Melengkapi TNI-AU, untuk menjaga wilayah kedaulatan RI. Salah satu investasi 'terbaik' untuk masa depan bangsa kita. Kapan TNI-AL? (Asal jangan beli yang rongsokan seperti yang dari Jerman Timur dulu) ************************************************************** Pembaruan/Eny DA Purwanto HAWK 200 TIBA - Dua dari 16 pesawat tempur jenis Hawk 200 MK-209 Batch II pesanan Indonesia, Kamis (29/4) siang tiba di Pangkalan Udara Supadio Pontianak. Pesawat buatan Inggris yang dikemudikan oleh Andy Peters dan Derek Reeh dari British Aerospace itu saat di hanggar disambut oleh Wakasau Marsdya TNI I Gede Sudana, Gubernur Kalbar Aspar Aswin . Kedua pilot didampingi Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnb Dradjad Rahardjo tampak disambut dengan upacara adat Suku Dayak (kiri); dan pesawat Hawk 200 saat pertama kali landing di Lanud Supadio (kanan). Pontianak, Pembaruan Setelah sempat beberapa kali memperlihatkan kebolehannya bermanuver udara, dua dari 16 pesawat tempur baru Hawk 200 pesanan Indonesia sebelum krisis moneter, Kamis (29/4) siang melakukan pendaratan pertamanya secara mulus di Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Supadio Pontianak, Kalimantan Barat. Pesawat tempur segala cuaca berkecepatan maksimum 1,2 Mach (575 Ktas) buatan pabrik British Aerospace Inggris tersebut saat tiba di hanggar langsung disambut oleh Wakil Kasau Marsdya TNI I Gede Sudana, Gubernur Kalimantan Barat H. Aspar Aswin, Panglima Komando Operasi TNI AU I (Pangkoopsau I) Marsda TNI Suprihadi, Komandan Lanud Supadio Kolonel Pnd Dradjad Rahardjo dan sejumlah undangan. Langsung Dari Inggris Pilot Andy Peters dan Derek Reeh dari British Aerospace, membawa kedua pesawat Hawk MK-209 Batch II tersebut langsung dari Inggris, melalui rute Oman, Kualalumpur, Bangkok, dan sebelum ke Pontianak sempat mampir ke Skadron Udara 12 Pekanbaru Riau, di mana sudah terdapat pula 24 pesawat Hawk 100/200. Menurut Derek Reeh, mereka membawa pesawat Hawk 200 itu selama tujuh hari perjalanan (termasuk dua hari istirahat), dengan total penerbangan 21 jam. Setelah kedatangan kedua pesawat itu, setiap bulan berikutnya direncanakan akan berdatangan lagi dua pesawat, sehingga ke-16 pesawat Hawk 200 diharapkan sudah tiba semuanya di Lanud Supadio pada akhir November atau awal Desember tahun ini. Dengan demikian untuk mengamankan kawasan barat Indonesia, TNI Angkatan Udara memiliki dua skadron pesawat tempur Hawk 100/200 , yakni di Lanud Pekanbaru dan Pontianak. Kedua Lanud ini di bawah komando Panglima Komando Operasi TNI AU I Marsda TNI Suprihadi. ''Pembagian berapa jumlah pesawat untuk yang di Skadron Pekanbaru dan Pontianak tidak terlalu masalah, karena yang penting adalah operasionalnya. Jumlah operasional kita sesuaikan dengan shelter yang ada sekarang. Karena shelter yang ada adalah isi delapan, maka setiap hari kita harapkan ada delapan pesawat siap tempur. Jadi kita upayakan kesiapan pesawat seoptimal mungkin,'' kata Wakasau Marsdya I Gede Sudana menjawab pers seusai acara penyambutan kedatangan pesawat dengan tata-cara adat Dayak dan Melayu. Sedangkan pilihan Lanud Supadio sebagai home-base pesawat canggih Hawk 100/200 tersebut, menurut Wakasau, adalah untuk meng-cover sektor barat Indonesia, termasuk Laut Cina Selatan khususnya Kepulauan Natuna, yang dinilai sebagai daerah rawan karena merupakan jalur masuk kemungkinan infiltrasi. ''Lanud Supadio ini yang dekat. Dari sini ke Natuna tidak sampai setengah jam mencapainya. Sehingga dengan misi sekian menit di sana dapat balik lagi dengan aman, tanpa bahan bakar tambahan. Jadi dalam mencakup Laut Cina Selatan lebih mampu, sementara kalau dari Pekanbaru terlalu jauh. Jadi bersama-sama dari Pekanbaru dan Pontianak mudah-mudahan bisa mencakup dari segi matra udara.'' Tempur Taktis Ditambahkannya, pesawat Hawk 100/200 itu khusus untuk tempur taktis yang low altitude, dengan sasaran di darat dan di laut. Namun juga bisa digunakan sebagai air defense meski terbatas. Jadi untuk pengamanan wilayah barat jenis ini sudah cukup memadai. ''Untuk skadron Hawk di Supadio ini kita namakan Skadron 1. Skadron 1 yang dari Malang kita akan pindahkan ke mari. Semua personelnya sekarang sudah disiapkan. Satu skadron itu standarnya 60 hingga 65 orang,'' kata I Gede Sudana lagi. Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat H. Aspar Aswin mengatakan, dengan kehadiran pesawat canggih Hawk di daerahnya, masyarakat diharapkan dapat merasa ikut memiliki, karena ini merupakan aset negara yang harus dipelihara bersama. ''Jangan sampai terganggu, jangan sampai ada keinginan orang-orang atau kelompok tertentu untuk mengganggu kehadiran dari pesawat yang canggih dan cukup mahal ini.'' Gubernur menambahkan, dilihat dari aspek pertahanan keamanan negara, kemampuan Lanud Supadio beserta satu skadron Hawk akan mampu mencakup seluruh perbatasan Kalimantan Barat maupun Laut Cina Selatan. Sedang dilihat dari aspek daerah, bagaimanapun juga ini merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat bahwa Kalimantan Barat dipercaya untuk ditempatkan satu skadron Hawk demi mempertahankan keutuhan bangsa dan negara. ''Ditinjau dari aspek pemerintahan daerah Kalimantan Barat, ini dapat pula memberikan suatu kontribusi bagi kemajuan, perkembangan pembangunan daerah ini. Apalagi kalau TNI AU melalui Lanud Supadio dengan Hawk-nya ini bisa bekerja sama atau latihan bersama dengan Angkatan Udara dari negara-negara lain di daerah kita, saya kira itu akan lebih banyak memberikan kontribusi baik dilihat dari segi sosial-ekonomi maupun dari pembangunan sektor-sektor lainnya. Kontribusi-kontribusi seperti ini tentunya sangat diperlukan oleh masyarakat dan pemuka daerah Kalimantan Barat,'' kata Gubernur lagi. (E-2)