Wah..wah..tolok ukur tekhnis yang bung Ridwan kemukakan ideal sekali
nih. Saya nggak bisa bayangin gimana enaknya punya unsur pimpinan dan
pemerintahan seperti itu. Tapi rasanya saya juga belum pernah
mendengar suatu pemerintahan yang ideal seperti itu. Mudah2an nanti
ada..:)




---bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah banyak dong yah...:))
>
> misalnya saja : dia bilang kita harus 'A', eh dia
> malah ngerjain 'B'......
> misalnya lagi : kita engga boleh korupsi, eh dia
> malah make duit rakyat seenak udel nya.....
> misal yang lain : dia bilang mau mensejahterakan rakyat,
> eh malah menyengsarakan rakyat...
> misal dia bilang engga boleh KKN, eh malah dia biangnya KKN
> misalanya dia bilang negara ini negara hukum, eh dia malah
> menyepelakan hukum
> masih banyak lagi contoh yang lain, ada yg tahu ?
> atau....jangan2 contoh diatas engga sinkron dengan
> permasalahan 'moral'...??
>
> kayanya sih, jadi pemimpin 'pantang' untuk berbohong......
>
> Salam,
> bRidWaN
> ================
> At 08:23 28/02/99 -0800, Dodo D. wrote:
> >parameter yang dipakai apa nih, untuk menjustify seorang pemimpin
> >bermoral apa enggak?
>
> >bRidWaN <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >>
> >> Bung Budi,
> >> Dari ulasan anda ini, apakah anda ingin mengatakan bahwa
> >> calon Pemimpin kita untuk masa transisi 1999-2004 nanti
> >> adalah lebih diutamakan yang bermoral daripada tingkat
> >> pendidikannya, baik formal maupun non formal, sehingga
> >> kelak ia capable untuk memulai rehabilitasi mental tsb
> >> ditingkat elite kita, untuk kemudian siap mengantar
> >> bangsa ini kepada pelaksanaan Pemilu tahun 2004 yang
> >> akan datang ??
> >>
> >> Salam,
> >> bRidWaN
> >> --------------------------------------------
> >> At 21:20 27/02/99 -0800, Budi Haryanto wrote:
> >> >Rekan-rekan yth.,
> >> >
> >> >Saya setuju dengan pendapat KH Ali Yafii tsb., karena inilah akar
> >> >permasalahan yang ada di republik kita selama ini. Apa yang
terjadi
> >> >selama ini adalah sebagai 'outcome' dari 'input' yang tidak baik
> >> >dan 'process' yang buruk. Katakanlah 'input' di sini adalah para
> >> >pimpinan bangsa, dan 'process' di sini adalah penyelenggaraan
> >> >sistem kenegaraan dan kemasyarakatan (termasuk politik, hukum,
> >> >ekonomi, dan budaya). Sedangkan 'outcome' adalah kejadian-kejadian
> >> >seperti demonstrasi, kerusuhan-kerusuhan, dan kriminalitas,
sebagai
> >> >akibat dari 'output' nya (banyaknya pengangguran baru, basic need
> >> >tidak terpenuhi karena mahal, frustasi mendapatkan pengayoman dan
> >> >kebenaran, dll.).
> >> >
> >> >Adalah sangat menyakitkan kalau mendengar para pimpinan bangsa
yang
> >> >mengatakan: masyarakat sedang sakit-lah, masyarakat rendah
kesadaran
> >> >hukumnya-lah, masyarakat rendah kesadaran bertananegaranya-lah,
> >> >masyarakat rendah rasa nasionalismenya-lah, dan -lah ... -lah...
> >> >yang masih banyak lagi lainnya.
> >> >
> >> >Kontras sekali dengan suasana di negara yang makmur. Masyarakat
> >tenang
> >> >mencari nafkah, tenang ke sekolah, rela membayar pajak, hidup
saling
> >> >menghormati dan menghargai antar ras, agama, dan harga diri, dan
> >> >mentaati peraturan dan hukum yang berlaku, karena sangsinya
jelas dan
> >> >tegas yang sudah barang tentu bisa memberikan kesadaran kepada si
> >> >pelanggar. Di tempat ini masyarakat belajar hukum dari
kehidupannya
> >> >sehari-hari dimana yang melanggar memang kena sangsi sedangkan
yang
> >> >tidak melanggar ya hidup tenang. Di tempat ini tidak perlu rakyat
> >atau
> >> >pemerintah menggembar-gemborkan rasa nasionalisme.
> >> >
> >> >Kalau begitu, apa sih sebenarnya yang diinginkan oleh rakyat
> >kebanyakan
> >> >dari negaranya ini? Paling banter adalah seperti yang terjadi di
> >negara
> >> >makmur tadi, yaitu dapat mencari nafkah dengan tenang, sekolah
dengan
> >> >tenang, dan hidup berdampingan dengan damai antar sesama. Ini khan
> >> >sebenarnya tidak terlalu muluk-muluk, tetapi kenapa hal-hal tsb.
> >susah
> >> >sekali didapat di republik kita?
> >> >
> >> >Saya akan mendukung calon pimpinan bangsa yang mengkonsentrasikan
> >diri
> >> >dan programnya untuk memenuhi keinginan-keinginan rakyat
kebanyakan
> >tsb.
> >> >
> >> >Salam,
> >> >Budi
> >>
> >>
>
>========================================================================
> >> >bRidWaN wrote:
> >> >>
> >> >> Rekan Yth.,
> >> >>
> >> >> Boleh juga berita ini menjadi renungan kita semua,
> >> >> sebelum kita memilih yang lumayan dari yang ada..........=)
> >> >>
> >> >> Salam,
> >> >> bRidWaN
> >> >> ------------------------------------------------------------
> >> >> MUI: Perlu Rehabilitasi Moral Pemimpin Bangsa
> >> >>
> >> >> detikom,Jakarta-Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI)
> >> >> KH Ali Yafii menyatakan, akar masalah krisis nasional
> >> >> yang tengah terjadi saat ini adalah krisis moral
> >> >> kepemimpinan bangsa. Sehingga rehabilitasi mental sebagai
> >> >> obat krisis tersebut dimulai dari pemimpinnya.
> >> >>
> >> >> Pernyataan Ali Yafii disampaikan pada jumpa pers di kantor
> >> >> MUI di Masjid Istiqlal, Jum'at (26/2/1999). Menurut
> >> >> Ali Yafii, pemimpinlah yang mesti pertama kali direhabilitasi
> >> >> moralnya. "Kebanyakan masalah kita muncul dimulai dari
> >> >> tingkat elit. Rakyat kan semuanya baik-baik," kata Ali Yafii.
> >> >>
> >> >> =============================================================
> >> >> simak di: http://www.detik.com/berita/199902/990226-1932.html
> >> >
> >> >
> >>
> >
> >_________________________________________________________
> >DO YOU YAHOO!?
> >Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com
> >
> >
>

_________________________________________________________
DO YOU YAHOO!?
Get your free @yahoo.com address at http://mail.yahoo.com

Reply via email to