Saya tidak melihat bahwa tauke bukan istilah positif. Anda tahu artinya
tidak sih? Malah lebih positif daripada engkong. Istilah engkong sering
digunakan untuk meledek. Misal 'engkong lu'. Tidak demikian dengan
istilah tauke. Artinya ya selalu positif.

Saya tidak mau berpanjang lebar dengan urusan  tauke ini. Tapi terus terang
saya prihatin, karena ini sekaligus mengindikasikan ketakutan yg berlebihan
untuk menyinggung perasaan ras lain yg lebih didasari oleh ketidaktahuan. Ini
sekaligus menunjukkan kurangnya interaksi (dan asimilasi) sehingga malah
menimbulkan kebingungan dan kesalahtingkahan yang sebetulnya tidak perlu ada.
Bila anda memahami dan menggunakan istilah ini dalam keseharian, terutama dalam
berinteraksi dg kalangan WNI Keturunan, maka anda tidak akan menulis posting ini.
Bagaimana kalo anda cari tahu dg teman anda di Norwich?

Sudah terlalu buanyak posting saya hari ini, maaf kalo tidak direply lebih
lanjut.


'------------------------------------
Andrew G Pattiwael wrote:

> Memang larangan untuk memakai bahasa mandarin sudah dihapus, namun
> penggunaanya tetap umum kan, termasuk yang menyinggung itu. Kan yang
> dilarang hanya penggunaan untuk digunakan sebagai Bahasa pengantar dalam
> dunia pendidikan. Istilah yang anda pakai itu bukan istilah yang positif,
> jadi harap dimengerti untuk tidak digunakan. Kalau misalnya anda mengunakan
> istilah 'engkong'  mungkin masih bisa diterima, karena memang orang tua
> dipanggil dengan sebutan itu, bahkan suku betawi pun kalau tidak salah
> juga memakai istilah yang sama.
> Ini bukan me-refer kearah masalah rasial, namun ini adalah semacam
> pelurusan kearah yang lebih berpendidikan dan hidup bertenggang rasa.
>
> Andrew Pattiwael
>
> On Wed, 12 May 1999, FNU Brawijaya wrote:
>
> > Okay deh, tidak akan dipake lagi. Sebagai info, Bung Patrick kan bukan orang
> > WNI keturunan cina. Jadi ya ndak ada urusan merefer ke masalah ras.
> >
> > Kalo dulu sih dengan teman-teman baik yg chinese maupun yg bukan, dibilang tauke
> > adalah kehormatan. Kehormatan untuk mentraktir....hehe... Tidak tahu bila sekarang
> > arti dari 'tauke' sudah bergeser. Lha wong larangan memakai bahasa mandarin
> > sudah dihapus kok kita malah nggak boleh pake istilah-istilahnya lho. Kalo gitu 
>Bung
> > Blucer mulai sekarang nggak boleh panggil mas lagi deh...
> >
> >
> >
> > '----------------------
> > Andrew G Pattiwael wrote:
> >
> > > Bung Brawi,
> > >
> > > tetap yang namanya panggilan seperti itu masih terasa 'menyindir'  orang lain
> > > atau lebih tepatnya 'hinaan' yang diasosiasikan kepada kepada golongan
> > > keturunan. Tidak semuanya keturunan itu tauke kan? atau tidak semua
> > > pedagang itu keturunan kan...Makanya tolong janganlah membawa-bawa
> > > istilah yang kadang kedengarannya tidak mengenakkan seperti itu.
> > > Anda sendiri saya panggil (walau tidak sengaja)  dengan panggilan 'cung'
> > > sudah tersinggung (saya maklum, karena anda kan graduate student,
> > > sedangkan saya ini apalah, undergrad aja masih separo). Saya rasa
> > > panggilan 'kacung'  dan 'tauke'  sama sama tidak mengenakkan.
> > > Don't take any offense bung, hanya mengingatkan kok.
> > >
> > > Andrew Pattiwael

--
Salam,
Jaya


--> I disapprove of what you say, but I will
    defend to death your right to say it. - Voltaire

               \\\|///
             \\  - -  //
              (  @ @  )
------------oOOo-(_)-oOOo-----------
FNU Brawijaya
Dept of Civil Engineering
Rensselaer Polytechnic Institute
mailto:[EMAIL PROTECTED]
--------------------Oooo------------
           oooO     (   )
          (   )      ) /
           \ (      (_/
            \_)

Kirim email ke