Title: FW: GUS DUR SETUJU TARAWIH di Jembatan Semanggi(tanggapan)


----------
From:   Lutfi M.
Sent:   26 Desember 1998 17:34
To:     'BRIDWAN'
Subject:        RE: GUS DUR SETUJU TARAWIH di Jembatan Semanggi(tanggapan)

Mungkin maksud saudara Alvian itu adalah dalam menilai suatu tindakan yg. ritual agama suatu golongan.
Kita mestinya adil.  Kalau golongan satu dicurigai memanfaatkan agama, kenapa golongan lain tidak dicurigai juga memanfaatkan agama?

Mestinya kalau mahasiswa mau mengenang peristiwa Semanggi, tidak usahlah membawa-bawa agama.  Toh yg. meninggal tidak saja/belum tentu semuanya muslim.  Nanti kalau misalnya mahasiswa kristen mau melakukan upacara mengenang di Semanggi, apa umat Islam mau tidak protes? umat Hindu mau mengadakan ritualnya mengenang peristiwa tsb. bagaimana? dst.

Apa sih yg. diinginkan?

Ribut lagi, ribut lagi.  Kontroversi muncul.  Debat, berantem terus.  Apalagi sudah membawa-bawa agama.



    ----------
    From:   BRIDWAN[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
    Sent:   26 Desember 1998 4:40
    Subject:        Re: GUS DUR SETUJU TARAWIH di Jembatan Semanggi(tanggapan)

    Bung Alvian,
    Maaf, mohon jangan menyamakan kegiatan Mahasiswa
    dengan kegiatan Pam Swakarsa dan KISDI.
    Itu 2 Kutub yang sama sekali beda dan tidak bisa
    disejajarkan. Terima kasih atas pengertiannya.

    Perlu kita ketahui, bahwa Reformasi yang saat ini
    terjadi adalah berkat "Aksi Mahasiswa". Apapun bentuk
    perjuangan Mahasiswa, adalah pasti lebih baik dari
    bentuk perjuangan pihak2 lain selama 32 tahun ini.

    Dengan segala kekurangannya dan kelemahannya, kita
    terima saja aksi mereka , karena itu adalah lebih
    baik daripada status quo.

    Mengenai Sholat Tarawih, kelihatannya pencetusnya
    adalah KBUI, diantaranya adalah Mahasiswa UI, dan
    ILUNI.

    Saya berpikir "tidak ada salahnya sama sekali",
    karena memang saya kira begitu. Sama seperti
    waktu aksi Mahasiswa pada waktu bulan Mei yang
    lalu, dimana tidak semua pihak yang menyukainya
    dan menyetujuinya ketika itu.

    Anda mengatakan 'tidak ada yang beres' ?
    Saya cukup heran.
    Tapi itu adalah hak anda berkata demikian.

    Salam,
    BRIDWAN

    At 15:56 25/12/98 +0700, Alvian Marzan wrote:
    >tetap saja, tindakan mahasiswa kali ini kayak PAM
    >Swakarsa, pake agama sekenanya. bahkan mengada-ada.
    >
    >Cuma masalahnya ketika dulu PAM Swakarsa tahlilan di
    >tugu proklamasi, KISDI (yang?) mendukung dan
    >mahasiswa+penduduk sekitar mengusir mereka, terus
    >sekarang yang terjadi kebalikannya........jadi ya
    >nggak ada yang beres (kecuali saya! lho)
    >
    >dan Bung BRidwan bilang tidak ada salahnya
    >SAMA SEKALI????, wah..wah


    >-----Original Message-----
    >From: BRIDWAN [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
    >Sent: Friday, 25 December 1998 16:03
    >To: [EMAIL PROTECTED]
    >Subject: Re: GUS DUR SETUJU TARAWIH di Jembatan Semanggi(tanggapan)
    >
    >Saya ? Setuju saja.
    >Tidak ada salahnya sama sekali !
    >Soal sah tidak sahnya, dosa tidak dosanya?
    >Memangnya manusia yang menentukan ?
    >
    >Masalah macet, ya jangan liwat sana dong !
    >Liwat alternatif yang lain kan masih banyak.
    >Kena[a musti dipersulit sih masalahnya ?
    >
    >Hidup Mahasiswa !!


    >At 15:56 24/12/98 EST, Ramadhan Pohan wrote:
    >> Salam!
    >> Gus Dur bilang setuju dan OKE-OKE saja.
    >> KISDI terang-terangan menolak.
    >> Anda?
    >>
    >> Berikut laporan Jawa Pos
    >>
    >> Wass
    >> ramadhan pohan
    >> --------------------------------------------------
    >>Salat Tarawih Jangan di Jalan Raya
    >>
    >>Kapolri dan Gus Dur soal Rencana Peringatan Tragedi Semanggi
    >>
    >>Jakarta, JP.-
    >>
    >>Kapolri Letjen Pol Roesmanhadi menyayangkan rencana mahasiswa
    >>UI untuk melakukan salat tarawih di Jalan Jenderal Sudirman,
    >>sekitar Jembatan Semanggi, Sabtu besok. "Kegiatan keagamaan
    >>seperti itu ya seharusnya di masjid.
    >>Kalau dijalan berarti tidak benar,'' katanya kepada wartawan
    >>di Jakarta kemarin.
    >>
    >>Menurut Kapolri, salat di jalan akan mengganggu ketertiban dan
    >>kepentingan masyarakat lain, yang juga punya hak sama untuk
    >>menggunakan jalan tersebut.
    >>Namun, Polri akan tetap mengamankan dan melindungi pelaksanaan
    >>tarawih,asal tidak mengganggu kepentingan dan ketertiban umum.
    >>
    >>''Silakan mahasiswa melakukan keramaian atau renungan, asalkan
    >>kepolisian setempat dilibatkan dalam pengaturan lokasi dan
    >>waktu kegiatan,'' jelasnya.
    >>Bahkan, lanjut dia, Polri wajib melindungi kegiatan itu jika
    >>panitia menuruti anjuran aparat dan memenuhi semua ketentuan
    >>UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat
    >>di Muka Umum.
    >>
    >>Seperti diketahui, keluarga besar UI berencana mengadakan salat
    >>isya dan tarawih di Jalan Sudirman. Ini dimaksudkan untuk
    >>memperingati 40 hari tragedi Semanggi, yang menewaskan beberapa
    >>mahasiswa akibat bentrok dengan petugas yang mengamankan unjuk
    >>rasa pada 13-14 Mei lalu.
    >>
    >>Seorang aktivis mahasiswa UI yang juga salah satu penggagas
    >>tarawih tersebut mengatakan kepada Jawa Pos bahwa rencana itu
    >>serius. ''Misinya, hanya ingin menyadarkan bahwa tindakan aparat
    >>keamanan terhadap aksi mahasiswa berlebihan. Itu terbukti dari
    >>banyak korban jiwa akibat sikap represif aparat,'' ujarnya.
    >>
    >>Selain itu, dengan peringatan tersebut, menurut dia, mahasiswa
    >>semakin bisa menyadarkan masyarakat bahwa gerakan mahasiswa perlu
    >>didukung. Sebab, perjuangan mahasiswa murni gerakan moral.
    >>Yang dia pertanyakan, mengapa aparat menyikapi gerakan mahasiswa
    >>ini dengan tindakan brutal.
    >>
    >>Sementara itu, Ketua Umum PB NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
    >>dan Ketua KISDI (Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam)
    >>Achmad Sumargono punya pandangan tak sama terhadap rencana tsb.
    >>
    >>Gus Dur menyatakan setuju rencana tarawih di Jembatan Semanggi.
    >>''Saya setuju saja, wong cuma tarawih saja, kok,'' ujarnya ketika
    >>dihubungi di rumahnya, di Ciganjur, Jakarta Selatan, kemarin.
    >>
    >>Menurut Gus Dur, rencana pelaksanaan tarawih di jalan raya itu
    >>bukan masalah. Sebab, tentu aparat keamanan akan mengantisipasi
    >>untuk mengamankannya. ''Ya biar saja, biar pusing Pak Noegroho
    >>Djayoesman (Kapolda Metro Jaya, red),''katanya.
    >>
    >>Ketua KISDI berpendapat rencana tersebut perlu dikaji ulang.
    >>Soalnya, jika dilaksanakan, bisa timbul kekacauan dan mengganggu
    >>ketertiban umum. Bahkan, Sumargono menilai rencana salat di jalan
    >>itu melecehkan nilai Islam dan memolitisasi nilai-nilai Islam.
    >>
    >>''Jika ingin memperingati 40 hari korban Semanggi, seharusnya,
    >>itu dilakukan di tempat lain, bukan dicampuradukkan dengan
    >>ibadah dalam Islam. Sebab, dalam ajaran Islam, tidak dikenal
    >>peringatan meninggalnya seseorang, seperti tujuh hari, 40 hari,
    >>seratus atau seribu hari,'' katanya.
    >>
    >>Sumargono khawatir, peringatan dengan mencampuradukkan ibadah
    >>Islam dengan simbol-simbol agama telah dipolitisasi dan
    >>dilecehkan. Karena itu, dia mengharapkan, jika mahasiswa UI
    >>ingin berunjuk rasa terhadap pemerintah, hendaknya dicari waktu
    >>dan tempat yang tepat. Jangan mengambil momentum ibadah agama
    >>untuk kepentingan politik.


Kirim email ke