Apakah pak Mayjen Agus Wirahadikusumah ini dari TNI AU? Ada yang tahu?

Irwan Ariston Napitupulu wrote:

> Suatu berita gembira yg masih butuh bukti lapangan.
> Mengenai dwi fungsi ABRI, saya setuju dengan pemikiran dari Gus Dur.
>
> jabat erat,
> Irwan Ariston Napitupulu
>
> http://www.detik.com/berita/199905/19990525-1833.html
>
>                                                  Seminar Hubungan
> Sipil-Militer FISIP UI
>                                                  TNI "Bertobat" di UI Depok
>                                                  Reporter: Nurul Hidayati
>
>                                                  detikcom, Jakarta-Petinggi
> TNI melakukan "pertobatan" di
>                                                  kampus UI Depok, Selasa
> (25/05/1999). Istilah tobat dan
>                                                  pengakuan dosa itu
> setidaknya muncul dari pengamat politik Eep
>                                                  Saefulloh Fatah dan Mohtar
> Mas'oed.
>
>                                                  Komentar tobat itu keluar
> seusai Mayjen TNI Agus
>                                                  Wirahadikusumah, Asisten
> Perencanaan Umum Panglima TNI,
>                                                  mempresentasikan makalahnya
> yang berjudul Hubungan
>                                                  Sipil-Militer: Visi, Misi
> dan Aksi dalam Seminar Mencari Format
>                                                  Baru Hubungan Sipil-Militer
> di Pusat Studi Jepang, Kampus UI
>                                                  Depok, Selasa (25/05/1999).
>
>                                                  Kedua pengamat politik UI
> dan UGM itu menganggap TNI
>                                                  melakukan pertobatan karena
> menilai Mayjen Agus
>                                                  Wirahadikusumah telah
> mengakui berbagai kesalahan yang
>                                                  dilakukan TNI selama ini
> dalam presentasinya.
>
>                                                  Agus, misalnya, tidak
> menampik tuduhan bahwa selama Orba
>                                                  tangan ABRI (Agus menyebut
> ABRI dan bukan TNI-Red) telah
>                                                  merambah ke segenap ruang.
> Keberadaaanya tidak dalam batas
>                                                  kemiliteran saja, tapi juga
> memegang kendali kehidupan politik
>                                                  rakyat Indonesia.
>
>                                                  "Karena itu, tak berlebihan
> jika secara institusional sebenarnya
>                                                  ABRI adalah pihak yang
> bertanggung jawab terhadap terhadap
>                                                  baik buruknya Orba, dan
> logis pula kalau turunnya Pak Harto
>                                                  pada 21 Mei 1998 juga
> ditafsirkan sebagai akhir "kedigdayaan"
>                                                  ABRI," kata Agus. Sejak
> itulah, kata Agus, maka hujatan
>                                                  terhadap ABRI tak pernah
> berhenti.
>
>                                                  Menurut Agus, hujatan dan
> tuntutan yang ditujukan pada ABRI
>                                                  selama ini menggelisahkan
> ABRI. "Kami menggangap selama ini
>                                                  telah berhasil mengkontruksi
> pandangan rakyat atas kiprahnya
>                                                  dengan turut aktifnya ABRI
> dalam politik. Jadi tuntutan
>                                                  masyarakat agar ABRI berubah
> cukup menggelisahkan ABRI,"
>                                                  tutur Agus yang kata Eep
> kariernya tersendat karena sikap
>                                                  reformisnya sejak 1995.
>
>                                                  Pengakuan Agus lainnya, ABRI
> selama ini salah dalam
>                                                  penanganan menjaga
> stabilitas nasional. "Penanganan di
>                                                  lapangan berlebihan dengan
> tidak memberi ruang perbedaan
>                                                  pendapat dan koreksi atas
> kebijakan pemerintajh yang keliru
>                                                  serta penyimpangan
> pemerintah Orba, hanya karena ingin
>                                                  menjaga stabilitas negara.
> ABRI melihat kritik rakyat sebagai
>                                                  sumber instabilitas," cerita
> Agus.
>
>                                                  Agus juga membeberkan
> rahasia dapur ABRI yang lain. "ABRI
>                                                  mudah curiga pada
> cendekiawan, seniman, aktivis LSM dan
>                                                  intelektual lain yang
> memperbincangkan hubungan sipil-militer,
>                                                  demokratisasi, kebebasan
> berpendapat dan HAM. Bagi ABRI,
>                                                  itu dipahami sebagai
> kampanye untuk memojokkan ABRI," kata
>                                                  jenderal yang mengaku telah
> berupaya menyuarakan kebenaran
>                                                  sejak berpangkat letnan ini.
>
>                                                  Tentang dwi fungsi ABRI yang
> diperkenalkan Jenderal AH
>                                                  Nasution, Agus berujar,"Dwi
> fungsi ABRI menyebabkan
>                                                  penafsiran terhadap ranah
> politik dan perang, antara tugas
>                                                  sipil-militer, makin tidak
> jelas."
>
>                                                  Terhadap doktrin "tentara
> rakyat" yang selama ini
>                                                  diperdengungkan, menurut
> Agus, doktrin itu bekerja secara baik
>                                                  dan efektif secara politis.
> "Pemahaman ABRI sebagai tentara
>                                                  rakyat diwariskan dari
> generasi ke generasi. ABRI juga
>                                                  memproduk jargon semisal
> ABRI masuk Desa, ABRI
>                                                  Manunggal dengan Rakyat,
> dll. Pemahaman ini harus diubah
>                                                  karena jaman telah berubah,"
> komentar Agus.
>
>                                                  Untuk melakukan rekonstruksi
> personil ABRI itu, Agus
>                                                  mengakui butuh waktu yang
> lama dan tidak mudah. "Yang jelas,
>                                                  kita tak ingin Indonesia
> pasca-Orba adalah "Orbaba" (Orde
>                                                  Baru Baru)," ungkap Agus
> yang ditugaskan Menkankam/Pangab
>                                                  mensosialisasikan paradigma
> baru ABRI ke jajaran ABRI
>                                                  se-RI.
>
>                                                  ABRI sendiri, kata Agus,
> mempertimbangkan desakan
>                                                  masyarakat agar ABRI kembali
> ke fungsi dasarnya. Tapi hal itu,
>                                                  menurut Agus, bukan hal
> mudah."Perubahan itu terkait dengan
>                                                  aspek sosio-prikologis
> anggota ABRI yang selama ini menikmati
>                                                  'keistimewaan'. Karena itu
> yang logis adalah membentuk
>                                                  kemitraan sipil-militer
> dalam bentuk role and political sharing
>                                                  sebelum militer betul-betul
> kembali ke barak," usul Agus.
>
>                                                  Agus juga mengaku mendapat
> tugas Jenderal Wiranto untuk
>                                                  mencari penyakit yang
> menyebabkan bangsa ini dan ABRI
>                                                  terpuruk. "Saya menemukan 60
> dosa besar yang menyebabkan
>                                                  Indonesia dan ABRI terpuruk.
> Karena itulah ABRI serius untuk
>                                                  melakukan reformasi internal
> di tubuh ABRI. Pasti akan terjadi
>                                                  perubahan yang dramatis dan
> mendasar," kata Agus.
>
>                                                  Anggota ABRI sendiri, aku
> Agus, ternyata juga menyambut
>                                                  gembira perubahan yang
> dilakukan ABRI. "Saya sudah
>                                                  melakukan sosialisasi pada
> di kota-kota di Indoensia tentang
>                                                  paradigma baru ABRI. Dan
> respon mereka sangat bagus.
>                                                  Mereka mendukung reformasi
> itu," ceritas Agus.
>
>                                                  Akibat pertobatan Agus itu,
> Mohtar yang kebagian bicara seusai
>                                                  Agus, berkomentar. "Semula
> saya mau mengkritik ABRI. Tapi
>                                                  ternyata ABRI-nya sudah
> mengakui kesalahannya. Apa boleh
>                                                  buat," kata Mohtar disambut
> tawa hadirin.
>
>                                                  Komentar Eep juga sama.
> "Saya kira kita baru saja mendengar
>                                                  pengakuan dosa ABRI. Semoga
> banyak jenderal di TNI yang
>                                                  seperti Pak Agus," cetus
> dosen muda itu disambut tepuk tangan
>                                                  hadirin.
>
>                                                         Hak Cipta © detikcom
> Digital Life 1999

Kirim email ke