Bung Budi,
Dari ulasan anda ini, apakah anda ingin mengatakan bahwa
calon Pemimpin kita untuk masa transisi 1999-2004 nanti
adalah lebih diutamakan yang bermoral daripada tingkat
pendidikannya, baik formal maupun non formal, sehingga
kelak ia capable untuk memulai rehabilitasi mental tsb
ditingkat elite kita, untuk kemudian siap mengantar
bangsa ini kepada pelaksanaan Pemilu tahun 2004 yang
akan datang ??

Salam,
bRidWaN
--------------------------------------------
At 21:20 27/02/99 -0800, Budi Haryanto wrote:
>Rekan-rekan yth.,
>
>Saya setuju dengan pendapat KH Ali Yafii tsb., karena inilah akar
>permasalahan yang ada di republik kita selama ini. Apa yang terjadi
>selama ini adalah sebagai 'outcome' dari 'input' yang tidak baik
>dan 'process' yang buruk. Katakanlah 'input' di sini adalah para
>pimpinan bangsa, dan 'process' di sini adalah penyelenggaraan
>sistem kenegaraan dan kemasyarakatan (termasuk politik, hukum,
>ekonomi, dan budaya). Sedangkan 'outcome' adalah kejadian-kejadian
>seperti demonstrasi, kerusuhan-kerusuhan, dan kriminalitas, sebagai
>akibat dari 'output' nya (banyaknya pengangguran baru, basic need
>tidak terpenuhi karena mahal, frustasi mendapatkan pengayoman dan
>kebenaran, dll.).
>
>Adalah sangat menyakitkan kalau mendengar para pimpinan bangsa yang
>mengatakan: masyarakat sedang sakit-lah, masyarakat rendah kesadaran
>hukumnya-lah, masyarakat rendah kesadaran bertananegaranya-lah,
>masyarakat rendah rasa nasionalismenya-lah, dan -lah ... -lah...
>yang masih banyak lagi lainnya.
>
>Kontras sekali dengan suasana di negara yang makmur. Masyarakat tenang
>mencari nafkah, tenang ke sekolah, rela membayar pajak, hidup saling
>menghormati dan menghargai antar ras, agama, dan harga diri, dan
>mentaati peraturan dan hukum yang berlaku, karena sangsinya jelas dan
>tegas yang sudah barang tentu bisa memberikan kesadaran kepada si
>pelanggar. Di tempat ini masyarakat belajar hukum dari kehidupannya
>sehari-hari dimana yang melanggar memang kena sangsi sedangkan yang
>tidak melanggar ya hidup tenang. Di tempat ini tidak perlu rakyat atau
>pemerintah menggembar-gemborkan rasa nasionalisme.
>
>Kalau begitu, apa sih sebenarnya yang diinginkan oleh rakyat kebanyakan
>dari negaranya ini? Paling banter adalah seperti yang terjadi di negara
>makmur tadi, yaitu dapat mencari nafkah dengan tenang, sekolah dengan
>tenang, dan hidup berdampingan dengan damai antar sesama. Ini khan
>sebenarnya tidak terlalu muluk-muluk, tetapi kenapa hal-hal tsb. susah
>sekali didapat di republik kita?
>
>Saya akan mendukung calon pimpinan bangsa yang mengkonsentrasikan diri
>dan programnya untuk memenuhi keinginan-keinginan rakyat kebanyakan tsb.
>
>Salam,
>Budi

========================================================================
>bRidWaN wrote:
>>
>> Rekan Yth.,
>>
>> Boleh juga berita ini menjadi renungan kita semua,
>> sebelum kita memilih yang lumayan dari yang ada..........=)
>>
>> Salam,
>> bRidWaN
>> ------------------------------------------------------------
>> MUI: Perlu Rehabilitasi Moral Pemimpin Bangsa
>>
>> detikom,Jakarta-Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
>> KH Ali Yafii menyatakan, akar masalah krisis nasional
>> yang tengah terjadi saat ini adalah krisis moral
>> kepemimpinan bangsa. Sehingga rehabilitasi mental sebagai
>> obat krisis tersebut dimulai dari pemimpinnya.
>>
>> Pernyataan Ali Yafii disampaikan pada jumpa pers di kantor
>> MUI di Masjid Istiqlal, Jum'at (26/2/1999). Menurut
>> Ali Yafii, pemimpinlah yang mesti pertama kali direhabilitasi
>> moralnya. "Kebanyakan masalah kita muncul dimulai dari
>> tingkat elit. Rakyat kan semuanya baik-baik," kata Ali Yafii.
>>
>> =============================================================
>> simak di: http://www.detik.com/berita/199902/990226-1932.html
>
>

Reply via email to