Yw: Wah, ini salah kaprah...
Pengertian money politics itu ada dua jenis:
1. 'Bagi-bagi' duit milik partai/simpatisan sendiri
Ini kurang etis, but who cares. Wong duit, duit
mereka sendiri, mau buat ngeriting rambut kek,
apa kek... suka-suka aja.
2. 'Bagi-bagi' duit milik rakyat! (Berupa dana JPS,
fasilitas milik negara, anggaran negara, etc,
baik sumber sendiri maupun sumber hutang).
Nah, ini baru masalah ya etis, ya kriminal.
Misalnya: partai xxx, membagi duit JPS (ie.
milik rakyat),...
Pelanggaran no. 2 ini jelas banget lebih berat
dari yg no. 1. Silakan dikomentari, deh...
;-)
At 12:23 PM 6/10/99 +0700, you wrote:
>>>>
PDI Mega Terlibat Politik Uang di Jakarta Timur
Reporter Hestiana Dharmastuti
detikcom, Jakarta-Bukan cuma Golkar dan Partai Daulat Rakyat (PDR) yang
banyak dilaporkan organisasi pemantau pemilu telah melakukan money
politics. Bahkan PDI Perjuangan pun dilaporkan melakukan hal yang sama di
Jakarta Timur.
Adanya praktek haram itu ditemukan Unfrel (University Network for Fair dan
Free Election) pimpinan T Mulya Lubis. Temuan itu disampaikan oleh relawan
Unfrel bernama Dicky Hardianto yang bertugas memantau Pemilu 7 Juni 1999 di
perumahan AL di TPS 20 Jl Usman Harun RT 01/RW 05 Kecamatan Makassar,
Jakarta Timur.
Dicky melaporkan temuannya dalam selembar surat yang kemudian dikirimkan
lewat faksmili ke kantor pusat Unfrel, Jl Borobudur, Jakarta Pusat.
Reporter detikcom berhasil mendapatkan faksimili itu bersama wartawan
Rakyat Merdeka, Suara Bangsa, Sinar Pagi, dan Bali Post.
Menurut Febi Adamsyah, Koordinator Humas Unfrel, faks itu masuk ke kantor
pusat Unfrel pukul 15.12 WIB, Rabu (09/06/1999). Faks itu ditujukan pada
Divisi Pengaduan Unfrel attn Bapak Agung Supriyo/Daris, hal pengaduan money
politics PDI Perjuangan. Demikian bunyi surat yang ditulis Dicky, relawan
Unfrel yang berkode 089 ini:
Ass. Wr. Wb.
Saya mengadukan pelanggaran Pemilu 7 Juni kemarin. Di TPS 20 Jl Usman Harun
RT 01 RW 05 Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur, telah
terjadi praktek money politics yang dilakukan PDI Perjuangan (membagikan
uang Rp 10 ribu) oleh simpatisan atau pengurus PDI Perjuangan di daerah
setempat dari purnawirawan AL kepada beberapa tukang ojek untuk mendukung
PDI Perjuangan pada pemilu kemarin.
Pelanggaran ini cukup menarik karena ini memberi jawaban mengapa di
pemukiman ABRI, PDI Perjuangan menang. Bahkan di tempat itu adalah bekas
kediaman KSAL.
Terimakasih atas perhatiannya, saya mengharapkan Anda melakukan investigasi
dan melaporkan ke masyarakat demi tegaknya demokrasi di Indonesia.
Wassalam,
Dicky Hardianto (089)
Febi sendiri mengaku belum melakukan investigasi ulang terhadap laporan
itu. Akan tetapi kemenangan PDI Perjuangan di kawasan ABRI memang cukup
unik. Sebab di beberapa perkampungan sejenis, Golkar tetap nomor satu.
Misalnya di TPS di perumahan Paspampres (Pasukan Pengawal Presiden) di
Kramat Jati, Jakarta Timur, Golkar tetap unggul.