Teman,
Akhirnya ada juga yang melihat keanehan yang telah berlangsung
selama ini. Akhirnya........

Salam,
BRIDWAN

==============================================================
Selasa, 5 Januari 1999

Dinilai tak Cerminkan Sikap Negarawan
Perilaku Ketua DPA akan Diplenokan

Yogyakarta, Kompas

Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) AA Baramuli dinilai tidak
mencerminkan sikap sebagai negarawan dan penjaga moral bangsa
karena masih terlalu condong kepada Golkar. Karenanya, anggota
DPA yang lain sepakat akan membicarakan perilaku Baramuli dalam
Sidang Pleno Anggota DPA yang dijadwalkan berlangsung antara
11-14 Januari 1999 di Kantor DPA Jakarta.

"Dalam tata tertib keanggotaan DPA memang tidak ada aturannya
apa sanksinya, tetapi kalaupun ada teguran, saya kira harus
merupakan teguran keras kepada Ketua DPA," kata Prof Dr Ahmad
Syafii Maarif, sejarawan yang kini duduk sebagai salah satu
Ketua DPA sekaligus Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,
kepada pers, dalam acara buka puasa bersama dan peringatan
enam tahun Harian Republika, Senin (4/1), di kantor Biro
Republika Yogyakarta.

Dalam pertemuan yang dihadiri antara lain Dr Chairil Anwar,
salah satu Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI),
dan kalangan pers di Yogyakarta, Prof Syafii Maarif mengatakan,
rencana membahas perilaku Ketua DPA itu, merupakan tindak
lanjut pertemuan sejumlah anggota DPA di kediaman AA Baramuli,
31 Desember 1998. Pada pertemuan itu, selain Syafii, hadir
juga mantan Gubernur Timtim Mario Viegas Carrascalao, Yahya
Theo, Darussamin AS, serta mantan Dirjen Depadgri Suryatna
Subrata.

Partisan

Menurut Syafii Maarif, dalam pertemuan dengan AA Baramuli itu,
anggota DPA lain telah menyampaikan kritik kerasnya terhadap
penampilan AA Baramuli selama dua bulan terakhir selaku ketua
lembaga tertinggi negara.

"Pertemuan itu untuk menyampaikan pengamatan kita di lapangan,
tentang perilaku Ketua DPA sejak dua bulan terakhir, yang kami
nilai tidak mencerminkan lagi sikap sebagai negarawan,
melainkan sebagai partisan," kata Syafii Maarif sambil
menambahkan bahwa teguran itu kemudian telah dibahas di
Komisi Politik DPA.

Tentang hasil pengamatan anggota DPA lain terhadap ucapan
dan tindakan Baramuli, Syafii mengemukakan bahwa Baramuli
mengakui telah melihat kondisi Golkar di Jawa Tengah (Jateng)
sudah terpuruk sekali. Karena itu, menurut Syafii Maarif,
Baramuli kemudian mengatakan bahwa dirinya ingin memperbaiki
citra dan dukungan terhadap Golkar di wilayah Indonesia Timur.

Menurut Syafii Maarif, AA Baramuli dalam pertemuan itu terus-
terang mengatakan bahwa dirinya orang Bugis, dan karena itu
mengaku tetap memiliki komitmen dengan Golkar, karena ia muncul
ke tingkat nasional karena Golkar.

"Saya memang tak bisa melupakan Golkar. Dia mengatakan begitu.
Lantas ketika anggota DPA lain mempertanyakan kepentingan negara
atau partai yang harus dipilih, beliau mengatakan itulah dilema
saya," kata Syafii Maarif menirukan dialog dengan Baramuli.

"Terus-terang saya jadi malu sebagai salah satu Ketua DPA. Maka
bagaimana sikap DPA terhadap Baramuli, ya akan tergantung pleno
anggota DPA nanti," ujarnya bernada keras.

Dijelaskan Syafii, sejak sidang pertama DPA, selaku salah satu
ketuanya, dirinya telah mengatakan bahwa sebagai lembaga tertinggi
negara DPA harus tampil sebagai koridor moral bangsa, yang
memayungi dan yang mempunyai komitmen untuk bangsa ini.

"Pak Baramuli mengatakan dirinya paham tentang masalah itu,dia
katakan posisinya memang dilematis," ujar Syafii Maarif menegaskan.
(hrd)

Kirim email ke