kapolri Letjen Pol Roesmanhadi menyayangkan rencana mahasiswa UI untuk
melakukan salat tarawih di Jalan Jenderal Sudirman, sekitar Jembatan Semanggi,
Sabtu besok. "Kegiatan keagamaan seperti itu ya seharusnya di masjid. Kalau di
jalan berarti tidak benar,’’ katanya kepada wartawan di Jakarta kemarin.

Menurut Kapolri, salat di jalan akan mengganggu ketertiban dan kepentingan
masyarakat lain, yang juga punya hak sama untuk menggunakan jalan tersebut.
Namun, Polri akan tetap mengamankan dan melindungi pelaksanaan tarawih, asal
tidak mengganggu kepentingan dan ketertiban umum.

‘’Silakan mahasiswa melakukan keramaian atau renungan, asalkan kepolisian
setempat dilibatkan dalam pengaturan lokasi dan waktu kegiatan,’’ jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, Polri wajib melindungi kegiatan itu jika panitia menuruti
anjuran aparat dan memenuhi semua ketentuan UU No. 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Seperti diketahui, keluarga besar UI berencana mengadakan salat isya dan
tarawih di Jalan Sudirman. Ini dimaksudkan untuk memperingati 40 hari tragedi
Semanggi, yang menewaskan beberapa mahasiswa akibat bentrok dengan petugas
yang mengamankan unjuk rasa pada 13-14 Mei lalu.

Seorang aktivis mahasiswa UI yang juga salah satu penggagas tarawih tersebut
mengatakan kepada Jawa Pos bahwa rencana itu serius. ‘’Misinya, hanya ingin
menyadarkan bahwa tindakan aparat keamanan terhadap aksi mahasiswa berlebihan.
Itu terbukti dari banyak korban jiwa akibat sikap represif aparat,’’ ujarnya.

Selain itu, dengan peringatan tersebut, menurut dia, mahasiswa semakin bisa
menyadarkan masyarakat bahwa gerakan mahasiswa perlu didukung. Sebab,
perjuangan mahasiswa murni gerakan moral. Yang dia pertanyakan, mengapa aparat
menyikapi gerakan mahasiswa ini dengan tindakan brutal.

Sementara itu, Ketua Umum PB NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ketua KISDI
(Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam) Achmad Sumargono punya
pandangan tak sama terhadap rencana tersebut.

Gus Dur menyatakan setuju rencana tarawih di Jembatan Semanggi. ‘’Saya setuju
saja, wong cuma tarawih saja, kok,’’ ujarnya ketika dihubungi di rumahnya, di
Ciganjur, Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Gus Dur, rencana pelaksanaan tarawih di jalan raya itu bukan masalah.
Sebab, tentu aparat keamanan akan mengantisipasi untuk mengamankannya. ‘’Ya
biar saja, biar pusing Pak Noegroho Djayoesman (Kapolda Metro Jaya, red),’’
katanya.

Ketua KISDI berpendapat rencana tersebut perlu dikaji ulang. Soalnya, jika
dilaksanakan, bisa timbul kekacauan dan mengganggu ketertiban umum. Bahkan,
Sumargono menilai rencana salat di jalan itu melecehkan nilai Islam dan
memolitisasi nilai-nilai Islam.

‘’Jika ingin memperingati 40 hari korban Semanggi, seharusnya, itu dilakukan
di tempat lain, bukan dicampuradukkan dengan ibadah dalam Islam. Sebab, dalam
ajaran Islam, tidak dikenal peringatan meninggalnya seseorang, seperti tujuh
hari, 40 hari, seratus atau seribu hari,’’ katanya.

Sumargono khawatir, peringatan dengan mencampuradukkan ibadah Islam dengan
simbol-simbol agama telah dipolitisasi dan dilecehkan. Karena itu, dia
mengharapkan, jika mahasiswa UI ingin berunjuk rasa terhadap pemerintah,
hendaknya dicari waktu dan tempat yang tepat. Jangan mengambil momentum ibadah
agama untuk kepentingan politik.

Reply via email to